Dapatkan Panduan Lengkap Seputar Kehamilan

Mulai Dari Sebelum Hamil, Saat Hamil & Sesudah Melahirkan

Mengapa Inkontinensia Urine Sering Terjadi pada Ibu Hamil?

inkontinensia urine​

Selama kehamilan Mom mungkin sering buang air kecil, biasanya hal ini terjadi hingga usia kehamilan 18 minggu dan akan muncul kembali setelah usia kandungan 30 minggu. Hal ini terjadi karena rahim yang membesar dapat menekan kandung kemih sehingga volume cairan Mommil meningkat. Maka dari itu ketahui cara mengontrol inkontinensia urine pada Ibu hamil di artikel ini!

Artikel lainnya: Jangan Abaikan, Retensi Urin adalah Ancaman Nyata bagi Ibu Hamil! 

disc 10% pasien baru ks

Apa Itu Inkontinensia Urine pada Ibu Hamil?

Inkontinensia urine merupakan kondisi dimana Mom sulit mengontrol kandung kemih. Jika Mom mengalami masalah ini maka yang Mom rasakan seperti buang air kecil secara berlebihan. 

Masalah ini terjadi karena adanya perubahan bentuk tubuh selama kehamilan dan persalinan, termasuk tekanan dari rahim serta pengaruh hormon pada otot panggul. Kondisi inkontinensia urin pada Ibu hamil umumnya bersifat sementara, jadi Mom tidak perlu khawatir. Setelah si Kecil lahir, fungsi otot panggul akan perlahan membaik dan keluhan ini biasanya akan berkurang.

Penyebab Terjadinya Inkontinensia Urine saat Hamil

Selama kehamilan tubuh Mom berubah agar janin dapat tumbuh dengan optimal. Perubahan yang terjadi dapat memengaruhi kontrol kandung kemih seperti tekanan rahim dan janin serta otot dasar panggul yang melemah. 

Rahim yang semakin membesar dapat menekan kandung kemih sehingga kapasitas penyimpanannya berkurang, kondisi ini memicu inkontinensia urin pada Ibu hamil. Selain itu, hormon progesteron membuat otot panggul lebih fleksibel sebagai persiapan persalinan. Namun, perubahan ini sekaligus melemahkan otot sehingga Mom menjadi lebih sulit menahan urine.

Kondisi ini dapat terjadi setelah Mom melahirkan dengan persalinan normal, hal yang memicu inkontinensia yaitu kerusakan saraf panggul, cedera otot panggul, dan prolaps organ panggul. 

Artikel lainnya: Keluhan Ibu Hamil Trimester 2 dan Cara Mengurangi Risikonya! 

Jenis Inkontinensia Urine pada Ibu Hamil

Jenis inkontinensia urine pada Ibu hamil yang paling sering yaitu inkontinensia  urin stres atau ISK. Selama kehamilan ISK dapat terjadi jika Mom mengalami batuk, bersin, tertawa, atau melakukan aktivitas ringan seperti berjalan. 

Jenis yang kedua yaitu inkontinensia urin mendesak atau yang dikenal dengan UUI. UUI terjadi saat otot kandung kemih menegang tanpa adanya kendali sehingga Mom akan merasakan dorongan untuk buang air kecil tiba-tiba. 

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Di awal kehamilan, Mom mungkin akan merasa ingin buang air kecil lebih sering. Kondisi inkontinensia urin pada Ibu hamil ini biasanya berlangsung hingga usia kehamilan 18 minggu, bahkan bisa berlanjut sampai 30 minggu. Hal tersebut terjadi karena volume cairan tubuh meningkat dan adanya tekanan dari pertumbuhan bayi pada kandung kemih.

Inkontinensia urine saat kehamilan tidak bisa dikontrol, urine akan keluar saat Mommil tertawa, batuk, bersin, atau sedang olahraga. Perubahan hormon selama kehamilan juga menyebabkan otot dasar panggul jadi lebih rileks sehingga kebocoran urine dapat terjadi. Untuk menunda urine keluar Mom dapat meremas otot dasar panggul saat merasa akan bocor. 

1. Kontrol Kandung Kemih

Selama kehamilan sebaiknya Mom penuhi kebutuhan cairan, hal ini penting dilakukan untuk menjaga tubuh dan bayi tetap terhidrasi serta membantu meringankan inkontinensia urin pada Ibu hamil. Mom perlu tahu bahwa warna urine yang normal yaitu kuning pucat, jika warna urine tampak lebih gelap maka kemungkinan Mom mengalami dehidrasi. Jadi, jangan lupa minum air yang cukup setiap hari ya, Mom.

2. Latihan Dasar Panggul

Latihan dasar panggul dapat memperkuat otot dasar panggul dan membantu mengendalikan kandung kemih, usus, dan menyokong organ yang ada di panggul. Otot panggul yang kuat sebelum melahirkan dapat mengurangi risiko inkontinensia urine pasca persalinan. 

3. Jaga Berat Badan

Selama kehamilan pasti berat tubuh Mom naik secara alami, namun kenaikan berat badan selama kehamilan harus tetap dikontrol. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada kandung kemih dan otot dasar panggul sehingga inkontinensia pada Mommil dapat terjadi. 

4. Konsumsi Makanan Serat Tinggi

Selama kehamilan penting untuk Mommil mengonsumsi makanan dengan serat yang tinggi untuk melancarkan pencernaan dan cegah sembelit. Hal ini penting dilakukan karena mengejan terlalu kuat selama hamil dapat melemahkan otot dasar panggul. Jika otot dasar panggul melemah maka kebocoran urine selama kehamilan dapat terjadi. 

Artikel lainnya: Anggur untuk Ibu Hamil, Kaya Nutrisi tapi Perlu Dibatasi? 

inkontinensia urine

Apakah Inkontinensia Urine dapat Dicegah? 

Inkontinensia urine selama kehamilan tidak dapat dicegah selama kehamilan. Namun, Mom dapat melakukan beberapa langkah untuk mengurangi risikonya dan membantu mengontrol kandung kemih yang lebih baik. 

Mom dapat melatih otot dasar panggul selama kehamilan setiap hari. Karena latihan ini dapat membantu memperkuat otot yang berfungsi menahan urine agar tidak mudah bocor. 

Inkontinensia urine selama kehamilan memang umum terjadi, tetapi bukan berarti harus dibiarkan begitu saja. Dengan latihan otot dasar panggul, menjaga berat badan ideal, serta memperhatikan asupan cairan dan nutrisi, Mom bisa membantu mengurangi keluhan ini. 

Jika kebocoran urine terasa mengganggu atau tidak kunjung membaik, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan di KS Women and Children Clinic. Dokter akan membantu menemukan penyebabnya dan memberikan penanganan yang tepat agar Mom bisa merasa lebih nyaman selama kehamilan. 

Kategori

Penulis

Penulis

Tanggal

11/08/2025

Kategori

Penulis

Penulis

Tanggal

11/08/2025

0 Comments

Submit a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Bermanfaat Lainnya

Shares
Share This

Share This

Share this post with your friends!

Shares