Cerebral palsy pada bayi adalah kondisi yang terjadi ketika bagian otak yang mengatur gerakan otot mengalami kerusakan atau tidak berkembang dengan baik. Penyakit ini adalah penyebab utama kecacatan pada bayi. Gejala dan dampaknya bisa berbeda-beda untuk setiap orang, begitu juga cara pengobatannya. Namun, dengan kemajuan dalam dunia medis dan teknologi, orang dengan cerebral palsy dapat hidup lebih lama dan menjalani hidup yang lebih baik.
Apa Itu Cerebral Palsy?
Cerebral palsy pada bayi merupakan gangguan otak yang terjadi pada bayi yang memengaruhi gerakan tubuh dan otot. Penyakit ini terjadi karena adanya perubahan pada otak yang sedang berkembang dan mengganggu kemampuan otak untuk mengendalikan gerakan, postur, hingga keseimbangan tubuh.
Cerebral sendiri mengacu pada otak dan palsy memiliki arti masalah pada gerakan. Dalam beberapa kasus hal ini terjadi pada bagian otak yang mengendalikan gerakan tidak berkembang dengan baik selama di dalam kandungan. Namun, dalam beberapa kasus gejala cerebral palsy pada bayi yaitu kerusakan otak yang terjadi sebelum, saat, atau setelah kelahiran.
Gejala cerebral palsy pada bayi terjadi karena masalah yang terjadi di otak seperti kerusakan pada bagian otak yang mengatur gerakan atau yang biasa disebut dengan materi putih otak. Gangguan pertumbuhan otak juga menjadi penyebab perubahan gen, gejala lainnya yaitu pendarahan di otak dan kekurangan oksigen saat kelahiran.
Penyebab Cerebral Palsy
Cerebral palsy pada bayi merupakan kerusakan otak yang dapat terjadi pada saat sebelum, selama, atau setelah kelahiran si Kecil. Sekitar 80% CP terjadi karena kerusakan sebelum kelahiran dan 10% terjadi setelah kelahiran.
Penyebab cerebral palsy sebelum dan selama kehamilan diantaranya yaitu:
- Gejala cerebral palsy pada bayi yaitu kelahiran prematur.
- Masalah perkembangan otak janin atau yang biasa disebut kelainan bentuk.
- Infeksi pada otak atau sumsum tulang belakang.
- Stroke yang dapat mengganggu perkembangan otak.
- Masalah genetik yang dapat memengaruhi pertumbuhan janin.
- Kekurangan oksigen pada darah ke otak selama kehamilan.
- Bayi menelan kotoran sehingga dapat memengaruhi masalah pernapasan.
- Hipoglikemia atau yang biasa dikenal dengan kadar gula rendah pada bayi baru lahir.
Penyebab cerebral palsy pada bayi setelah lahir terjadi karena beberapa faktor diantaranya:
- Cedera akibat kecelakaan.
- Bayi mengalami kekerasan fisik.
- Kesulitan bernapas.
- Infeksi hingga pendarahan di otak.
- Memiliki penyakit kuning akibat kerusakan bilirubin.
Beberapa kondisi yang meningkatkan terjadinya cerebral palsy pada bayi diantaranya:
- Kelahiran prematur lahir sebelum 28 minggu.
- Berat badan kurang dari 1,5 kg.
- Penggunaan zat berbahaya oleh Ibu hamil.
- Mengalami tekanan darah tinggi saat hamil.
- Hamil kembar.
- Infeksi yang memengaruhi plasenta yang melindungi janin.
Gejala Cerebral Palsy
Cerebral palsy pada bayi dapat menimbulkan gejala yang memengaruhi gerakan tubuh, penampilan, dan perilaku seseorang:
Gejala yang terkait tanpa pergerakan:
- Memiliki perbedaan ukuran kepala, lebih kecil atau terlalu besar dari ukuran normal.
- Bayi yang mengalami cerebral palsy biasanya lebih rewel.
- Tidak memiliki respons terhadap lingkungan sekitar.
- Memiliki otot yang lemas atau gerakan otot yang tidak normal.
- Tumbuh kembang yang tertunda.
Gejala cerebral palsy pada bayi terjadi tanpa pergerakan:
- Kaku pada lengan dan kaki sehingga sulit untuk ditekuk.
- Gerakan tubuh yang susah dikendalikan.
- Gerakan yang lambat.
- Melakukan gerakan berulang kali.
- Mengalami kejang.
Jenis Cerebral Palsy
Jenis cerebral palsy pada bayi berbeda karena memiliki jenis gangguan gerakan seperti otot yang kaku, gerakan yang tidak dapat dikendalikan atau masalah kesiembangan. Gejala lain yang memengaruhi CP yaitu kelumpuhan, berikut jenis cerebral palsy yang perlu diperhatikan:
1. Cerebral Palsy Spastik
Jenis cerebral palsy pada bayi hal yang paling umum terjadi dan memiliki tiga jenis yang berbeda diantaranya:
- Hemiplegia, jenis ini biasanya mengalami kelemahan pada satu sisi tubuh seperti di lengan dan tangan. Bayi yang memiliki gangguan jenis ini biasanya kesulitan berjalan dan memiliki kaki yang lebih pendek dan kurus.
- Diplegia, jenis ini biasanya akan menimbulkan kesulitan dalam berjalan dan membutuhkan alat bantu jalan. Kecerdasan dan kemampuan bicara biasanya tidak terpengaruh.
- Quadriplegia, Jenis ini lebih parah dari sebelumnya karena disertai dengan gangguan intelektual sedang bahkan erat sekalipun. Bayi yang mengalami jenis ini biasanya memiliki kekakuan yang lebih parah pada bagian tubuh atas dan bawah, namun leher mereka biasanya lebih lemas. Bayi yang mengalami ini biasanya kesulitan berbicara dan sulit untuk diobati.
2. Cerebral Palsy Diskinetik
Cerebral palsy pada bayi ini memiliki gerakan yang lambat dan tidak bisa dikendalikan pada tangan, kaki, dan lengan. Otot pada wajah dan lidah terlalu aktif sehingga si Kecil akan meneteskan liur. Bayi yang mengalami gangguan ini akan kesulitan untuk duduk tegak hingga berjalan namun kecerdasan umum tidak berpengaruh.
3. Cerebral Palsy Ataksik
Cerebral palsy pada bayi ini memiliki kesulitan dalam keseimbangan dan koordinasi. Jenis ini biasanya memiliki ciri kaki yang terbuka lebar saat berjalan dan tidak stabil. Kesulitan melakukan gerakan cepat seperti menulis dan mengancingkan baju.
4. Cerebral Palsy Campuran
Cerebral palsy pada bayi jenis campuran ini biasanya terjadi karena seseorang mengalami gejala dari beberapa jenis diatas. Contohnya jika si Kecil memiliki masalah keseimbangan dengan gerakan tidak terkendali maka hal ini dapat menimbulkan kesulitan dalam keseimbangan dan meneteskan liur.
Cerebral palsy pada bayi memiliki kondisi neurologis yang memengaruhi gerakan dan perkembangan bayi, dengan berbagai jenis dan gejala yang perlu diwaspadai. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu si Kecil menjalani kehidupan yang lebih baik. Jika Mom melihat gejala cerebral palsy pada si Kecil, segera konsultasikan dengan dokter anak di KS Women and Children Clinic untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh dan solusi terbaik.
0 Comments