Dapatkan Panduan Lengkap Seputar Kehamilan

Mulai Dari Sebelum Hamil, Saat Hamil & Sesudah Melahirkan

Mengapa Kehamilan Ektopik Berbahaya? Ini Penjelasan Lengkapnya

kehamilan ektopik​

Kehamilan ektopik adalah saat sel telur yang sudah dibuahi menempel di luar rahim, sehingga menimbulkan banyak risiko. Pembuahan yang terjadi biasanya di tuba falopi, yaitu saluran yang menghubungkan indung telur dengan rahim. Perlu diketahui bahwa kehamilan ini tidak bisa dipindahkan ke dalam rahim dan tidak dapat berkembang menjadi kehamilan yang normal. 

Artikel lainnya: Hamil Anggur Adalah Kondisi Serius, Kenali Gejala dan Penyebabnya 

Apa Itu Kehamilan Ektopik?

Kehamilan adalah saat ovulasi tubuh Mom melepaskan satu sel telur dari ovarium, jika saat berhubungan intim di masa subur maka sel telur dapat bertemu sperma di tuba falopi dan pembuahan dapat terjadi. Secara normal sel telur yang sudah dibuahi bergerak ke rahim kemudian menempel di dinding rahim untuk tumbuh menjadi janin. 

Namun, berbeda dengan kehamilan ektopik adalah sel telur yang dibuahi tidak sampai ke rahim. Biasanya pembuahan terjadi di luar rahim dan berada di tuba falopi. Hal ini terjadi karena tuba falopi yang terlalu sempit dan tidak memiliki pasokan darah yang cukup, sehingga embrio tidak dapat berkembang dan embrio akan mati. 

disc 10% pasien baru ks

Mengapa Kehamilan Ektopik Berbahaya?

Kehamilan ektopik terdengar sepele bagi sebagian orang namun sebenarnya kehamilan ini dapat mengancam nyawa. Embrio yang tumbuh di tempat lain maka tidak dapat berkembang menjadi janin yang sehat, sehingga harus segera ditangani agar tidak timbul komplikasi.  Berikut penjelasannya:

1. Membahayakan Nyawa

Kehamilan ektopik terjadi ketika embrio menempel di luar rahim, sehingga tidak dapat berkembang dengan baik. Tidak ada obat yang dapat memindahkannya bahkan operasi juga tidak dapat membantu. 

Embrio yang tumbuh di luar rahim biasanya dapat tumbuh selama 12-13 minggu di luar rahim. Pertumbuhannya tidak dapat bertahan karena kekurangan nutrisi dan hormon, jika embrio terus tumbuh maka akan merobek tuba falopi. Jika tuba falopi robek maka akan menyebabkan pendarahan di dalam perut yang parah, hingga kematian. 

2. Memengaruhi Kesuburan

Banyak Ibu hamil yang telah mengandung dengan normal mengalami kehamilan ektopik di kemudian hari. Hal ini memengaruhi kesuburan karena tuba falopi bisa rusak atau adanya tanda masalah dalam sistem reproduksi. 

Wanita yang mengalami kehamilan ektopik biasanya lebih berisiko mengalaminya kembali dengan kemungkinan 15%. Karena risikonya cukup tinggi maka jika Mom mengalami kehamilan ektopik segera konsultasi dengan dokter kandungan. 

3. Pengalaman Emosional yang Berat

Setelah mengalami keguguran atau kehamilan ektopik biasanya akan timbul rasa sedih, marah hingga cemas, hal tersebut wajar terjadi. Dalam kondisi ini pasti Mom merasa bersalah, namun pada kenyataannya kehamilan ektopik tidak bisa dicegah atau mengubah kehamilan ektopik menjadi normal. 

Maka dari itu sebaiknya Mom memberi waktu untuk pulih secara fisik dan mental. Selama pemulihan sebaiknya Mom makan makanan bergizi, istirahat yang cukup dan dapatkan dukungan dari orang terdekat. 

Gejala Kehamilan Ektopik yang Perlu Diketahui

Gejala kehamilan ektopik biasanya mirip dengan keguguran, atau masalah kesehatan reproduksi lainnya seperti terjadinya radang panggul atau endometriosis. Gejala yang perlu diketahui Mom yaitu:

  • Tanda kehamilan umum, tidak haid, mual di pagi hari, dan payudara nyeri. 
  • Memiliki nyeri di perut bagian bawah. 
  • Sakit punggung bawah yang terus menerus. 
  • Kram di satu sisi panggul bisa terjadi di bagian kanan atau kiri. 
  • Bercak atau pendarahan di vagina. 
  • Memiliki rasa nyeri dan tajam di bagian perut bawah, gejala ini harus segera ditangani. 

Artikel lainnya: Hamil Anggur: Yuk, Kenali Ciri dan Penyebabnya! 

Bagaimana Penanganannya?

Kehamilan ektopik harus segera ditangani agar tidak membahayakan kesehatan Mom. Untuk mengobati kehamilan ektopik ada dua cara diantaranya yaitu:

1. Pengobatan dengan Obat

Dokter biasanya akan memberikan obat yang bernama metotreksat yang memiliki fungsi untuk menghentikan pertumbuhan sel telur yang sudah dibuahi. Obat ini aman dikonsumsi jika tuba falopi belum pecah, metode pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan suntikan. 

Kemudian setelah disuntik biasanya dokter akan memantau kadar hCG di dalam darah. Jika hormon hCG belum turun maka dilakukan suntikan kedua, namun perlu diingat bahwa pengobatan ini tidak dapat dilakukan jika tuba falopi pecah. 

2. Operasi

Jika kondisi ini sudah semakin gawat maka dokter harus melakukan tindakan operasi secepatnya. Operasi ini dinamakan dengan operasi darurat untuk menyelamatkan nyawa Mom. 

Operasi ini biasanya dilakukan dengan laparoskopi yaitu dengan melakukan sayatan kecil di perut saat pasien dibius total. Dokter akan mengangkat tuba falopi dengan sel telur. 

Artikel lainnya: Ciri-Ciri Hamil di Luar Kandungan yang Perlu Diketahui Sejak Dini 

Apakah Kehamilan Berikutnya Akan Normal?

Tenang saja Mom kehamilan berikutnya akan normal jika kondisi tubuh dan organ reproduksi masih sehat. Banyak Ibu hamil lainnya yang mengalami kehamilan ektopik kemudian hamil dengan normal. 

Namun perlu diingat bahwa risiko kehamilan ektopik dapat berulang. Maka dari itu pemantauan setelah pengobatan kehamilan ektopik penting dilakukan untuk memastikan kehamilan Mom berjalan dengan lancar. 

Kehamilan ektopik berbahaya dan perlu ditangani segera. Jika Mom mengalami gejalanya, segera konsultasikan ke dokter kandungan di KS Women and Children Clinic untuk pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Penulis

Penulis

Tanggal

07/27/2025

Penulis

Penulis

Tanggal

07/27/2025

0 Comments

Submit a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Bermanfaat Lainnya

Shares
Share This

Share This

Share this post with your friends!

Shares