Dapatkan Panduan Lengkap Seputar Kehamilan

Mulai Dari Sebelum Hamil, Saat Hamil & Sesudah Melahirkan

Cara Stimulasi agar Bayi Cepat Duduk dan Merangkak Sesuai Tahap Perkembangan

cara stimulasi anak agar cepat duduk dan merangkak

Mom and Dad tentu menantikan momen saat si kecil mulai bisa duduk dan merangkak. Kedua kemampuan ini merupakan bagian penting dari perkembangan motorik bayi yang tidak bisa dipaksakan, namun dapat distimulasi dengan cara yang tepat. Dengan stimulasi sesuai tahap perkembangan, Mom and Dad dapat membantu si kecil belajar bergerak lebih percaya diri serta memperkuat otot dan koordinasi tubuhnya secara optimal.

Artikel lainnya : Anak Belum Bisa Jalan? Panduan Stimulasi yang Bisa Mom & Dad Coba di Rumah

Panduan stimulasi untuk bayi yang belajar duduk 

Mengutip dari buku SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) duduk mandiri dengan kedua tangan menopang tubuhnya (tripoid-sendiri) merupakan salah satu perkembangan motorik kasar bayi usia 6-8 bulan. Dan pada usia 9-11 bulan bayi sudah dapat duduk sendiri dari posisi berbaring. 

Oleh karena itu, stimulasi duduk perlu dilakukan secara bertahap, aman, dan disesuaikan dengan usia serta kesiapan bayi, sehingga Mom & Dad dapat mendampingi si kecil belajar duduk dengan nyaman dan optimal sebelum masuk ke tahapan stimulasi berikutnya.

Cara stimulasi bayi duduk tanpa bantuan (mandiri)

Bayi dapat mulai belajar duduk sendiri ketika tubuhnya sudah cukup kuat dan terlihat lebih seimbang. Pada awalnya, bayi mungkin hanya bisa duduk sebentar. Hal ini normal karena bayi masih belajar menjaga keseimbangan. Seiring berjalannya waktu, bayi akan mampu duduk lebih lama dan lebih stabil. 

Saat bayi belajar duduk sendiri, orang tua tetap perlu mengawasi dengan dekat. Keseimbangan bayi belum sempurna, sehingga ia masih bisa terjatuh dan berisiko terluka jika ditinggal sendirian. 

Aktivitas sederhana untuk membantu bayi belajar duduk : 

  • Letakkan mainan di depan bayi agar ia tertarik meraih dan bermain
  • Letakkan mainan sedikit lebih jauh supaya bayi belajar meregangkan tubuh sambil menjaga keseimbangan 
  • Tiup gelembung sabun untuk menarik perhatian bayi dan mendorongnya meraih gelembung tersebut 

Selama bayi belajar duduk, Mom & Dad bisa berikan semangat dan pujian agar ia lebih percaya diri. 

Melatih bayi duduk sendiri tanpa bantuan dari posisi tengkurap 

Melatih bayi duduk dari posisi tengkurap dapat membantu menguatkan otot inti dan melatih koordinasi tubuhnya. Lakukan stimulasi ini secara perlahan dan pastikan bayi dalam kondisi nyaman. 

Langkah-langkah yang dapat Mom & Dad lakukan : 

  • Letakkan bayi dalam posisi tengkurap
  • Mom atau Dad dapat menarik pinggul bayi ke arah belakang secara perlahan 
  • Saat pinggul sudah dalam posisi menekuk dan kedua lutut bayi sudah menumpu, tarik dan posisikan pinggul bayi ke samping kiri atau kanan 
  • Posisikan bokong bayi menempel pada alas 
  • Pastikan satu tangan bayi menapak kuat pada alas dan tangan lainnya diarahkan ke belakang hingga bayi berada pada posisi duduk dan tangan yang bergerak menumpu pada sisi samping badan 

Lakukan stimulasi ini saat bayi sedang aktif dan tidak rewel. Jika bayi terlihat lelah atau tidak nyaman, hentikan terlebih dahulu dan coba kembali di lain waktu.

