Dapatkan Panduan Lengkap Seputar Kehamilan

Mulai Dari Sebelum Hamil, Saat Hamil & Sesudah Melahirkan

Anak Sering Sakit? Waspadai Kekurangan Energi Protein pada Anak!

kekurangan energi protein

Kekurangan protein merupakan masalah serius yang dialami oleh anak-anak, namun seiring berjalannya waktu asupan gizi saat ASI sangat dibutuhkan. Kekurangan energi protein pada anak menyebabkan penyakit hingga kematian pada usia 5 tahun kebawah. Kekurangan energi dapat menyebabkan si Kecil mengalami gangguan nafsu makan atau masalah dalam mencerna, menyerap dan metabolisme zat gizi, ketahui penjelasannya di artikel ini. 

Artikel lainnya: Anak Susah Makan? Hati-Hati, Bisa Jadi Tanda Anak Kurang Gizi! 

Apa Itu Kekurangan Energi Protein?

Kekurangan energi protein atau yang biasa dikenal dengan malnutrisi energi protein atau MEP adalah kondisi kesehatan yang muncul karena kurangnya asupan protein dan kalori secara bersamaan. Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi hingga anak-anak dan biasanya berkaitan dengan infeksi. 

Ciri kekurangan energi protein pada anak yaitu pertumbuhan anak yang terhambat. Sehingga hal tersebut dapat memengaruhi organ tubuh, namun yang perlu diketahui yaitu jaringan tubuh paling cepat mengalami pergantian sel. 

disc 10% pasien baru ks

Jaringan yang sangat sensitif terhadap kekurangan gizi yaitu jaringan dengan tingkat penggantian sel yang paling cepat biasanya terjadi pada usus, testis, dan sumsum tulang. Organ aktif secara metabolik pada hati dan pankreas juga mengalami pergantian sitoplasma yang tinggi sehingga memerlukan nutrisi yang cukup. 

Penyebab Kekurangan Energi Protein pada Anak

Kekurangan energi protein pada anak terjadi karena tubuh tidak mendapatkan gizi yang cukup mulai dari segi kalori hingga protein. Kondisi ini dibagi menjadi dua yaitu kwashiorkor dan marasmus, kwashiorkor yaitu keadaan dimana tubuh mendapatkan kalori yang cukup namun kekurangan protein. Jenis marasmus merupakan kondisi dimana tubuh kekurangan kalori dan protein secara keseluruhan sehingga si Kecil terlihat lebih kurus karena lemak dan otot habis digunakan sebagai sumber energi. 

Tidak menutup kemungkinan hal ini juga bisa terjadi secara beriringan yang dinamakan dengan marasmik kwashiorkor, tubuh menjadi kurus namun mengalami pembengkakan. Hal ini mengganggu keseimbangan cairan dalam pembuluh darah sehingga cairan keluar ke jaringan tubuh dan menyebabkan edema atau pembengkakan. 

Artikel lainnya: Autism Spectrum Disorder Bisa Dideteksi Dini, Ini Tanda-Tandanya! 

Tanda dan Gejala Anak Kekurangan Energi Protein

Tanda dan gejala anak kekurangan energi protein diantaranya yaitu:

  • Berat badan yang turun drastis, si Kecil akan terlihat sangat kurus karena kehilangan lemak dan otot. 
  • Bengkak pada tubuh, biasanya tanda ini terjadi pada kaki si Kecil, wajah hingga perut hal ini terjadi karena kadar protein dalam darah rendah. 
  • Perut buncit, akibat otot yang lemah dan pembesaran hati dapat membuat perut lebih menonjol. 
  • Kulit kering dan tipis, muncul bercak gelap, pecah-pecah hingga mengalami perubahan warna. 
  • Rambut tipis dan mudah rontok, terjadinya perubahan warna rambut menjadi kemerahan atau keabuan serta terlihat kusam dan rapuh. 
  • Anak tampak lemas, kurang bersemangat bermain, dan intoleransi laktosa sementara. 
  • Gangguan pertumbuhan, biasanya anak yang kekurangan energi protein lebih pendek dan kecil daripada anak sebayanya. 
  • Gangguan hormonal, menyebabkan anak tidak haid pada usia remaja.  

Dampak Jangka Panjang

Kekurangan energi protein pada anak dapat menyebabkan gangguan pada sistem organ tubuh, tingkat keparahannya tergantung pada seberapa cepat tubuh membentuk protein dan sel berkembang biak dan zat gizi tertentu dalam proses metabolisme. Dampak jangka panjang yang perlu diketahui yaitu: 

1. Imunitas Sel T Melemah

Imunitas yang dikendalikan sel T dapat melibatkan reaksi alergi, penolakan cangkok organ, dan fungsi pertahanan tubuh secara langsung terhadap infeksi. Penelitian menunjukan bahwa anak yang mengalami kekurangan energi protein maka akan mengalami penyusutan organ limfoid seperti timus dan kelenjar getah bening. 

2. Ukuran Tonsil Mengecil

Tonsil atau amandel merupakan jaringan limfa yang bisa dilihat dari luar, pada anak yang kekurangan energi protein ukuran tonsilnya lebih kecil. Sehingga hal ini menyebabkan jaringan imun tubuh menyusut secara drastis. 

3. Respons Alergi pada Kulit

Anak dengan kekurangan energi protein tidak memiliki reaksi yang normal terhadap penguji alergi sehingga memiliki tanda respon imun yang melemah. 

Pengobatan Kekurangan Energi Protein

Pengobatan yang dapat dilakukan untuk anak yang kekurangan energi protein yaitu:

  • Hindari puasa dan olahraga berat untuk si Kecil karena dapat memicu reaksi yang lebih parah. 
  • Atur pola makan, jika si Kecil mengalami kekurangan karnitin maka berikan suplemen L-karnitin. Mom dapat memberikan suplemen tersebut sebanyak 25 mg per kilogram berat badan selama 6 jam sekali. 
  • Untuk mencegah gula darah rendah pada si Kecil pada pagi hari sebaiknya mengonsumsi tepung jagung mentah sebelum tidur. 

Artikel lainnya: Anak Terlambat Belajar? Mungkin Ini Tanda Gangguan Kognitif 

Anak yang sering sakit bisa jadi mengalami kekurangan energi protein (KEP). Kondisi ini berdampak serius pada daya tahan tubuh dan tumbuh kembang anak.

Segera konsultasikan ke dokter anak di KS Women and Children Clinic untuk pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Dengan deteksi dini dan asupan gizi seimbang, anak bisa tumbuh sehat dan kuat.

Penulis

Penulis

Tanggal

06/17/2025

Penulis

Penulis

Tanggal

06/17/2025

0 Comments

Submit a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Bermanfaat Lainnya

Shares
Share This

Share This

Share this post with your friends!

Shares