Tak sedikit ibu hamil mengalami keluhan tekanan darah tinggi atau preeklampsia berat semasa kehamilan. Biasanya Mom terkena preeklampsia saat usia kandungan memasuki 20 minggu ke atas. Preeklampsia berat ini saat tekanan darah Mom mencapai 160/110 mmHg disertai proteinuria dan edema.
Dari banyaknya faktor yang membuat Mom mengalami preeklampsia pada ibu hamil karena usia Mom saat hamil di bawah 20 tahun atau lebih dari 40 tahun. Tentu kondisi preeklamsia berat ini jika tidak segera ditangani bisa berkembang menjadi eklamsia yang justru makin membahayakan nyawa janin dalam kandungan dan juga Mom.
Mom perlu mengetahui preeklamsia berat yang ternyata cukup berbahaya bagi janin ya Mom, dalam artikel berikut kita akan sama-sama mengetahui tentang preeclampsia pada ibu hamil.
Bahaya Preeklampsia Berat pada Ibu Hamil dan Janin
Penyebab dari preeklampsia berat pada ibu hamil ini belum terlalu diketahui tentang detailnya. Namun, dalam beberapa kasus disebabkan karena ada masalah di pembuluh darah dan juga plasenta. Jika tidak segera ditangani, Mom mungkin akan terkena berbagai masalah serius tergantung usia kehamilannya seperti berikut Mom:
- Jika Mom mengalami preeklampsia berat sebelum masuk di 28 minggu kehamilan, gejala yang akan terjadi yakni kejang, gagal ginjal, hingga stroke. Sedangkan bagi janin dalam kandungan akan keguguran atau lahir prematur.
- Bagi Mom yang memasuki usia kehamilan 28-36 minggu sudah terkena preeklampsia berat, janin dalam kandungan akan berisiko tinggi mengalami komplikasi hingga keguguran. Jika selamat pun, umumnya bayi Mom akan mengalami cacat jangka panjang.
- Sedangkan, jika Mom memasuki usia kehamilan 34 minggu dan terkena preeklampsia berat biasanya dokter akan menyarankan persalinan untuk Momnya.
- Sedangkan saat terjadi preeklampsia di usia kehamilan 37 minggu risiko yang terjadi kepada janin dalam kandungan akan lebih berkurang. Karena dokter akan mengatakan bahwa usia kehamilan tersebut sudah dianggap cukup bulan untuk melahirkan.
Perbedaan Gejala Preeklamsia Ringan dan Preeklamsia Berat
Mom sudah mengetahui bahayanya jika terjadi preeklamsia berat sesuai usia kehamilan. Sekarang Mom perlu mengetahui perbedaan dari gejala preeklampsia berat dan ringan sebagai berikut:
1. Gejala preeklampsia ringan
– Tekanan darah tinggi atau lebih dari 140/90 mmHg
– Biasanya terjadi di usia kehamilan 20 minggu ke atas
– Pada pemeriksaan urine, terdapat kelebihan protein dalam urine
– Tanda lainnya adalah terjadinya bengkak di area telapak dan wajah serta tangan.
2. Gejala preeklampsia berat
– Terlihat cairan di dalam paru-paru
– Jumlah trombosit yang menurun
– Disertai sakit kepala dan pusing
– Adanya gangguan penglihatan
– Adanya tanda kerusakan ginjal dan hati
Kondisi preeklampsia ini biasanya akan terjadi dan mulai Mom sadar saat memasuki usia 20-24 minggu. Mom perlu mengetahui ciri-ciri atau tanda dari preeklamsia berat tersebut. Mungkin Mom merasakan nyeri di sekitar tubuh seperti wajah, tangan, telapak kaki atau terjadi penambahan berat badan yang meningkat dalam waktu 1 atau 2 hari. Rasa nyeri akan muncul dan mengganggu di area perut atas, kepala dan juga tubuh lainnya.
Cara Menangani Preeklampsia pada Ibu Hamil
Bagi Mom yang merasakan gejala preeklampsia berat dan ringan, Mom wajib tahu kemungkinan beberapa obat-obatan yaitu:
– Obat anti kejang jika Mom sudah ke tahap kondisi eklampsia.
– Obat penurun tekanan darah.
– Obat meningkatkan hormon steroid dengan efek paling sedikit 48 jam.
Baca juga : Makanan Pencegah Preeklamsia pada Ibu Hamil
Kita sudah membahas bahayanya preeklampsia pada ibu hamil mulai dari gejala yang ringan sampai gejala preeklampsia berat yang ternyata berbahaya bagi janin dan Momnya. Jika Mom masih merasakan nyeri berkelanjutan, Mom bisa konsultasikan kondisi tersebut ke dokter kandungan Mom di Kehamilan Sehat ya.
0 Comments