Dapatkan Panduan Lengkap Seputar Kehamilan

Mulai Dari Sebelum Hamil, Saat Hamil & Sesudah Melahirkan

Cara Mencegah Hipotermia pada Anak Saat Cuaca Dingin

hipotermia​

Hipotermia merupakan kondisi dimana tubuh mengalami penurunan di bawah 35°C, sehingga hal ini merupakan kondisi darurat yang harus ditangani dengan segera. Ketika suhu tubuh si Kecil di bawah suhu normal maka akan menyebabkan komplikasi dan akan berdampak buruk bagi kesehatan. Maka dari itu menjaga suhu normal sangat penting, ketahui penyebab dan mencegah hipotermia pada anak saat cuaca dingin. 

Artikel lainnya: Mengenal Syok Hipovolemik: Kondisi yang Mengancam Nyawa si Kecil 

Apa Itu Hipotermia?

Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh berada di bawah 35°C, hipotermia dibagi menjadi beberapa tahap seperti: 

  • Hipotermia ringan: Memiliki suhu tubuh sekitar 32°C hingga 35°C.
  • Hipotermia sedang: Memiliki suhu tubuh sekitar 28°C hingga 32°C. 
  • Hipotermia berat: Memiliki suhu tubuh di bawah 28°C.

Beberapa ahli berpendapat bahwa suhu tubuh di bawah 25°C termasuk ke dalam kategori hipotermia berat sehingga sangat berbahaya. Namun, perlu diketahui bahwa pengukuran suhu tubuh terkadang kurang akurat dan respon tubuh setiap orang berbeda. 

disc 10% pasien baru ks

Penyebab Hipotermia pada Anak

Hipotermia terjadi ketika tubuh kehilangan suhu panas dengan cepat daripada tubuh menghasilkan panas. Penyebab hal ini karena si Kecil terpapar cuaca dingin atau menggunakan air dengan suhu dingin. 

Jika berada di lingkungan dengan suhu yang dingin maka bisa menyebabkan hipotermia, apalagi jika si Kecil tidak menggunakan pakaian hangat. Hal yang bisa memicu terjadinya hipotermia yaitu: 

  • Tidak menggunakan pakaian hangat. 
  • Terlalu lama berada di luar ruangan saat dingin. 
  • Tidak mengganti pakaian basah atau tidak pindah ke tempat hangat dan kering. 
  • Tinggal di rumah dengan suhu yang dingin. 

Artikel lainnya: Ternyata Ini Dampak Mengerikan Jika Screen Time Anak Tidak Dibatasi! 

Gejala Hipotermia pada Anak

Saat suhu tubuh mulai turun maka tubuh si Kecil akan menggigil, reaksi tersebut merupakan cara otomatis tubuh untuk menghangatkan diri saat mengalami kedinginan. Gejala hipotermia yang perlu diketahui yaitu: 

  • Menggigil secara terus menerus. 
  • Berbicara menjadi tidak jelas atau cadel. 
  • Napas menjadi lambat. 
  • Denyut nadi melemah. 
  • Tubuh terasa kaku dan gerakan tidak bisa dikendalikan. 
  • Mengantuk secara berlebihan. 
  • Pingsan atau kehilangan kesadaran. 

Cara Mencegah Hipotermia pada Anak

Hipotermia dapat dicegah dengan mengajarkan si Kecil cara sederhana yang dapat dilakukan untuk menghindari hipotermia pada anak yaitu:

1. Ubah Kebiasaan Sehari-Hari

Usahakan si Kecil tetap berada di dalam ruangan saat cuaca dingin di luar. Jika si Kecil merengek untuk bermain di luar maka kenakan pakaian hangat, jika terasa masih dingin kenakan jaket tebal serta sarung tangan, topi dan kaos kaki. 

