Campak pada anak merupakan penyakit menular yang sering terjadi di berbagai negara. Jika salah satu anak terinfeksi campak maka hampir semua anak terinfeksi karena mereka belum punya sistem kekebalan tubuh yang kuat. Walaupun si Kecil sudah melakukan vaksin campak, wabah campak masih sering terjadi sehingga hal ini menyebabkan kematian pada anak yang serius.
Apa Itu Campak?
Campak pada anak adalah penyakit yang paling menular karena bisa menyebar lewat udara serta percikan batuk dan bersin sehingga dapat menyerang sistem kekebalan tubuh. Maka dari itu campak merupakan masalah yang serius terutama bagi anak-anak. Menurut data WHO sebanyak 115.000 orang meninggal karena mengalami campak setiap tahunnya, dan biasanya menyerang anak usia di bawah 5 tahun.
Artikel lainnya: Cara Mengurangi Rasa Gatal Akibat Gigitan Serangga pada Anak
Gejala dan Penyebaran Campak
Gejala campak pada anak yaitu demam dan ruam merah di kulit, namun karena ada banyak penyakit lain dengan gejala yang serupa maka campak susah dikenali. Gejala campak biasanya muncul setelah masa inkubasi selama 7 hingga 21 hari. Campak diawali dengan bercak putih keabuan di dalam mulut hal ini dinamakan dengan bercak koplik kemudian munculnya ruam merah di wajah dan leher dan kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh dalam 3-7 hari.
Gejala campak pada anak akan menular sejak hari ke 4 dan ruam akan muncul hingga 4 hari sesudahnya sehingga dapat menular ke orang lain tanpa disadari. Setelah beberapa hari ruam akan memudar dengan sendirinya namun, akan meninggalkan bekas kehitaman di kulit yang biasa disebut dengan hiperpigmentasi.
Ciri-Ciri Campak
Campak merupakan penyakit menular pada anak meskipun pemberian vaksin dilakukan, dalam kasus ini penderita campak terus meningkat ciri-ciri campak pada anak yang perlu diketahui yaitu:
- Perlu diketahui bahwa campak biasanya terjadi pada anak dibawah usia 1 tahun, hal ini terjadi karena bayi belum mendapatkan vaksin yang cukup.
- Terdapat 72% kasus campak di rumah sakit terus meningkat pada anak di bawah usia 1 tahun.
- Komplikasi penyakit campak biasanya dengan pneumonia.
- Infeksi bakteri sekunder seperti radang paru, otitis media dan penyakit lain biasanya juga dapat terjadi.
- Anak yang kekurangan gizi biasanya lebih berisiko mengalami komplikasi.
- Tingkat kerusakan hati yang biasanya jarang terjadi pada si Kecil.
Pengobatan Campak
Jika si Kecil mengalami demam disertai dengan ruam merah dan sebelumnya mengalami batuk, pilek, mata merah, serta memiliki rasa silau terhadap cahaya, maka kemungkinan besar itu adalah campak pada anak. Campak pada anak biasanya sulit dibedakan dengan penyakit lainnya seperti rubella, parvovirus B19, HHV 6, dan demam berdarah. Maka dari itu, lakukan tes laboratorium untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Perlu diketahui bahwa campak pada anak tidak memiliki pengobatan khusus, maka dari itu untuk mendukung pemulihan biarkan si Kecil istirahat dengan cukup, perbanyak asupan cairan, dan berikan obat pereda demam. Jika terjadi infeksi tambahan, dokter akan memberikan antibiotik secara rutin meskipun belum ada tanda infeksi.
Demam pada campak biasanya akan turun dalam waktu dua hari sejak munculnya ruam, namun bisa saja terjadi komplikasi yang lebih serius. Pasien campak pada anak yang dirawat di rumah sakit harus menjalani isolasi selama empat hari setelah terjadinya campak untuk mencegah penularan.
Artikel lainnya: Kebiasaan Sehat untuk Mencegah Sakit Mata pada Anak!
Mencegah Campak
Vaksin merupakan cara yang paling penting untuk mencegah penularan campak. Vaksin akan bekerja dengan cara virus yang dilemahkan dan dapat memicu sistem kekebalan tubuh dalam membentuk perlindungan, sehingga hal ini mirip dengan kekebalan alami setelah sembuh dari campak. Vaksin memiliki efektivitas yang tinggi sebanyak 95% hingga pemberian vaksin kedua.
Suntikan yang pertama biasanya tidak terlalu efektif namun, sebagian besar memberikan respon positif setelah vaksin kedua. Vaksin pertama yang gagal terjadi karena si Kecil memiliki antibodi dari Mom.
Biasanya pemberian vaksin campak pertama kali diberikan pada usia 9 bulan, dan dosis kedua diberikan pada usia dua tahun, hal ini dilakukan untuk memastikan si Kecil benar-benar terlindungi. Satu dosis vaksin biasanya memberikan kekebalan sebanyak 95%, maka dari itu lakukan vaksin campak sebanyak dua kali.
Vaksin kombinasi juga biasanya akan dilakukan dengan cara mencampurkan vaksin campak dengan gondongan, rubella, atau dengan cacar air, kombinasi vaksin tersebut aman dan efektif digunakan. Jika seseorang baru saja terpapar campak maka vaksin masih bisa diberikan dalam waktu 72 jam. Hal ini bisa membantu mencegah infeksi karena ada virus di dalam vaksin berkembang lebih cepat dari virus liar.
Ciri campak pada anak seperti bintik Koplik dan perubahan warna ruam seringkali terlewat karena mirip gejala penyakit lain. Padahal, mengenali gejala sejak dini penting untuk mencegah komplikasi serius.
Jika anak menunjukkan tanda-tanda campak, segera konsultasikan ke dokter anak di KS Women and Children Clinic. Untuk pencegahan terbaik, lakukan vaksin campak di KS dan lindungi anak sejak dini dari risiko penularan.
0 Comments