Dapatkan Panduan Lengkap Seputar Kehamilan

Mulai Dari Sebelum Hamil, Saat Hamil & Sesudah Melahirkan

Cara Mendiagnosis dan Mengobati Anemia Hemolitik pada Bayi

anemia hemolitik​

Penyakit anemia hemolitik pada bayi merupakan kondisi yang terjadi ketika sel darah merah bayi dihancurkan karena adanya ketidakcocokan golongan darah antara Mom dan si Kecil. Sehingga masalah ini sering terjadi perbedaan golongan darah Rh atau ABO. 

Jika terjadi ketidakcocokan Rh maka tidak akan menimbulkan masalah di kehamilan pertama, namun dapat berisiko pada kehamilan berikutnya. Jika terjadi ketidakcocokan ABO maka akan berdampak sejak kehamilan pertama karena adanya antibodi Mommil yang sudah terbentuk sebelumnya. 

Artikel lainnya:  Langkah Cepat Mengatasi Sindrom Aspirasi Mekonium pada Bayi 

Apa Itu Anemia Hemolitik pada Bayi?

Anemia hemolitik adalah kondisi yang terjadi ketika sel darah merah yang ada di dalam tubuh hancur lebih cepat dari biasanya. Penyebabnya karena jenisnya yang berbeda, hal ini tergantung pada proses penghancuran sel darah merah terjadi, cara pengobatan penyakit ini tergantung pada jenis yang dialami. 

Saat tubuh menghancurkan sel darah merah maka sumsum tulang harus bekerja lebih keras dalam memproduksi sel darah merah baru dengan cepat, jika tidak dapat memenuhi jumlah sel maka akan menyebabkan anemia. Jenis anemia hemolitik terjadi dengan cepat dan dapat membahayakan nyawa si Kecil.

 

disc 10% pasien baru ks

Gejala Anemia Hemolitik pada Bayi

Gejala yang ditimbulkan dari penyakit anemia hemolitik pada bayi dapat muncul saat kehamilan dan setelah kelahiran si Kecil. Gejala yang timbul selama hamil yaitu:

  • Janin memiliki jumlah sel darah merah yang rendah, hal ini disebut dengan anemia. 
  • Kadar bilirubin yang tinggi dapat memicu penyakit tulang sehingga penyakit ini dikenal dengan hiperbilirubinemia. 
  • Terjadinya pembesaran pada hati dan limpa, hal ini terjadi karena organ bekerja lebih keras dalam mengganti sel darah merah yang hancur. 
  • Gagal jantung karena janin kesulitan memompa darah dengan baik. 
  • Terjadinya penumpukan cairan berbahaya yang terjadi di sekitar organ bayi sehingga dapat mengancam nyawa. 

Gejala yang timbul setelah bayi lahir yaitu: 

  • Si Kecil memiliki kulit yang pucat. 
  • Kesulitan bernapas juga gejala dari anemia hemolitik. 
  • Lemas atau sangat mengantuk. 
  • Si Kecil memiliki penyakit kuning. 

Cara Mendiagnosis Anemia Hemolitik

Mendiagnosis anemia hemolitik pada bayi selama kehamilan dengan cara:

  • Dokter akan memeriksa riwayat kesehatan dan kehamilan Mommil. 
  • Kemudian akan menentukan golongan darah Mommil. 
  • Memeriksa apakah Mommil memiliki antibodi sel darah merah yang dapat mengancam nyawa si Kecil. 

Jika si Kecil memiliki risiko anemia hemolitik maka akan dilakukan beberapa tes seperti berikut:

  • Memeriksa golongan darah Ayah dan Mommil, apakah memiliki ketidakcocokan. 
  • Kemudian akan dilakukan pemantauan kadar antibodi secara berkala untuk mengetahui keadaanya meningkat atau tidak. 
  • Melakukan USG dan tes laboratorium untuk memeriksa janin mengalami anemia. 
  • Melakukan amniosentesis untuk mengetahui kadar bilirubin yang menjadi tanda anemia pada janin. 
  • Kemudian dokter akan menyuntikan RhoGAM untuk mencegah penyakit ini.  

Artikel lainnya: Mengenal Hipotermia pada Bayi dan Cara Pencegahannya 

Cara Mengobati Anemia Hemolitik

Bayi yang mengalami penyakit anemia hemolitik maka harus mendapatkan jenis perawatan, hal ini tergantung pada tingkat keparahannya, berikut hal yang harus dilakukan dalam mengobati penyakit ini: 

  • Memberikan ASI lebih sering, hal ini dilakukan agar si Kecil mendapatkan cairan tambahan agar bilirubin terbuang lebih cepat. 
  • Fototerapi merupakan tempat khusus di bawah lampu biru, sinar ini dapat mengeluarkan bilirubin pada si Kecil. 
  • Jika tekanan darah si Kecil terlalu rendah maka dokter akan memberikan obat. 
  • Jika penyakit yang dialami cukup berat maka dibutuhkan pengobatan transfusi tukar, hal ini dilakukan karena sebagian besar darah bayi dikeluarkan, darah donor yang segar dimasukan ke dalam tubuh bayi, hal ini dilakukan agar si Kecil dapat membuang bilirubin. 
  • Transfusi, pengobatan ini dilakukan agar si Kecil mendapatkan transfusi darah tanpa prosedur tukar darah, biasanya hal ini dilakukan saat si Kecil pulang dari rumah sakit. 

Artikel lainnya: Penyebab Gastroschisis pada Bayi Bisa Dimulai dari Hal Sepele? 

Bagaimana Cara Mencegahnya?

Penyakit anemia hemolitik dapat dicegah dengan cara memberikan imunoglobulin anti D kepada Mommil yang memiliki golongan darah Rh negatif. Imunoglobulin anti D biasanya diberikan pada usia kehamilan 28 minggu dan dosis tambahan setelah persalinan jika si Kecil memiliki Rh-positif. 

Kemudian akan dilakukan pemeriksaan golongan darah antara Mommil dan si Kecil di awal kehamilan, hal ini dilakukan agar dapat mendeteksi sedini mungkin. Kemudian akan dilakukan tes lanjutan setelah persalinan, hal ini dilakukan agar Mommil perlu mendapatkan tambahan imunoglobulin atau tidak. 

Kemudian akan dilakukan pemantauan kondisi Mom jika terjadi keguguran, pendarahan, atau masalah lainnya maka dokter akan memberikan imunoglobulin tambahan. Kemudian Mommil akan mendapatkan edukasi tentang Rh-negatif agar mengetahui perawatan kehamilan yang tepat. 

Anemia hemolitik pada bayi perlu didiagnosis dan ditangani dengan cepat untuk mencegah komplikasi serius. Jika Mom membutuhkan pemeriksaan atau penanganan lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter kandungan atau dokter anak di KS Women and Children Clinic untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan menyeluruh.

Penulis

Penulis

Tanggal

07/05/2025

Penulis

Penulis

Tanggal

07/05/2025

0 Comments

Submit a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Bermanfaat Lainnya

Shares
Share This

Share This

Share this post with your friends!

Shares