Kondisi hipertensi pada ibu hamil memang termasuk umum terjadi, namun kondisi ini tidak boleh disepelekan karena dapat berdampak buruk bagi Mommil maupun janin dalam kandungan.
Salah satu bahaya hipertensi kehamilan yaitu dapat mempengaruhi fungsi plasenta yang mana berperan penting untuk memberikan oksigen dan nutrisi untuk janin. Akibatnya perkembangan janin terhambat bahkan meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Oleh karenanya, hipertensi pada ibu hamil perlu penanganan yang tepat oleh dokter kandungan terpercaya. Penting untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk menghindari atau mengatasi kondisi kehamilan yang membahayakan seperti ini. Ketahui penyebab dan cara mengatasi hipertensi pada ibu hamil dalam pembahasan berikut ini.
Apa Itu Hipertensi?
Hipertensi atau yang lebih dikenal tekanan darah tinggi merupakan kondisi yang umum terjadi pada kehamilan. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah Mommil berada di atas angka 140/90 mmHg.
Ada 3 tingkatan hipertensi kehamilan yang perlu Mommil ketahui, yaitu:
- Ringan : tekanan darah antara 140/90 dan 149/99mmHg, dapat diperiksa secara teratur tetapi biasanya tidak memerlukan pengobatan
- Sedang : tekanan darah antara 150/100 dan 159/109mmHg
- Berat : tekanan darah 160/110mmHg atau lebih tinggi
Penyebab dan Gejala Hipertensi Kehamilan
Hipertensi pada ibu hamil terkadang disebut “silent killer” karena kebanyakan orang tidak menyadari tekanan darahnya tinggi. Maka dari itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dengan rutin karena kondisi Mommil akan diperiksa secara menyeluruh termasuk tekanan darah pada ibu hamil.
Perlu Mommil ketahui juga bahwa hipertensi saat hamil bisa disebabkan oleh beberapa kondisi seperti:
1. Hipertensi Kronis
Pada hipertensi kronis, tekanan darah tinggi sudah Mommil alami sejak sebelum kehamilan atau selama 20 minggu pertama kehamilan. Karena hipertensi kronis ini biasanya tidak menunjukkan gejala, bisa jadi Mommil tidak menyadari secara pasti sejak kapan tekanan darah tinggi ini terjadi. Hipertensi jenis ini bisa berlanjut bahkan setelah bayi lahir.
2. Hipertensi Gestasional
Hipertensi gestasional ini umumnya terjadi di usia kehamilan 20 minggu ke atas dan hilang setelah melahirkan. Tidak ada kelebihan protein dalam urin dan tidak ada tanda-tanda kerusakan organ lainnya. Namun pada beberapa kasus, hipertensi gestasional pada akhirnya dapat menyebabkan preeklamsia.
3. Preeklamsia
Preeklamsia adalah komplikasi pada ibu hamil yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urine. Ini adalah kondisi serius yang hanya terjadi pada kehamilan. Selain tekanan darah yang tinggi, preeklamsia dikaitkan dengan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, termasuk ginjal, hati, darah, atau otak.
Bahaya Hipertensi Kehamilan
Hipertensi kehamilan dapat menyebabkan komplikasi serius, tidak hanya bagi Mommil tetapi juga akan berdampak pada janin dalam kandungan. Komplikasi tekanan darah tinggi pada Mommil dan bayi dapat berupa:
Bahaya Hipertensi Bagi Mommil
– Mommil berisiko tinggi mengalami preeklamsia dan eklampsia
– Hipertensi pada ibu hamil meningkatkan risiko terkena diabetes gestasional.
– Terjadinya gangguan plasenta yaitu solusio plasenta, yang berarti plasenta terlepas dari dinding rahim.
Bahaya Hipertensi Bagi Bayi
Hipertensi kehamilan dapat menghambat plasenta menerima cukup darah, padahal plasenta berperan menyuplai makanan dan oksigen bagi janin. Hal ini tentu dapat berdampak pada janin dalam kandungan, karena memungkinkan ia tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh secara normal. Penurunan darah dan nutrisi ini dapat menyebabkan:
– Berat badan lahir rendah (BBLR) atau terhambatnya pertumbuhan janin (IUGR).
– Kelahiran prematur (lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu).
– Bayi lahir mati (Stillbirth).
Kebanyakan orang yang memiliki tekanan darah tinggi akan melahirkan bayi yang sehat jika kondisi tersebut diketahui pada awal kehamilan. Semakin parah kondisinya, semakin besar pula risiko Mommil mengalami komplikasi serius.
Cara Mengatasi Hipertensi pada Ibu Hamil
Baik Mommil maupun janin berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi sebelum persalinan, selama persalinan, bahkan setelah melahirkan jika Mommil mengalami hipertensi kehamilan. Maka dari itu, kondisi hipertensi kehamilan perlu diatasi dengan tepat.
- Lakukan pemeriksaan laboratorium urine untuk mengetahui adanya protein.
- Rutinlah melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai jadwal karena kondisi hipertensi kehamilan harus terus dipantau.
- Perhatikan pola makan dan jaga berat badan yang sehat.
- Imbangi dengan olahraga yang teratur.
- Istirahat yang cukup dan hindari stres berlebihan.
- Jangan sembarangan mengonsumsi obat tanpa anjuran dari dokter kandungan.
Konsultasikan pada dokter kandungan Mommil terkait keluhan-keluhan yang mungkin Mom rasakan. Jangan tunda untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dengan dokter kandungan supaya kondisi Mommil dan janin dapat terpantau dengan baik dan jika ada kondisi medis yang dapat membahayakan kehamilan dapat terdeteksi sejak dini.
0 Comments