Di Indonesia, tindakan aborsi atau menggugurkan kandungan hanya boleh dilakukan pada kondisi darurat medis, yang jika tidak dilakukan bisa membahayakan Mommil atau janin, serta pada korban pemerkosaan. Menggugurkan kandungan tanpa kondisi medis tersebut merupakan tindakan ilegal karena beberapa hal, termasuk efek menggugurkan kandungan yang juga bisa mempengaruhi kesehatan Mommil sendiri.
Efek menggugurkan kandungan dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan yang tidak diinginkan, baik itu kesehatan tubuh seperti meningkatkan risiko Mom terkena infeksi radang panggul hingga kesehatan psikologis yang dapat berujung depresi.
Penting untuk mengetahui efek menggugurkan kandungan supaya Mom dapat mempertimbangkan keputusan yang besar ini. Simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Aborsi?
Aborsi adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengguguran kandungan. Kasus aborsi yang biasanya terjadi disebabkan oleh kehamilan yang tidak diinginkan karena beberapa alasan.
Tindakan aborsi biasanya dilakukan pada trimester pertama, yaitu pada umur kehamilan kurang dari 22 minggu. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk melakukan aborsi di trimester kedua kehamilan.
Metode Aborsi yang Perlu Diketahui
Berbagai metode aborsi digunakan tergantung pada usia kehamilan. Jika Mommil mengambil keputusan untuk melakukan aborsi, dokter kandungan perlu mempertimbangkan berapa usia kehamilan Mommil sebelum memutuskan metode aborsi mana yang akan digunakan.
Ada 2 (dua) metode aborsi yang bisa digunakan untuk menggugurkan kandungan, antara lain :
- Aborsi medis : metode aborsi menggunakan obat untuk diminum pada awal kehamilan untuk menggugurkan janin. Aborsi medis tampaknya tidak meningkatkan risiko komplikasi kehamilan di masa depan, asalkan dilakukan di bawah bimbingan tim medis profesional.
- Aborsi bedah : Ini adalah prosedur pembedahan untuk mengeluarkan janin dari rahim melalui vagina. Prosedurnya biasanya dilakukan dengan menggunakan alat penyedot atau alat yang disebut kuret. Selain itu, ada pula prosedur dilatasi dan evakuasi (D&E) yang mana dilakukan pada trimester kedua kehamilan, atau biasanya setelah usia kandungan melewati 14 minggu.
Efek Menggugurkan Kandungan
Melakukan aborsi merupakan keputusan besar yang memiliki konsekuensi emosional dan psikologis. Jika Mom berencana untuk melakukan aborsi, pastikan Mom memahami apa saja yang diperlukan, efek samping, kemungkinan risiko, komplikasi, dan alternatifnya.
Resiko aborsi bisa berbahaya jika ditangani oleh orang yang tidak memiliki kemampuan medis yang cukup di bidangnya, serta tidak didukung oleh peralatan yang sesuai dengan standar medis. Adapun efek menggugurkan kandungan secara ilegal bagi kesehatan wanita :
Infeksi Radang Panggul
Infeksi radang panggul merupakan infeksi yang terjadi pada organ reproduksi wanita. Penyakit ini paling sering terjadi ketika bakteri menular seksual menyebar dari vagina ke rahim, saluran tuba, atau ovarium. Risiko wanita mengalami infeksi radang panggul akan meningkat akibat efek menggugurkan kandungan.
Aborsi tidak lengkap
Bagian janin atau produk kehamilan lainnya mungkin tidak sepenuhnya keluar dari rahim, sehingga memerlukan prosedur medis lebih lanjut. Aborsi tidak lengkap dapat menyebabkan infeksi dan pendarahan. Aborsi tidak lengkap biasanya ditandai dengan pendarahan vagina sedang hingga berat, yang mungkin disertai nyeri perut bagian bawah dan/atau panggul.
Penggumpalan darah di rahim
Penggumpalan darah yang menyebabkan kram parah terjadi pada sekitar 1 persen dari semua kasus aborsi. Gumpalan biasanya dihilangkan dengan tindakan kuretase.
Mempengaruhi Kesuburan
Jika Mom mengalami komplikasi aborsi atau telah melakukan beberapa kali aborsi akan mempengaruhi kesuburan Mom di masa yang akan datang. Sehingga efek menggugurkan kandungan dapat mempersulit wanita untuk memiliki anak di masa depan.
Trauma Psikologis
Secara psikologis, efek menggugurkan kandungan dapat menimbulkan perasaan seperti rasa bersalah, cemas, malu, stres, hingga dapat berujung depresi.
Itulah efek menggugurkan kandungan untuk kesehatan wanita. Oleh sebab itu, konsultasikan pada dokter kandungan dan pertimbangkanlah matang-matang resiko aborsi sebelum mengambil keputusan untuk menggugurkan kandungan.
0 Comments