Dapatkan Panduan Lengkap Seputar Kehamilan

Mulai Dari Sebelum Hamil, Saat Hamil & Sesudah Melahirkan

Bayi Hipotonia, Apakah Bisa Sembuh Total? Cari Tahu di Sini!

bayi hipotonia​

Hipotonia pada bayi adalah kondisi di mana otot bayi terlihat lemah atau kurang kencang, biasanya penyakit ini dideteksi saat si Kecil baru lahir atau di awal kehidupan mereka. Jika si Kecil mengalami hipotonia maka tubuhnya akan terlihat lemas saat lahir dan kesulitan untuk menekuk lutut dan siku. Bayi hipotonia juga terjadi karena adanya berbagai penyakit atau kelainan yang memengaruhi kekuatan otot, saraf, dan fungsi otak. 

Artikel lainnya: Penyebab Gastroschisis pada Bayi Bisa Dimulai dari Hal Sepele? 

Hipotonia pada Bayi

Bayi hipotonia merupakan kondisi otot yang terasa lemas atau kurang kencang, penyakit ini dikenal dengan sindrom bayi lemas atau floppy infant syndrome. Tonus otot merupakan tingkatan ketegangan atau kekencangan otot di saat tubuh dalam keadaan istirahat. 

Jika bayi hipotonia maka ototnya akan terasa sangat lembek dan tidak memiliki perlawanan sama sekali. Tonus otot sangat penting karena dapat membantu tubuh menjaga postur, memungkinkan kita bergerak dengan baik dan memiliki peran dalam mengatur fungsi organ. 

disc 10% pasien baru ks

Hipotonia pada bayi biasanya terjadi di tangan atau kaki biasanya akan kesulitan untuk duduk tegak, sulit mengangkat kepala, dan tidak mampu menekuk lutut atau sikut. Bayi hipotonia merupakan masalah ketegangan atau kekenyalan otot, meski begitu kelemahan otot sering muncul karena hal ini merupakan gejala dari hipotonia. 

Penyebab Terjadinya Bayi Hipotonia

Tonus rendah pada bayi terjadi karena banyak faktor yang dapat memengaruhi otot atau saraf. Penyebabnya karena ensefalopati hipoksia yaitu kerusakan pada otak karena kurang oksigen. Gangguan genetik seperti down syndrome, sindrom prader willi, atrofi otot tulang belakang atau distrofi otot yang menyebabkan otot menjadi lemah seiring berjalannya waktu. 

Penyebab lainnya yaitu adanya penyakit metabolik yaitu gangguan yang terjadi pada proses pengolahan energi di dalam tubuh, dan terjadinya masalah pada hormon dan gangguan endokrin. Beberapa infeksi tertentu seperti gagal jantung juga dapat memengaruhi. 

Namun, tidak menutup kemungkinan dalam beberapa kasus dokter tidak menemukan penyebab terjadinya hipotonia pada bayi. Hipotonia pada bayi tidak menimbulkan bahaya dan akan membaik seiring berjalannya waktu. 

Apa Saja Gejala yang Terjadi?

Bayi hipotonia biasanya tidak memiliki gerakan kaki dan lengan yang kuat sehingga tubuh mereka terlihat lemas dan tidak aktif. Bayi yang mengalami hipotonia pada bayi biasanya akan mengalami keterlambatan dalam perkembangannya, gejala yang terjadi yaitu: 

  • Leher si Kecil akan melemah dan tidak bisa mengontrol kepala. 
  • Kemudian tubuh akan terasa lemas saat diangkat. 
  • Tangan dan kaki si Kecil akan menggantung lurus. 
  • Bayi akan kesulitan mengisap sert menelan karena bayi yang mengalami hipotonia akan memiliki masalah saat menyusu. 
  • Sendi yang dimiliki si Kecil juga terlihat sangat lentur karena persendian bayi terlalu fleksibel. 

Artikel lainnya: Ikterus Adalah Warna Kuning pada Kulit Bayi, Apa Penyebabnya? 

Bagaimana Cara Mendiagnosis Bayi Hipotonia?

Jika dokter anak mencurigai adanya gejala tonus otot rendah atau hipotonia maka mereka akan melakukan beberapa tes untuk memastikannya. Dokter akan menilai perkembangan bayi dengan menanyakan riwayat kesehatan keluarga kemudian melakukan pemeriksaan fisik secara langsung. 

Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter dengan cara memegang atau menggerakan tubuh si Kecil dengan beberapa posisi. Bayi hipotonia biasanya sudah diketahui sejak kelahirannya atau saat pemeriksaan secara rutin pada bayi baru lahir. 

Namun, tidak menutup kemungkinan hipotonia dideteksi saat si Kecil sudah balita seperti sulit untuk duduk, merangkak, hingga berjalan. Kemudian dokter akan melakukan tes tambahan seperti:

  • Dokter akan melakukan tes urin dan pengambilan cairan dari tulang belakang. 
  • Kemudian melakukan tes genetik untuk mendeteksi kelainan bawaan. 
  • Pemeriksaan penyakit metabolik. 
  • Melakukan skringing infeksi seperti toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus (CMV) dan HIV. 
  • Melakukan pemeriksaan dengan MRI atau CT scan untuk melihat kondisi saraf. 

Apakah Hipotonia pada Bayi Bisa Sembuh?

Perlu diketahui bahwa jika si Kecil memiliki hipotonia maka tidak bisa disembuhkan total. Karena jenis hipotonia bawaan, penyembuhan tidak mungkin terjadi dan gejala yang dimiliki akan tetap ada seumur hidup. Namun, dengan melakukan terapi fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara, dan stimulasi sensorik dapat mengurangi masalah pada penyakit ini. 

Meskipun tidak dapat sembuh sepenuhnya dengan terapi yang tepat, penderita hipotonia dapat meningkatkan kemampuan gerak dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih baik. 

Artikel lainnya: 5 Tips Efektif Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Rumah 

Bagaimana Cara Mengatasi dan Merawat Hipotonia?

Pengobatan hipotonia pada bayi tergantung pada kondisi dan kemampuan anak, biasanya dokter akan menyusun rencana perawatannya berdasarkan kesehatan umum agar si Kecil dapat mengikuti terapi. Anak yang mengalami hipotonia harus menjalankan fisioterapi secara rutin hal ini untuk membantu otot menjadi lebih kuat dan melatih gerakan tubuh. 

Pengobatan yang akan dilakukan tergantung pada kemampuan bayi, kemudian akan diarahkan untuk melakukan gerakan duduk tegak, berjalan, hingga berolahraga. Kemudian akan dilatih keseimbangan tubuhnya, dan gerakan halus seperti memegang bola. 

Bayi hipotonia mungkin tidak selalu bisa sembuh total, tapi dengan perawatan yang tepat, perkembangannya tetap bisa maksimal. Segera konsultasikan ke dokter anak di KS Women and Children Clinic untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan terbaik bagi si Kecil.

Penulis

Penulis

Tanggal

07/05/2025

Penulis

Penulis

Tanggal

07/05/2025

0 Comments

Submit a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Bermanfaat Lainnya

Shares
Share This

Share This

Share this post with your friends!

Shares