Hai, jumpa lagi di tahun 2016!! Semoga di tahun 2016 ini, Kehamilan Sehat dapat membantu Ibu-Ibu semua dalam menghadapi masa kehamilan dan persalinannya. Kali ini Kehamilan Sehat ingin membagikan informasi seputar persiapan masa persalinan. Jadi yuk kita simak sama-sama informasinya Memasuki bulan kelahiran, ibu pasti mengalami kekhawatiran. Kekhawatiran tersebut adalah hal yang wajar terutama pada ibu-ibu kehamilan pertama yang belum pernah mengalami persalinan sebelumnya.
Beberapa persiapan dan tips untuk mempersiapkan persalinan.
1. Mengenal usia persalinan dan taksiran persalinan
Kehamilan yang sehat adalah awal dari kesuksesan persalinan. Suatu kehamilan yang sehat dan terencana harus dipersiapkan. Usia persalinan dan taksiran persalinan sudah harus dapat ditentukan jauh-jauh hari sebelum tanggal perkiraan persalinan.
Pada pemeriksaan kehamilan pertama kali, usia kehamilan dan taksiran persalinan harus dapat diberitahukan kepada ibu hamil. Sebaiknya ibu hamil mempunyai buku kesehatan ibu dan anak yang berisi catatan dan taksiran melahirkan.
2. Mengenal bagian terbawah janin (presentasi janin) dan taksiran berat janin, pada usia sembilan bulan atau 36 minggu
Memasuki usia persalinan sembilan bulan atau 36 minggu, bagian bawah janin yang mengarah ke jalan lahir yang istilahnya dikenal dengan presentasi janin sudah bisa ditentukan. Pada usia 36 minggu, berat janin sudah lebih dari 2500 gram sehingga sangat kecil kemungkinan bagian bawah janin berputar atau berubah. Normalnya bagian terbawah janin adalah kepala, yaitu meliputi 90-95%.
Dengan perabaan bagian terbawah janin dapat ditentukan presentasi janin dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan dalam atau dengan alat ultrasonografi. Bila bagian terbawah janin adalah kepala maka proses persalinan normal dapat terjadi dengan kemungkinan 80-90 persen. Bila bagian terbawah janin bukan kepala misalnya bokong atau sungsang, maka ibu harus dirujuk ke dokter kandungan untuk rencana persalinan. Persalinan sungsang secara per vaginam atau lewat jalan lahir ibu memiliki komplikasi persalinan tidak maju atau risiko terhambatnya penurunan kepala sehingga ibu harus benar-benar mendiskusikan metode persalinan dengan dokter kandungannya.
Taksiran berat janin pada usia kehamilan 36 minggu atau 9 bulan yang normal adalah lebih dari 2500 gram. Janin dengan berat 2500 gram sebagian besar sudah dapat dilahirkan sehingga diatas usia 36 minggu, proses persalinan dapat muncul. Proses persalinan dapat terjadi usia kehamilan 37 minggu sampai dengan 40 minggu. Ibu sebaiknya mengetahui taksiran berat janinnya supaya dapat diperkirakan apakah bayi cukup besar atau terlalu besar untuk melewati jalan lahir ibu.
Pertambahan berat janin pada usia kehamilan sembilan bulan adalah 30-40 gram sehari sehingga ibu dapat memperkirakan berapa kira-kira berat janin bila proses persalinan berlangsung satu minggu.., atau bahkan sepuluh hari mendatang.
3. Mengetahui rencana metode persalinan, tempat bersalin, penolong persalinan, rujukan, persiapan darah serta pembiayaan.
Ibu hamil memasuki usia kehamilan sembilan bulan harus sudah mengetahui rencana metode persalinan yang dipilih, apakah persalinan per vaginam atau sesar. Ibu juga harus mengetahui rencana akan lahir dimana, ditolong siapa, dan bila terjadi komplikasi yang tidak diinginkan dapat dirujuk ke rumah sakit rujukan, persiapan darah, serta pembiayaan proses persalinan.
Ibu hamil harus mengetahui nilai laboratorium dirinya misalnya berapa kadar hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang mengikat oksigen), golongan darahnya, serta calon pendonor darahnya.
Calon pendonor darah adalah orang dewasa sehat yang memiliki golongan darah sama dengan ibu, misalnya suami, keluarga dekat, atau teman. Dalam proses persalinan bila ibu membutuhkan darah dan dibutuhkan transfusi darah, calon pendonor darah harus siap mendonorkan darah bila tidak tersedia darah di bank darah Palang Merah Indonesia (PMI).
