Semua Mommil pasti ingin menjaga kehamilan tetap sehat hingga persalinan tiba. Namun pada kenyataannya, tubuh ibu hamil sangatlah rentan dan perlu ekstra hati-hati dalam menjaganya. Sebagian besar Mommil mengalami banyak keluhan mulai dari yang ringan hingga mengalami komplikasi kehamilan.
Komplikasi kehamilan berat yang terjadi saat kehamilan bahkan dapat mengancam nyawa Mom dan janin.
Guna mencegah komplikasi kehamilan, ketahui terlebih dahulu yuk apa itu komplikasi kehamilan dan apa saja komplikasi yang sering terjadi pada ibu hamil. Simak pembahasannya di bawah ini.
Apa yang Dimaksud Komplikasi Kehamilan?
Komplikasi kehamilan ialah masalah kehamilan atau gangguan kesehatan yang terjadi di masa kehamilan. Bahkan Mom yang sehat sebelum hamil pun bisa mengalami komplikasi.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Mommil mengalami komplikasi kehamilan, yaitu :
- Mom yang hamil di usia 35 tahun ke atas
- Memiliki riwayat keguguran atau kelahiran prematur
- Sedang anak kembar
- Pola hidup tidak sehat
Lalu, Apa Saja Komplikasi Kehamilan yang Sering Terjadi?
Komplikasi atau masalah kehamilan dapat diakibatkan oleh kondisi medis Mom yang sudah ada sebelum hamil atau yang baru muncul (akibat kehamilan).
Ketahui komplikasi kehamilan yang sering terjadi, antara lain :
1. Mual Muntah Berlebihan
Mual dan muntah saat hamil memang hal yang sangat umum terjadi, bahkan menjadi acuan bahwa itu pertanda Mom sedang hamil. Namun, jika Mommil mengalami mual dan muntah yang terlalu berlebihan atau secara terus menerus maka dapat didiagnosa Mommil mengalami komplikasi Hiperemesis Gravidarum.
Mual dan muntah yang berlebihan ini akan membuat Mommil dehidrasi dan sulit untuk makan atau minum, bahkan sampai kekurangan nutrisi yang bisa membahayakan janin dalam kandungan.
2. Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi atau yang disebut juga dengan hipertensi, terjadi ketika arteri yang membawa darah dari jantung ke organ tubuh menyempit. Hal ini menyebabkan tekanan pada arteri meningkat.
Dalam kehamilan, hal ini dapat mempersulit darah mencapai plasenta yang menyediakan nutrisi dan oksigen bagi janin. Artinya, berkurangnya aliran darah dapat memperlambat pertumbuhan janin dalam kandungan.
Pada kasus yang lebih berat, hal ini membuat Mommil berisiko mengalami persalinan prematur dan preeklampsia.
3. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang hanya terjadi selama kehamilan berlangsung hingga proses melahirkan. Kondisi diabetes gestasional ini dapat terjadi di usia kehamilan berapapun, namun paling umum dialami oleh Mommil di usia kehamilan 24-28 minggu atau pada trimester kedua.
Periksakan gula darah Mom untuk memastikan jumlahnya tetap dalam angka yang normal. Jika tidak dikendalikan, hal ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi akibat preeklamsia dan berat bayi akan membesar, sehingga meningkatkan risiko persalinan sesar.
4. Preeklamsia
Preeklamsia pada ibu hamil merupakan komplikasi serius yang bisa mengakibatkan kelahiran prematur hingga kematian. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun risiko mengalami preeklamsia meningkat pada beberapa kondisi, misalnya pada Mom yang obesitas, Mom hamil di usia 35 tahun ke atas, Mommil yang memiliki kondisi tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit ginjal.
5. Infeksi
Sistem imun pada tubuh Mommil secara alami bisa menurun sehingga bisa membuat Mommil lebih mudah sakit, termasuk sakit yang disebabkan oleh infeksi. Tanpa penanganan yang tepat, infeksi pada kehamilan bisa menyebabkan komplikasi, seperti persalinan prematur, keguguran, atau bayi cacat lahir.
6. Keguguran
Keguguran adalah kematian janin saat usianya belum mencapai 20 minggu. Menurut American Pregnancy Association (APA), hampir 20% kehamilan di antara wanita sehat berakhir dengan keguguran. Umumnya, keguguran tidak bisa dicegah. Keguguran biasanya ditandai dengan pendarahan pada vagina, tubuh terasa lemas, kram perut yang hebat.
Segeralah kunjungi dokter kandungan jika Mommil mengalami tanda-tanda tersebut di usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
7. Anemia
Anemia merupakan kondisi ketika tubuh memiliki jumlah sel darah merah yang lebih rendah dari jumlah normal. Menurut Kemenkes RI tahun 2019, kejadian anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9%. Angka tersebut tentu terbilang tinggi.
Kondisi ini tidak boleh disepelekan karena anemia yang tidak ditangani bisa menyebabkan berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur, hingga bayi lahir cacat.
Ini adalah beberapa komplikasi atau masalah kehamilan yang lebih sering terjadi, namun sebenarnya masih banyak komplikasi lainnya.
Bagaimana Cara Mencegah Masalah Kehamilan?
Saat hamil, sistem imun Mommil tidak sekuat biasanya dan banyaknya perubahan dalam tubuh membuat Mommil lebih rentan terhadap virus atau penyakit.
Untuk mencegah terjadinya komplikasi atau masalah kehamilan, konsumsilah makanan sehat dengan memperbanyak buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan serat.
Lakukan pemeriksaan dan perawatan kehamilan secara rutin sejak awal kehamilan dapat membantu mengurangi risiko masalah kehamilan, karena jika ditemukan tanda-tanda komplikasi kehamilan dokter kandungan akan mendiagnosis, mengobati, atau menangani kondisi sebelum menjadi serius.
Perawatan prenatal juga dapat membantu mengidentifikasi masalah kesehatan mental yang berkaitan dengan kehamilan, seperti kecemasan dan depresi.
0 Comments