Syok hipovolemik adalah kondisi darurat dimana Mommil mengalami kehilangan banyak darah atau cairan. Kehilangan banyak darah dan cairan dapat membuat jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh.
Salah satu tanda syok hipovolemik yang perlu diwaspadai adalah tekanan darah yang menurun drastis, kulit pucat, napas cepat, dan detak jantung meningkat. Pada Mommil, syok hipovolemik sering terjadi karena adanya peradangan hebat yang menyebabkan volume darah menurun.
Artikel lainnya: Jangan Abaikan, Retensi Urin adalah Ancaman Nyata bagi Ibu Hamil!
Apa Itu Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik adalah kondisi serius yang terjadi ketika tubuh kehilangan lebih dari 20% volume darah atau cairan. Jika tidak segera ditangani, jantung tidak dapat mengalirkan cukup darah dan oksigen ke seluruh tubuh. Tanda syok hipovolemik yang perlu diwaspadai meliputi kulit pucat, napas cepat, detak jantung meningkat, dan tekanan darah menurun.
Syok hipovolemik bukan hanya disebabkan oleh pendarahan, tetapi juga bisa terjadi karena tubuh kehilangan banyak cairan, misalnya akibat diare terus-menerus, muntah berlebihan, atau keringat berlebih. Bahaya dari syok hipovolemik adalah organ tubuh bisa mengalami kerusakan karena darah dan oksigen yang dibutuhkan tidak mencukupi. Tanda syok hipovolemik yang perlu dikenali meliputi kulit pucat, napas cepat, detak jantung meningkat, dan tekanan darah menurun.
Faktor Terjadinya Syok Hipovolemik
Kehilangan banyak darah atau cairan akan menimbulkan penyakit syok hipovolemik. Mungkin Mom mengalami pendarahan di dalam tubuh tanpa disadari, sehingga penting untuk mengenali tanda syok hipovolemik seperti kulit pucat, napas cepat, detak jantung meningkat, dan tekanan darah menurun. Maka dari itu, ketahui faktor terjadinya syok hipovolemik pada Mommil di bawah ini:
1. Perdarahan Antepartum
Pendarahan antepartum adalah pendarahan yang terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu sebelum bayi lahir. Kondisi ini berbahaya karena dapat menyebabkan syok hipovolemik. Tanda syok hipovolemik yang perlu diwaspadai meliputi kulit pucat, napas cepat, detak jantung meningkat, dan tekanan darah menurun.
Gejala solusio plasenta yaitu terjadinya pendarahan yang dapat terlihat atau tersembunyi, nyeri perut, dan rahim terasa sangat kaku. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan tanda syok hipovolemik seperti kulit pucat, napas cepat, detak jantung meningkat, dan tekanan darah menurun yang bisa berujung pada kematian. Penyebab lainnya yaitu plasenta terlalu rendah sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.
2. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik menyebabkan pendarahan dari vagina yang disertai nyeri perut bagian bawah. Jika kehamilan ektopik pecah, pendarahan internal dalam jumlah besar dapat terjadi dan menimbulkan bahaya serius.
Pendarahan ini dapat memunculkan tanda syok hipovolemik seperti pusing, pingsan, kulit pucat, napas cepat, dan detak jantung meningkat. Tanda pendarahan kehamilan ektopik lainnya yaitu nyeri bahu, nyeri panggul berat, dan kondisi ini memerlukan penanganan segera karena dapat mengancam nyawa.
Artikel lainnya: Amankah Buah Kiwi untuk Ibu Hamil? Ini Penjelasannya!
