Kendala selama menyusui seperti payudara bengkak, nyeri, terasa penuh dan keras bahkan timbul kemerahan memang membuat tidak nyaman. Gejala tersebut bisa jadi merupakan tanda awal bendungan ASI bahkan mastitis. Seringkali Momsui jadi merasa khawatir, bingung, atau bahkan takut apakah kondisi tersebut berbahaya dan mempengaruhi ASI. Padahal sebagian besar masalah ini bisa ditangani dengan langkah yang tepat sejak awal sehingga proses menyusui tetap bisa berlangsung nyaman dan lebih optimal.
Artikel lainnya : Ciri-Ciri ASI Tersumbat: Benjolan di Payudara dan Cara Atasinya
Apa perbedaan bendungan ASI sama dengan mastitis?
Bendungan ASI tidak sama dengan mastitis, meskipun keduanya dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan saat menyusui. Bendungan ASI (breast engorgement) terjadi ketika pengeluaran ASI tidak lancar atau tersumbat karena saluran ASI menyempit atau ASI tidak dikeluarkan dengan tuntas. Kondisi ini bisa disebabkan oleh payudara yang jarang dikosongkan, adanya masalah pada puting, kebersihan yang kurang terjaga dan pemakaian bra yang terlalu ketat.
Mastitis adalah peradangan pada payudara yang terjadi karena ASI mengendap atau tidak keluar akibat saluran tersumbat atau payudara yang bengkak. Ketika ASI terus menumpuk dan tidak dikeluarkan, peradangan bisa muncul dan berisiko berkembang menjadi infeksi.
Jadi, bendungan ASI dan mastitis merupakan dua kondisi yang berbeda, tetapi saling berhubungan. Jika bendungan ASI tidak ditangani dengan baik, Momsui berisiko mengalami mastitis.
Bendungan ASI penyebab utama pembengkakan payudara

perbedaan payudara normal dan payudara dengan bendungan ASI, sumber Poltekkes TJK
Bendungan ASI bisa terjadi karena berbagai faktor, salah satunya produksi ASI yang berlebihan namun tidak dikeluarkan dengan tuntas. Sehingga ASI hanya mengendap di dalam payudara yang lama kelamaan menyebabkan payudara menjadi bengkak.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan bendungan ASI. Momsui wajib tahu agar dapat mencegah bendungan ASI terjadi karena berisiko mengganggu proses mengASIhi jadi kurang optimal.
Penyebab bendungan ASI
Bendungan ASI dapat terjadi karena berbagai faktor yang mempengaruhi kelancaran pengeluaran ASI. Beberapa kondisi berikut dapat membuat ASI tidak keluar dengan optimal sehingga mudah menumpuk di dalam payudara. Di antaranya adalah :
- Teknik dan posisi menyusui yang tidak tepat
- Frekuensi menyusui yang tidak teratur
- Hisapan bayi yang tidak kuat
- Masalah pada puting susu yang tenggelam, datar atau terlalu lebar
Jika tidak segera ditangani, bendungan ASI bisa bertambah parah dan menyebabkan payudara terasa semakin nyeri, keras dan bengkak. Oleh karena itu, selain memahami penyebabnya, kenali gejala bendungan ASI segera mungkin agar dapat melakukan pencegahan sejak dini.
Gejala bendungan ASI
Bendungan ASI memiliki beberapa tanda khas yang mudah dikenali. Dengan memahami gejalanya sejak awal, Momsui dapat segera mengambil langkah yang tepat sebelum kondisinya memburuk. Beberapa gejala bendungan ASI antara lain :
- Payudara terlihat membesar karena bengkak
- Payudara terasa keras dan panas
- Nyeri pada payudara terutama saat ditekan
- Puting susu renggang menjadi rata
- Bayi sulit menghisap ASI
- ASI tidak mengalir dengan lancar
Jika Momsui mengalami satu atau lebih gejala di atas, segera lakukan penanganan agar payudara kembali nyaman dan aliran ASI lancar kembali. Deteksi dini sangat penting karena bendungan ASI yang dibiarkan dapat berkembang menjadi mastitis.
