Dapatkan Panduan Lengkap Seputar Kehamilan

Mulai Dari Sebelum Hamil, Saat Hamil & Sesudah Melahirkan

Langkah Cepat Mengatasi Sindrom Aspirasi Mekonium pada Bayi

sindrom aspirasi mekonium

Sindrom aspirasi mekonium atau yang disingkat dengan MAS merupakan gangguan pernapasan pada bayi baru lahir. MAS terjadi pada bayi yang menghirup cairan ketuban yang bercampur mekonium kemudian masuk ke saluran pernapasan sehingga menyebabkan penyumbatan, peradangan paru dan penyakit lainnya. Mekonium sangat berbahaya karena mengandung banyak kuman sehingga meningkatkan risiko infeksi pada paru-paru. 

Artikel lainnya: Mengenal Hipotermia pada Bayi dan Cara Pencegahannya 

Apa Itu Sindrom Aspirasi Mekonium?

Sindrom aspirasi mekonium merupakan kondisi bayi yang mengalami gangguan pernapasan karena adanya mekonium yang masuk ke dalam paru-paru saat proses persalinan. Mekonium sendiri merupakan kotoran pertama si Kecil yang berwarna hijau dan memiliki tekstur yang lengket. 

disc 10% pasien baru ks

Jika si Kecil mengeluarkan mekonium sebelum lahir maka akan terhirup ke dalam paru-parunya, sehingga hal ini menyebabkan saluran pernapasan yang tersumbat, mengalami iritasi pada paru-paru, dan memiliki gangguan surfaktan yang dapat membantu paru-paru bayi mengembang saat lahir. 

Mengapa Sindrom Aspirasi Mekonium Berbahaya?

Mekonium merupakan kotoran pertama bayi yang memiliki tekstur kental dan lengket. Cara membersihkan mekonium atau kotoran pertama bayi cukup sulit apalagi jika masuk ke dalam paru-paru. 

Jika kotoran tersebut masuk ke dalam paru-paru maka akan menyumbat saluran pernapasan si Kecil, membuat paru-paru menjadi sulit mengembang, dan si Kecil akan kekurangan oksigen. Maka dari itu jika si Kecil mengalami mekonium maka akan mengalami kesulitan bernapas. 

Gejala dan Penyebab yang Perlu Diwaspadai

Jika si Kecil mengalami sindrom aspirasi mekonium maka gejala yang akan terjadi yaitu si Kecil mengalami kesulitan dalam bernapas, memiliki denyut jantung yang lambat, dan kulit yang berwarna biru. Gejala berikutnya yaitu si Kecil memiliki napas yang cepat, mengeluarkan suara dengkur saat bernapas. Gejala selanjutnya yaitu dada terlihat tertarik ke dalam saat bernapas dan si Kecil tampak lemas. 

Penyebab terjadinya aspirasi mekonium yaitu saat janin mengalami stres di dalam kandungan. Penyebab terjadinya stres pada bayi yaitu infeksi, si Kecil kekurangan oksigen, dan memiliki masalah saat persalinan. Saat bayi stres maka si Kecil akan menarik napas dengan kuat, kemudian masuk ke dalam paru-paru yang dapat menyumbat saluran pernapasan. 

Artikel lainnya: Penyebab Gastroschisis pada Bayi Bisa Dimulai dari Hal Sepele? 

Diagnosis Sindrom Aspirasi Mekonium

Sebelum proses persalinan Mom harus monitor detak jantung janin, jika detak jantung lambat maka hal ini merupakan tanda aspirasi mekonium. Cara diagnosis bayi yang baru lahir yaitu dengan memeriksa cairan ketuban yang keluar apakah bercampur dengan mekonium atau tidak. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan melihat adanya noda mekonium di pita suara bayi dengan laringoskop. 

 Setelah bayi lahir maka cara diagnosisnya yaitu memeriksa bunyi napas si Kecil dengan stetoskop oleh dokter anak. Berikutnya dilakukan pemeriksaan gas darah untuk mendeteksi kadar asam darah rendah, kadar oksigen menurun, dan kadar karbon dioksida yang meningkat. Kemudian langkah selanjutnya dengan foto rontgen dada untuk mengetahui adanya noda atau bercak di paru-paru bayi. 

Langkah Penanganan Sindrom Aspirasi Mekonium

Mulut si Kecil harus segera di sedot, hal ini dilakukan saat kepala bayi mulai terlihat dalam proses persalinan. Jika cairan ketuban memiliki tekstur kental yang bercampur mekonium dan bayi memiliki tanda stres sebelum lahir maka si Kecil membutuhkan perawatan khusus. 

Jika Mom memiliki cairan ketuban dengan warna kental dan bercampur mekonium dan bayi memiliki tanda stres sebelum lahir maka dibutuhkan perawatan lanjutan seperti NICU/ unit perawatan intensif bayi. 

Perawatan yang dilakukan selanjutnya yaitu dengan menggunakan antibiotik untuk mencegah atau mengobati infeksi. Kemudian perawatan selanjutnya dengan alat bantu napas, hal ini dilakukan agar paru-paru si Kecil mengembang. Lakukan teknik tepuk dada untuk melonggarkan lendir atau sisa mekonium yang ada di paru-paru. 

Artikel lainnya: 5 Tips Efektif Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Rumah 

Mencegah Sindrom Aspirasi Mekonium

Cara mencegah sindrom aspirasi mekonium yang perlu diketahui yaitu:

  • Tidak perlu menyedot mulut dan hidung bayi secara rutin, karena tindakan tersebut tidak disarankan karena terbukti tidak mengurangi risiko bayi menghirup risiko bayi menghirup mekonium. 
  • Penyedotan saluran pernapasan jika si Kecil terlihat lemas, hal ini dilakukan jika si Kecil memiliki tanda bahaya seperti memiliki napas yang lemah, detak jantung yang kurang dari 100 kali per menit, dan tubuh si Kecil terlihat lemas. 
  • Penanganan yang dilakukan oleh Mom yaitu jika si Kecil terlihat lemas maka perlu disedot. 
  • Jangan menyedot mulut atau hidung si Kecil jika mereka tidak memiliki gejala sindrom aspirasi mekonium. 
  • Langkah terakhir yaitu pemantauan persalinan, hal ini sangat penting untuk mencegah si Kecil dari stres. Stres pada janin terjadi karena penyebab utama keluarnya mekonium ke dalam air ketuban. 

Penanganan cepat sindrom aspirasi mekonium sangat penting untuk mencegah risiko serius pada bayi. Konsultasikan kehamilan dan persalinan dengan dokter kandungan dan dokter anak di KS Women and Children Clinic untuk mendapatkan pemantauan dan perawatan terbaik bagi Mom dan bayi.

 

 

Penulis

Penulis

Tanggal

07/04/2025

Penulis

Penulis

Tanggal

07/04/2025

0 Comments

Submit a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Bermanfaat Lainnya

Mengenal Hipotermia pada Bayi dan Cara Pencegahannya

Mengenal Hipotermia pada Bayi dan Cara Pencegahannya

Hipotermia pada bayi terjadi ketika suhu tubuh si Kecil turun di bawah 35°C. Suhu tubuh bayi yang sehat biasanya berkisar antara 36°C hingga 37,9°C. Meskipun suhu tubuh bayi bisa berubah-ubah, suhu terendah biasanya mencapai 35,5°C pada pagi hari, sedangkan di sore...

read more
Shares
Share This

Share This

Share this post with your friends!

Shares