Tahapan Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik merupakan kondisi berbahaya yang terjadi karena tubuh kehilangan banyak darah dan cairan. Penyakit ini berkembang secara bertahap, dan penting untuk mengenali tanda syok hipovolemik seperti kulit pucat, napas cepat, detak jantung meningkat, dan tekanan darah menurun. Maka dari itu, ketahui tahapannya agar bisa dilakukan deteksi dini dan mendapatkan penanganan segera:
Tahap 1
Pada tahap pertama syok hipovolemik, kehilangan darah kurang dari 15% dari total volume darah, yaitu sekitar 750 mL. Gejala yang timbul yaitu Mommil mengalami tekanan darah dan pernapasan yang masih normal, tiba-tiba merasa cemas, dan kulit terlihat pucat. Pada tahap ini, penanganan syok hipovolemik pada Ibu hamil perlu segera dilakukan dengan pemantauan ketat agar kondisi tidak berkembang menjadi lebih parah.
Tahap 2
Pada tahap kedua gejala syok hipovolemik, tubuh Mommil kehilangan darah sebanyak 15-30% atau sekitar 750-1.500 mL. Gejala yang terjadi yaitu detak jantung dan pernapasan Mommil meningkat, tekanan nadi menyempit, tekanan darah atas biasanya masih normal, dan tekanan darah bawah mulai naik. Pada tahap ini, penanganan syok hipovolemik pada Ibu hamil harus segera diberikan untuk mencegah kondisi memburuk dan melindungi kesehatan ibu serta janin.
Tahap 3
Pada tahap ketiga, Mommil akan kehilangan darah sebanyak 30-40% dari volume darah atau sekitar 1.500-2.000 mL. Gejala yang muncul yaitu tekanan darah mulai turun drastis, kesadaran terganggu, detak jantung meningkat lebih dari 120 kali per menit, dan jumlah urine semakin berkurang. Penanganan syok hipovolemik pada Ibu hamil pada tahap ini harus segera dilakukan di rumah sakit dengan pemantauan ketat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Tahap 4
Gejala yang terjadi pada tahap akhir syok hipovolemik yaitu kehilangan darah sebanyak 40% dari total volume darah. Tanda syok hipovolemik yang muncul pada tahap ini yaitu tekanan nadi yang sangat rendah dan detak jantung meningkat lebih dari 120 kali per menit. Pada kondisi ini, penanganan syok hipovolemik pada Ibu hamil harus dilakukan dengan segera dan intensif karena sudah masuk tahap yang kritis dan mengancam nyawa.
Artikel lainnya: Keluhan Ibu Hamil Trimester 2 dan Cara Mengurangi Risikonya!
Dampak Terjadinya Syok Hipovolemik pada Ibu dan Janin
Syok hipovolemik sangat berpengaruh bagi Ibu dan janin maka dari itu ketahui dampak yang terjadi bagi Mommil di bawah ini:
- Syok hipovolemik dapat menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah yang besar sehingga syok hipovolemik dapat mengancam nyawa Mommil.
- Pendarahan pasca persalinan, hal ini merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi.
- Gagal ginjal berat, faktor ini dapat terjadi karena adanya penurunan aliran darah ke ginjal.
- DIC atau yang disingkat sebagai disseminated intravascular coagulation merupakan gangguan pembekuan darah yang sangat berisiko.
- Jika Mommil tidak menanganinya dengan segera maka akan mengakibatkan komplikasi hingga risiko kematian.
Dampak syok hipovolemik yang terjadi pada janin yaitu:
- Hipoksia intrauterin, merupakan kondisi kekurangan oksigen di dalam kandungan yang menyebabkan kematian pada janin.
- Solusio plasenta dengan pelepasan sebanyak kurang dari 45% maka akan menyebabkan lahir mati.
- Dampak utama dari syok hipovolemik yaitu kelahiran prematur.
- Sulit dideteksi pada 10%-20% kasus solusio plasenta dapat terjadi tanpa gejala pendarahan atau nyeri sehingga dapat membahayakan janin hal ini terjadi karena terlambat diagnosis.
Mengenali tanda syok hipovolemik pada Ibu hamil sejak dini sangat penting untuk mencegah risiko serius bagi ibu dan janin. Jika Mom mengalami gejala mencurigakan, segera konsultasi ke dokter kandungan di KS Women and Children Clinic untuk mendapatkan penanganan cepat dan tepat.
0 Comments