Cacar air merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak-anak dan mudah menular di lingkungan sekitar, seperti rumah, sekolah atau tempat bermain. Kondisi ini kerap membuat Mom & Dad khawatir, terutama saat anak mulai menunjukkan perubahan pada kondisi tubuhnya.
Oleh karena itu, penting bagi Mom & Dad untuk memahami ciri-ciri cacar air, cara penularannya serta langkah yang tepat agar si Kecil mendapatkan perawatan yang sesuai dan dapat pulih dengan optimal.
Apa gejala dan ciri-ciri anak yang terkena cacar air?
Cacar air atau yang dikenal secara medis sebagai varicella adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak, namun juga dapat dialami oleh remaja dan orang dewasa yang belum pernah terinfeksi atau belum mendapatkan vaksin cacar air.
Gejala cacar air pada anak umumnya muncul secara bertahap sesuai dengan fase penyakitnya mulai dari masa inkubasi hingga ke pemulihan.
Fase inkubasi (10-21 hari)
Pada fase ini, virus varicella-zoster telah masuk ke dalam tubuh dan mulai berkembang serta menyebar melalui aliran darah. Umumnya, belum tampak gejala spesifik dari cacar air, sehingga anak terlihat sehat dan beraktivitas seperti biasa.
Fase prodromal (1-2 hari)
Fase prodromal merupakan tahap awal setelah masa inkubasi, biasanya berlangsung selama satu hingga dua hari. Pada fase ini, biasanya akan menimbulkan gejala seperti :
- Demam, yang dapat meningkat hingga sekitar 39°C
- Sakit kepala
- Penurunan nafsu makan
- Badan terasa lemas atau tidak nyaman
Pada anak-anak selain keluhan tersebut, seringkali sudah mulai tampak gejala ruam awal berupa bintik kemerahan kecil di beberapa bagian tubuh. Ruam ini menjadi tanda bahwa penyakit akan memasuki fase berikutnya, yaitu fase aktif.
Meskipun gejala yang muncul terlihat ringan, pada fase prodromal penyakit cacar sudah bisa menular.
Fase ruam aktif (5-10 hari)
Pada fase ini, ruam cacar air akan mulai muncul. Biasanya dimulai dari bintik-bintik merah di wajah, dada, dan punggung, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Seiring berjalannya waktu, bintik merah tersebut akan berubah menjadi lepuhan berisi cairan, lalu mengering dan membentuk keropeng (koreng). Meski sebagian ruam sudah mulai mengering, bintik atau ruam yang baru masih bisa muncul dalam waktu bersamaan.
Pada fase ini, anak berada dalam periode paling menular, terutama selama masih ada lepuhan yang berisi cairan. Selain itu, gejala demam dan rasa gatal akan dirasakan semakin intens.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mencegah anak menggaruk ruam agar mencegah risiko infeksi kulit sekunder dan bekas luka yang semakin parah.
Fase pemulihan
Tahap terakhir cacar air yaitu fase pemulihan. Biasanya fase pemulihan berlangsung sekitar 1-2 minggu. Saat luka lepuhan sembuh, biasanya akan menyebabkan rasa gatal dan tidak nyaman. Semakin lama, lepuhan akan mengering dan membentuk keropeng (koreng).
Pada fase ini, demam mulai mereda dan kondisi anak berangsur membaik. Keropeng akan mengelupas dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu. Jika semua lepuhan sudah mengering dan tidak muncul ruam baru, maka cacar air tidak akan menular.
Risiko komplikasi cacar air pada anak
Gejala cacar air bisa semakin parah dan semakin berat karena kondisi daya tahan tubuh yang lemah atau memiliki riwayat penyakit pernapasan.
Tanda-tanda yang menunjukkan kondisi mulai berbahaya antara lain :
- Sesak napas
- Batuk
- Nyeri dada
- Demam terus menerus
- Jarang buang air kecil
- Anak terlihat lemas dan kesadarannya menurun
Cacar air dapat menyebabkan komplikasi serius yang perlu diwaspadai seperti pneumonia (radang paru-paru), infeksi otak, dehidrasi, hingga infeksi pada kulit. Oleh karena itu, anak yang terkena virus cacar air wajib untuk segera dibawa ke dokter agar dapat segera ditangani.
Penularan cacar air melalui apa?
Cacar air merupakan penyakit yang sangat mudah menular. Penularan dapat terjadi sejak 24 jam sebelum ruam muncul dan tetap berlangsung hingga sekitar 5 hari setelah ruam muncul, atau sampai seluruh lepuhan mengering dan membentuk keropeng.
