Melahirkan bayi perempuan mungkin menjadi kebahagiaan tersendiri untuk Mom dan Ayah. Akan tetapi, Mom dan Ayah mungkin menjadi bingung apakah bayi perempuan harus disunat atau tidak.
Sunat sendiri merupakan tindakan membuang sebagian atau seluruh kulit penutup bagian depan pada alat genital. Tindakan sunat secara umum dilakukan khusus untuk anak laki-laki.
Pada anak laki-laki, sunat dilakukan dengan membuang kulit penutup depan dari glans penis, atau dikenal juga dengan nama prepusium. Tujuan melakukan sunat pada anak laki-laki adalah untuk menjaga agar kemaluan bersih dari tumpukan lemak yang terdapat di lipatan kulit preputium (dikenal sebagai smegma), juga berfungsi untuk menurunkan risiko infeksi saluran kemih, infeksi pada penis, maupun risiko mengalami penyakit menular seksual pada laki-laki usia dewasa.
Lantas, Bagaimana Sunat Anak Perempuan Dilakukan?
Sunat Anak Perempuan atau Female Genital Mutilation (FGM) adalah tindakan pemotongan atau pengangkatan sebagian atau seluruh bagian luar alat kelamin wanita (vulva). Secara anatomi, vulva terdiri dari struktur penting seperti mons pubis (gundukan lunak jaringan lemak di bagian depan vulva, di daerah kemaluan yang menutupi tulang kemaluan), prepuce (kulup), klitoris, labia majora dan minora, dan masing-masing lubang untuk uretra/saluran kemih, vagina dan kelenjar Bartholini. Pada sunat anak perempuan, struktur tersebut sangat rentan untuk terkena luka atau infeksi karena salah satu bagian atau bahkan seluruh organ tersebut akan terlibat dalam praktik sunat ini.
Dalam aspek medis, praktik sunat anak perempuan dikelompokkan oleh WHO menjadi beberapa tipe berdasarkan bagian organ yang diangkat, yaitu:
Tipe I
Tipe pertama pada sunat bayi perempuan yaitu dengan melakukan pengangkatan sebagian atau total klitoris dan/atau kulup (klitoridektomia), yang terbagi menjadi:
- Tipe Ia: Pengangkatan tudung klitoris atau kulup saja
- Tipe Ib: Pengangkatan klitoris dengan kulup
Tipe II
Tipe II pada sunat bayi perempuan yaitu dengan melakukan pengangkatan sebagian atau total klitoris dan labia minora, dengan atau tanpa eksisi labia majora (eksisi)
- Tipe IIa: Pengangkatan labia minora saja
- Tipe IIb: Pengangkatan sebagian atau total klitoris dan labia minora
- Tipe IIc: Pengangkatan sebagian atau seluruh klitoris, labia minora dan labia majora
Tipe III
Tipe III pada sunat bayi perempuan yaitu dengan melakukan penyempitan lubang vagina dengan pembuatan segel penutup dengan memotong dan menempatkan labia minora dan/atau labia majora, dengan atau tanpa eksisi klitoris (infibulasi)
- Tipe IIIa: Penghilangan dan aposisi/menggabungkan jaringan yang terpotong pada labia minora menjadi segel penutup
- Tipe IIIb: Penghilangan dan aposisi/menggabungkan jaringan yang terpotong pada labia majora menjadi segel penutup
Tipe IV
Tidak diklasifikasikan.
Apa Dampak Melakukan Sunat pada Anak Perempuan?
Melakukan tindakan sunat bayi perempuan tentunya mengakibatkan konsekuensi langsung, seperti berikut.
- Rasa sakit dan pendarahan yang parah
- Kesulitan buang air kecil
- Infeksi
- Luka pada jaringan kelamin di dekatnya
- Kematian
Hampir semua yang telah menjalani sunat anak perempuan mengalami rasa sakit dan pendarahan akibat tindakan tersebut. Rasa sakit yang ditimbulkan oleh tindakan sunat anak perempuan tidak berhenti pada prosedur awal, tetapi sering berlanjut. Selain rasa sakit yang parah dalam minggu-minggu setelah pemotongan, wanita yang menjalani sunat anak perempuan juga menyisakan berbagai efek jangka panjang secara fisik, seksual, dan psikologis.
Anak perempuan Mom mungkin mengalami nyeri kronis, infeksi panggul kronis, perkembangan kista, abses dan tukak kelamin, pembentukan jaringan parut yang berlebihan, infeksi pada sistem reproduksi, penurunan kenikmatan seksual dan konsekuensi psikologis, seperti gangguan stres pasca trauma.
Risiko tambahan yang akan dialami oleh anak saat dewasa yaitu masalah buang air kecil dan menstruasi, infertilitas, pembedahan selanjutnya (defibrilasi dan reinfibulasi) dan hubungan seksual yang menyakitkan. Hubungan seksual hanya dapat dilakukan setelah infibulasi dibuka, melalui pembedahan atau hubungan seksual penetrasi. Akibatnya, hubungan seksual seringkali menyakitkan selama minggu-minggu pertama setelah inisiasi seksual dan pasangan pria juga dapat mengalami rasa sakit dan komplikasi.
Lalu, Bolehkah Sunat Bayi Dilakukan?
Tindakan sunat bayi perempuan belum terbukti memiliki manfaat secara medis. Sebaliknya, dampak negatif secara kesehatan sangat terlihat meskipun tindakan sunat dilakukan saat masih usia bayi. Oleh karena itu, banyak negara sepakat untuk tidak melakukan sunat bayi perempuan untuk mencegah kerusakan pada organ genital perempuan.
Sunat masih bisa dilakukan untuk anak laki-laki karena sudah terbukti manfaatnya secara kesehatan. Sehingga Mom yang memiliki bayi perempuan tidak perlu melakukan sunat bayi perempuan untuk tetap menjaga kesehatan si kecil. Mom dapat terus memberikan asupan nutrisi yang sehat, melakukan vaksinasi dan pemeriksaan rutin untuk tetap menjaga kesehatan si kecil.
Kehamilan Sehat sebagai klinik yang menyediakan pelayanan mulai dari si kecil masih dalam kandungan hingga pelayanan poli anak memiliki dokter spesialis anak dan konsultan laktasi. Mom dapat melakukan pemeriksaan rutin untuk si kecil, melengkapi vaksinasi dan berkonsultasi dengan dokter anak. Sehingga Mom tidak perlu khawatir dalam memonitoring pertumbuhan dan perkembangan di kecil. Rutin lakukan pemeriksaan si kecil hanya di Kehamilan Sehat ya Mom.
0 Comments