Cara melatih bayi duduk sendiri tanpa bantuan dari posisi tengkurap

Stimulasi ini membantu bayi melatih keseimbangan dan kekuatan otot tubuh bagian atas. Lakukan secara bertahap dan pastikan bayi dalam kondisi nyaman.

Langkah-langkah yang dapat Mom & Dad lakukan:

  • posisikan bayi dalam keadaan duduk 
  • posisikan kedua tangan bayi terbuka dan menyangga tubuh
  • berikan sokongan kedua pinggul bayi agar lebih stabil
  • biarkan bayi bermain pada saat posisi duduk 

Mom & Dad pastikan selalu awasi bayi selama stimulasi dan hentikan jika bayi terlihat lelah atau tidak nyaman.

Panduan stimulasi untuk bayi belajar merangkak 

Merangkak menjadi fase penting yang membantu bayi mengembangkan kekuatan otot tangan, kaki, punggung, serta koordinasi antara gerakan tubuh dan penglihatan. Pada tahap ini, bayi mulai aktif bergerak dan mengeksplorasi lingkungan sekitarnya, sehingga stimulasi yang tepat sangat dibutuhkan agar kemampuan merangkak berkembang secara optimal dan aman.

Fase merangkak merupakan salah satu tahapan perkembangan motorik kasar pada bayi usia 6–8 bulan. Kemudian pada usia 9–11 bulan, bayi umumnya sudah dapat merangkak dengan lebih lancar dan mandiri. Mom & Dad sudah mulai bisa memberikan stimulasi di usia ini agar si Kecil mulai belajar mengkoordinasikan gerakan tangan, kaki, serta otot inti di tubuhnya. 

Cara stimulasi bayi untuk belajar merangkak

  • Bayi diposisikan pada posisi merangkak 
  • Posisikan paha orang tua atau pengasuh untuk membantu stabilisasi di daerah pinggul sambil diberikan stimulasi dengan mendorong dan menarik pinggul 
  • Letakkan mainan yang disukai bayi di luar jangkauannya tapi jangan terlalu jauh 
  • Usahakan agar bayi mau merangkak ke arah mainan dengan menumpu pada kedua tangan dan lututnya 

Untuk mendukung proses ini, Mom & Dad dapat menyiapkan area bermain yang aman dan nyaman di rumah agar bayi bebas bergerak dan bereksplorasi. Di tahap ini, bayi mulai lebih mandiri dan aktif mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. 

Agar proses tumbuh kembang bayi lebih optimal, pastikan Mom & Dad selalu berkonsultasi dengan dokter spesialis anak terpercaya di KS Women and Children Clinic. Melalui pemeriksaan rutin dan konsultasi yang tepat, dokter dapat membantu memantau perkembangan si Kecil sekaligus memberikan rekomendasi stimulasi yang sesuai dengan usia dan kebutuhannya.

Ditinjau oleh : dr. D. A. Dini Primashanti Dewi, M. Biomed, Sp. A

Penulis

Penulis

Tanggal

12/30/2025

Penulis

Penulis

Tanggal

12/30/2025

0 Comments

Submit a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Bermanfaat Lainnya

Diet untuk Ibu Menyusui yang Aman dan ASI Tetap Lancar

Diet untuk Ibu Menyusui yang Aman dan ASI Tetap Lancar

Masa menyusui merupakan periode penting yang memerlukan perhatian khusus terhadap asupan nutrisi ibu. Di satu sisi, ibu menyusui sering ingin kembali ke berat badan ideal setelah melahirkan. Namun di sisi lain, kebutuhan tubuh untuk memproduksi ASI tetap harus...

read more
Shares
Share This

Share This

Share this post with your friends!

Shares