Penanganan bendungan ASI
Untuk mengatasi bendungan ASI, Momsui perlu melakukan beberapa langkah sederhana yang dapat membantu melancarkan ASI dan meredakan pembengkakan. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain :
- Sebelum menyusui kompres hangat dan pijat payudara
- Menyusui sesering mungkin
- Susui pada payudara yang bengkak terlebih dahulu
- Keluarkan ASI pada payudara yang bengkak jika bayi tidak menyusui sampai tuntas
- Kompres payudara dengan air dingin sebelum dan setelah menyusui
- Gunakan bra yang menopang
- Minum obat penurun demam sesuai anjuran dokter
Langkah-langkah diatas dapat membantu meredakan bendungan ASI secara bertahap. Jika keluhan tidak membaik dalam 24-48 jam atau muncul demam tinggi, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Artikel lainnya : Kenapa Puting Payudara Gatal Saat Menyusui atau Menjelang Haid?
Mastitis
payudara yang terkena mastitis, sumber cedars-sinai
Mastitis umumnya terjadi akibat kombinasi faktor yang membuat ASI tidak mengalir dengan optimal hingga memicu peradangan.
Penyebab mastitis
Ada beberapa penyebab yang dapat meningkatkan risiko mastitis pada Momsui, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan :
- Pernah mengalami mastitis sebelumnya
- Puting lecet
- Frekuensi menyusui yang jarang
- Bayi tidak menyusu semalaman
- Ibu menyusui terlalu tergesa-gesa
- Pengosongan payudara tidak sempurna
- Pelekatan bayi pada payudara saat menyusu kurang baik
- Momsui atau bayi sedang sakit
- Produksi ASI terlalu banyak
- Berhenti menyusui secara mendadak
- Pemakaian payudara terlalu ketat
- Sumbatan pada saluran ASI
- Penggunaan krim pada puting
- Stress dan kelelahan pada Momsui
- Malnutrisi pada Momsui
Memahami berbagai penyebab mastitis dapat membantu Momsui mencegah kondisi ini sejak dini.
Gejala mastitis
Mastitis bisa muncul dengan gejala yang jelas dan terkadang tiba-tiba, serta membuat Momsui dan si Kecil merasa tidak nyaman. Penting untuk mengenali tanda-tanda tersebut agar dapat segera ditangani dengan tepat. Berikut gejala yang umum pada mastitis :
- Demam dengan suhu lebih dari 38,5°C
- Menggigil
- Nyeri atau ngilu seluruh tubuh
- Payudara menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri
- Bayi menolak menyusu karena ASI terasa asin
- Timbul garis-garis merah di sekitar ketiak
Jika Momsui menemui salah satu gejala di atas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Penanganan cepat dan tepat akan meredakan gejala, mempercepat pemulihan, dan menjaga kenyamanan selama menyusui.
Penanganan mastitis
Mastitis dapat terasa sangat mengganggu dan membuat Momsui kesulitan untuk menyusui dengan nyaman. Namun, kondisi ini bisa membaik dengan perawatan yang tepat di rumah dan dukungan yang sesuai. Berikut beberapa langkah penanganan mastitis yang dapat membantu Momsui merasa lebih baik :
- Memperbaiki teknik menyusui
- Sering menyusui dimulai dari payudara yang bermasalah
- Jika tidak mampu menyusui, ASI harus diperah dengan tangan atau pompa ASI
- Sebaiknya tidak berhenti menyusui
- Lakukan pemijatan payudara
- Pastikan istirahat yang cukup
- Perbanyak minum air putih
- Makan makanan dengan gizi seimbang
- Kompres dingin sebelum dan setelah selesai menyusui
- Segera konsultasikan dengan dokter
Jika Momsui mengalami gejala mastitis dan kesulitan selama menyusui, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau konselor laktasi berpengalaman di KS Women and Children Clinic. Dapatkan penanganan yang tepat agar Momsui bisa kembali menyusui dengan tenang dan nyaman.
Ditinjau oleh : dr. Fathtiara Inayati, CBS









0 Comments