Virus varicella-zoster menyebar melalui udara, yaitu percikan droplet saat penderita batuk, bersin, atau berbicara, terutama di ruangan tertutup. Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuhan atau luka cacar air.
Tidak hanya itu, virus juga berpindah melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian, sprei, handuk, alat makan, atau mainan yang digunakan bersama penderita cacar air. Karena sifat penularannya yang tinggi, satu anak yang terinfeksi dapat dengan mudah menularkan virus kepada orang-orang di sekitarnya.
Cara mengatasi cacar air pada anak
Cacar air umumnya bisa sembuh sendiri, baik pada anak-anak maupun orang dewasa, dan biasanya akan membaik dalam waktu 1-2 minggu. Pengobatan cacar air biasanya untuk mengurangi nyeri dan meredakan gejala. Pemberian obat biasanya karena kondisi tertentu dan sesuai anjuran dokter.
Agar proses pemulihan lebih cepat dan mengurangi nyeri dari gejala yang ditimbulkan, Mom & Dad dapat segera membawa si Kecil ke dokter saat gejala mulai muncul.
Selain itu, untuk mengurangi rasa tidak nyaman dari gejala cacar air, Mom & Dad bisa melakukan perawatan di rumah untuk si Kecil dengan cara :
- Pemberian obat pereda nyeri dan penurun demam sesuai anjuran dan dosis dari dokter
- Memberikan obat antivirus sesuai resep dokter (misalnya : Acyclovir), dalam 48-72 jam pertama sejak munculnya ruam
- Perawatan kulit dengan lotion khusus untuk mengatasi lepuhan pada cacar air dan mencegah infeksi bakteri sesuai anjuran dokter
- Memastikan kebutuhan cairan terpenuhi dengan baik agar terhindar dari dehidrasi
- Kenakan pakaian longgar dan berbahan katun, untuk mencegah si Kecil dari kepanasan, menggigil dan iritasi kulit
- Pastikan kuku si Kecil tidak panjang untuk meminimalisir luka semakin parah karena garukan dan mencegah infeksi bakteri
- Mandi dengan air suhu normal dan sabun mandi khusus (ph sabun sesuai anjuran dokter) lalu keringkan kulit dengan handuk
Hal yang sebaiknya tidak dilakukan orang tua saat anak terkena cacar air :
- Jaga jarak dan hindari kontak langsung dengan bayi baru lahir, ibu hamil, serta orang dengan daya tahan tubuh lemah, karena cacar air dapat berbahaya bagi mereka
- Hindari menggaruk bintik cacar karena dapat menyebabkan bekas luka
- Sebaiknya tidak pergi ke sekolah sampai semua lepuhan atau luka cacar kering untuk menghindari penyebaran infeksi
- Jangan kompres anak yang demam dengan air dingin karena pembuluh darah di bawah kulit dapat menyempit jika air terlalu dingin, dan dapat memperparah kondisi demam
Cegah cacar air dengan vaksinasi
Langkah pencegahan yang tepat untuk menghindari infeksi cacar air yaitu dengan vaksin Varisela. Vaksin varisela mengandung virus varicella-zoster yang dilemahkan, sehingga dapat merangsang kekebalan tubuh membentuk antibodi untuk melawan virus.
Vaksin ini dapat diberikan mulai dari usia si Kecil 12 bulan. Pada usia 1-12 tahun diberikan diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan, usia 13 tahun atau lebih diberikan dengan interval 4 sampai 6 minggu.
Pemberian vaksin Varisela direkomendasikan Ikatan Dokter Anak Indonesia sesuai jadwal imunisasi, terutama pada anak yang belum pernah terinfeksi cacar air.
Penanganan yang tepat dan pencegahan sejak dini adalah kunci menghadapi cacar air. Jika muncul gejala, segera periksakan ke dokter. Untuk perlindungan jangka panjang, lengkapi imunisasi cacar air agar keluarga tetap sehat dan terlindungi.
Mom & Dad dapat membawa si Kecil untuk periksa ke dokter spesialis anak terpercaya di KS Women and Children Clinic. Didukung dengan fasilitas medis yang lengkap, tenaga dokter berpengalaman, serta lingkungan yang ramah anak. Sehingga Mom & Dad bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan rasa tenang dalam mencegah atau mengatasi cacar air pada si kecil.
Ditinjau oleh : dr. D. A. Dini Primashanti Dewi, M. Biomed, Sp. A









0 Comments