2. Lindungi si Kecil dari Orang yang Rentan

Anak kecil dan lansia berisiko terkena hipotermia maka dari itu lindungi si Kecil. Jika si Kecil dirawat dengan nenek atau kakek di rumah maka kenakan pakaian hangat untuk mereka, karena dengan hal ini dapat mencegah tertularnya hipotermia pada anak. 

3. Pastikan Rumah untuk Tetap Hangat

Pastikan suhu di rumah hangat, maka dari itu sangat direkomendasikan untuk memiliki pemanas ruangan di dalam rumah. Pemanas ruangan dapat digunakan saat musim hujan hal ini untuk menghindari hipotermia pada anak. 

4. Hindari Aktivitas yang Berisiko Hipotermia

Hindari kegiatan di luar saat musim hujan terjadi, jangan izinkan si Kecil untuk mandi hujan karena hal ini dapat menjadi pemicu hipotermia pada anak. Jika si Kecil tetap merengek maka kenakan jas hujan serta jaket agar tubuh si Kecil tidak basah terkena air hujan, jika bajunya basah maka segera ganti.  

Artikel lainnya: Anak Sering Sakit? Waspadai Kekurangan Energi Protein pada Anak! 

Langkah Pertolongan Pertama Jika si Kecil Terkena Hipotermia

Pemanasan ulang merupakan tindakan penting dalam menangani hipotermia pada anak. Maka dari itu ketahui jenis cara pemanasan ulang, kelebihan, serta kekurangannya dan pilih metode pemanasan yang sesuai dengan rendah suhu tubuh di bawah ini: 

1. Pemanasan Pasif

Langkah pertama yang dapat dilakukan Mom yaitu lepaskan pakaian basah atau dingin dan bungkus si Kecil dengan selimut di tempat yang hangat. Metode ini dapat menghasilkan suhu panas pada si Kecil. Metode ini dapat mencegah tubuh semakin dingin, namun biasanya pengobatan ini dilakukan bersamaan dengan menggunakan penghangat ruangan. 

2. Pemanasan Eksternal Aktif

Pemanasan eksternal aktif memiliki tujuan untuk menghangatkan bagian luar tubuh seperti menggunakan penghangat luar ruangan, memakai sumber panas radiasi, dan menggunakan kompres atau bantalan hangat. 

Namun dalam beberapa pengobatan pasti memiliki risiko maka dari itu darah dingin dari tangan dan kaki dapat kembali ke jantung dan akan membuat suhu tubuh menurun. Risiko lainnya yaitu dapat memicu tekanan darah turun, jantung berhenti atau berdetak dengan cepat. 

3. Pemanasan Internal Aktif

Cara ini dilakukan dengan menghangatkan tubuh dari dalam dan memiliki beberapa jenis diantaranya non invasif, invasif, dan pemanasan ekstrakorporeal. Pemanasan non invasif dengan cara memberikan panas dari dalam tubuh. 

Pemanasan invasif memiliki cara seperti memberikan cairan hangat di beberapa area dan memberikan sensasi panas di ruangan. Pemanasan ekstrakorporeal memiliki cara seperti menghangatkan darah di luar tubuh dengan mesin khusus. 

Cegah hipotermia pada anak dengan pakaian hangat dan perlindungan yang tepat. Konsultasi lebih lanjut dengan dokter anak di KS Women and Children Clinic.

Penulis

Penulis

Tanggal

06/30/2025

Penulis

Penulis

Tanggal

06/30/2025

0 Comments

Submit a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Bermanfaat Lainnya

Dampak Asfiksia Neonatorum pada Perkembangan Bayi

Dampak Asfiksia Neonatorum pada Perkembangan Bayi

Asfiksia neonatorum adalah kondisi di mana pertukaran gas di dalam darah terganggu, jika hal ini berlangsung dalam cukup yang lama maka akan menyebabkan penurunan kadar oksigen dan peningkatan kadar karbon dioksida. Hal ini merupakan penyebab terjadinya angka kematian...

read more
Shares
Share This

Share This

Share this post with your friends!

Shares