Dapatkan Panduan Lengkap Seputar Kehamilan

Mulai Dari Sebelum Hamil, Saat Hamil & Sesudah Melahirkan

Jangan Anggap Remeh! Batuk Pertusis pada Anak Bisa Berakibat Fatal

batuk pertusis​

Batuk pertusis atau yang biasa dikenal dengan batuk rejan sangat mudah menular dan hal ini terjadi karena adanya infeksi bakteri. Setelah batuk saat menarik napas bunyinya terdengar seperti nada tinggi dan whoop. Kematian yang terjadi karena batuk pertusis anak sangat jarang, namun jika si Kecil terinfeksi maka segera ditangani dan disarankan untuk melakukan vaksin pertusis saat masih mengandung. 

Artikel lainnya: Croup adalah Infeksi Virus, Bukan Batuk Biasa pada Anak!  

Apa Itu Batuk Pertusis?

Batuk pertusis adalah penyakit menular yang terjadi sangat parah dan berkepanjangan pada bayi dan anak-anak. Penyakit ini biasanya dapat terjadi selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Jika si Kecil mengalami batuk pertusis maka akan mengeluarkan suara napas yang tinggi seperti whoop setelah batuk. 

Batuk pertusis anak dapat membuat si Kecil sulit untuk makan, minum, hingga bernapas sekalipun. Pada bayi batuk rejan dapat menyebabkan si Kecil berhenti napas sehingga penyakit ini sangat berbahaya. 

disc 10% pasien baru ks

Gejala Batuk Pertusis pada si Kecil

Setelah si Kecil terinfeksi batuk pertusis maka gejalanya dapat terjadi dalam waktu 10 hari, atau dalam beberapa kasus penyakit ini memiliki gejala selama 3 minggu. Gejala yang ditimbulkan mirip dengan flu biasa seperti hidung yang tersumbat atau berair, mata merah dan berair serta demam ringan dengan batuk. 

Namun, Mom tidak perlu khawatir setelah 1 hingga 2 minggu gejala yang terjadi mulai memburuk. Lendir yang kental akan menumpuk di saluran napas dan menyebabkan batuk hebat secara berulang dan tidak dapat dikendalikan. 

Batuk pertusis anak dapat terjadi selama berminggu-minggu dan biasanya batuk ini semakin parah di malam hari. Jika si Kecil mengalami batuk pertusis maka mereka bisa mengalami muntah, wajah yang merah, hingga kelelahan yang ekstrem. 

Namun berbeda dengan batuk pertusis yang dialami bayi, batuk yang terjadi justru tidak memiliki suara sama sekali. Batuk pertusis pada bayi memiliki gejala seperti tersedak, sulit bernapas, kulit, bibir, dan kuku berubah warna menjadi biru atau ungu, bahkan mengalami berhenti bernapas dalam beberapa waktu, sehingga dapat mengancam nyawa. Maka dari itu penting untuk konsultasi dengan dokter anak. 

Artikel lainnya: Sering Batuk dan Pilek? Kenali Ciri-Ciri ISPA pada Anak! 

Kenapa Batuk Pertusis Menjadi Fatal?

Batuk pertusis atau batuk rejan awalnya terjadi biasa saja sehingga gejalanya diabaikan, namun jika diabaikan batuk pertusis anak bisa menjadi fatal. Berikut beberapa masalah yang muncul akibat batuk pertusis yang tidak segera ditangani:

Komplikasi karena Infeksi

Jika batuk pertusis tidak segera ditangani maka akan menimbulkan komplikasi berikut komplikasi yang perlu diketahui:

  • Infeksi telinga tengah, bakteri penyebab batuk rejan dapat menyebar dan menyebabkan si Kecil sakit telinga. 
  • Infeksi paru-paru, bakteri dapat masuk dengan mudah ke dalam paru-paru sehingga menyebabkan sesak napas, demam, hingga batuk yang semakin parah. 
  • Apnea, yaitu adanya jeda napas sebentar, biasanya gejala ini terjadi pada bayi. 
  • Kejang, karena kurangnya oksigen atau demam yang tinggi. 
  • Peradangan pada otak, hal ini jarang terjadi namun hal ini bisa sangat serius. 
  • Dehidrasi, karena batuk pertusis yang terlalu parah atau muntah setelah batuk. 

Komplikasi yang Terjadi Jika Batuk Pertusis Sangat Keras dan Berulang

Komplikasi yang ditimbulkan dari batuk pertusis bukan hanya karena infeksi semata namun, komplikasi yang terjadi bisa terjadi karena batuk yang sangat keras dan berulang berikut penjelasannya:  

  • Mata merah karena pembuluh darah kecil di mata pecah saat batuk. 
  • Memiliki bintik merah di wajah atau dada, hal ini terjadi karena pembuluh darah kecil yang pecah. 
  • Mengompol secara tidak sengaja saat batuk. 
  • Pneumotoraks, udara yang terperangkap diantara paru-paru dan dinding dada sehingga si Kecil kesulitan untuk bernapas. 
  • Hernia, tekanan yang terjadi saat batuk dapat menyebabkan bagian isi perut keluar dari otot perut yang melemah. 
  • Prolaps rektum, bagian usus besar yang terdorong keluar melalui anus karena adanya tekanan saat batuk. 
  • Patah tulang rusuk karena batuk yang sangat kuat dan berkepanjangan. 

Siapa Saja yang Terinfeksi?

Batuk pertusis atau batuk rejan terjadi karena adanya bakteri bordetella pertusis dan bordetella parapertusis, bakteri tersebut menyebar lewat air liur di udara yang keluar pada orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Batuk pertusis sangat menular terutama jika ada anggota keluarga yang terinfeksi, maka dari itu gunakan masker. Meski si Kecil sudah mendapatkan vaksin namun, kekebalan tubuh dapat menurun, maka dari itu disarankan vaksin ulang di kemudian hari. 

Artikel lainnya: Kenali Perbedaan Batuk Biasa dan Pneumonia pada Bayi 

Bagaimana Cara Mencegah Batuk Pertusis?

Vaksin pertusis dapat mencegah infeksi atau mengurangi gejala, jika si Kecil mendapatkan vaksin DTaP, maka saat remaja harus mendapatkan vaksin Tdap. Perlu diketahui bahwa vaksin dapat berkurang efektivitasnya maka dari itu lakukan vaksin pertusis secara rutin. Dokter memberikan alternatif lain seperti memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi, kemudian dengan mencuci tangan dapat mencegah batuk pertusis dan infeksi pernapasan lainnya.  

Jangan anggap remeh batuk pertusis pada anak, karena bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Segera konsultasikan ke dokter anak di KS Women and Children Clinic untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat sebelum terjadi komplikasi serius.

Penulis

Penulis

Tanggal

07/10/2025

Penulis

Penulis

Tanggal

07/10/2025

0 Comments

Submit a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Bermanfaat Lainnya

Shares
Share This

Share This

Share this post with your friends!

Shares