Dana dan biaya persalinan juga harus disiapkan termasuk bila sewaktu-waktu dibutuhkan operasi. Bila ibu atau suami menggunakan asuransi seperti BPJS kesehatan, Askes, dan asuransi lainnya, pastikan asuransi tersebut aktif dan dapat digunakan serta dokumen-dokumen penyerta harus dipersiapkan dengan lengkap.
4. Mengenal gejala-gejala proses persalinan dan tanda bahaya persalinan
Ibu hamil harus mengenai gejala-gejala yang menunjukkan berlangsungnya proses persalinan. Gejala utama proses persalinan adalah adanya mules-mules yang dialami setiap lima menit sekali dan terus-menerus tidak menghilang dalam satu jam. Gejala tambahan adalah keluarnya lendir darah dari jalan lahir. Selain gejala-gejala persalinan normal diatas, ibu hamil harus mengenal tanda bahaya persalinan.
Tanda-tanda bahaya persalinan adalah adanya keluar darah bergumpal-gumpal yang banyak (lebih dari tiga pembalut penuh dengan darah bergumpal), keluar air-air dari jalan lahir yang tidak dapat ditahan (ketuban) yang banyak, ibu demam, ibu merasakan janin tidak bergerak, ibu mengalami kejang atau peningkatan tekanan darah tinggi disertai pusing, nyeri ulu hati, dan mual-muntah. Bila terjadi tanda-tanda bahaya persalinan tersebut diatas, ibu harus secepatnya dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan atau rumah sakit terdekat.
5. Mengosongkan kandung kemih sesering mungkin supaya kepala janin tetap turun
Ibu hamil yang memasuki usia kehamilan sembilan bulan harus menghindari menahan buang air kecil terlalu lama karena dapat membuat kandung kemih membesar. Hal itu menyebabkan kepala janin sulit turun karena tertahan kandung kemih yang membesar. Ibu hamil sembilan bulan harus diajarkan untuk berkemih maksimal tiap 1-2 jam dan segera berkemih saat merasa ada sensasi berkemih.
6. Makan berenergi
Ibu hamil menjelang proses persalinan harus makan makanan berenergi, misalnya makanan manis atau nasi sehingga mempunyai tenaga untuk dorongan mengedan saat persalinan. Hal itu biasanya sulit dilakukan karena ibu dalam proses persalinan merasa mules tiap 5 menit sehingga tidak nafsu makan. Perlu diketahui bahwa energi untuk mendorong bayi berasal dari makanan yang dikonsumsi ibu. Bila selama proses persalinan ibu tidak mau makan, nanti tidak punya energi untuk mengedan atau mendorong bayi keluar.
7. Mobilisasi
Ibu hamil menjelang proses persalinan dianjurkan untuk mobilisasi seperti berjalan ke kamar mandi sendiri. Berjalan pelan-pelan berguna selain untuk menghindari kejenuhan akibat proses persalinan juga dapat membantu penurunan kepala bayi. Suami dapat mendampingi ibu untuk berjalan di sekitar tempat tidur atau sampai ke kamar mandi. Jalan-jalan hanya dapat dilakukan pada ibu dengan ketuban yang belum pecah menjelang persalinan.
8. Dukungan orang terdekat
Ibu yang akan bersalin sangat membutuhkan dukungan orang-orang terdekat seperti suami, ibu kandung, serta kerabat yang lain. Dan bila diperlukan orang-orang terdekat serta kerabat dapat juga menjadi calon pendonor darah bagi ibu yang bersalin. Jadi untuk para suami mohon untuk mendampingi dimasa persalinannya ya! Persalinan adalah akhir dari suatu kehamilan yang sehat. Persalinan perlu dipersiapkan supaya akhir dari kehamilan sehat benar-benar menjadi bayi yang sehat dan menjadi generasi penerus yang sehat. Nah semoga artikel ini bermanfaat ya bagi Ibu-Ibu yang akan segera menghadapi masa persalinan. Nantikan artikel berikutnya dari KEHAMILAN SEHAT yang akan kami update dalam beberapa hari kedepan, semoga Persalinan Ibu-Ibu dimudahkan dan dilancarkan….. AMIN
0 Comments