Infeksi dapat terjadi melalui fingering, tanda infeksi yang perlu diwaspadai seperti rasa gatal, nyeri, hingga kemerahan di bagian intim. Namun, tidak Semua infeksi terjadi karena hubungan intim, namun jika infeksi ini terjadi karena adanya hubungan intim maka disebut dengan penyakit menular seksual atau IMS. Maka dari itu ketahui apa itu fingering dan apakah kegiatan ini aman dilakukan, simak penjelasannya di artikel ini.
Artikel lainnya: Apa Perbedaan Tanda Ovulasi Berhasil Dibuahi dan Ovulasi Biasa?
Apa Itu Fingering?
Apa itu fingering? Fingering merupakan aktivitas yang dilakukan untuk merangsang organ intim dengan menggunakan jari. Bagian tubuh yang paling sensitif adalah klitoris, karena memiliki banyak ujung saraf, bahkan lebih banyak dibandingkan penis.
Vagina sendiri tidak memiliki banyak ujung saraf, namun ada beberapa area di dalamnya yang dapat merespons sentuhan dengan baik. Beberapa orang juga dapat menikmati stimulasi di area anus. Apa itu fingering juga dikenal dengan istilah manual sex atau stimulasi manual, yaitu rangsangan yang dilakukan menggunakan jari.
Beberapa orang melakukan fingering sebagai pemanasan sebelum berhubungan intim. Namun, bagi sebagian lainnya, apa itu fingering bisa diartikan sebagai cara utama untuk mengekspresikan keintiman atau mendapatkan kenikmatan seksual tanpa melakukan penetrasi.
Apakah Fingering Aman Dilakukan?
Apa itu fingering merupakan aktivitas seksual dengan risiko rendah, namun tetap harus dilakukan dengan cara yang aman. Meskipun penularan penyakit menular seksual saat fingering jarang terjadi, bukan berarti tidak mungkin — infeksi lain masih bisa saja terjadi jika kebersihan tidak dijaga.
Maka dari itu, sebelum melakukan fingering, sebaiknya Mom dan Ayah mencuci tangan terlebih dahulu dan menggunakan pelindung tangan untuk mengurangi risiko infeksi. Jika Mom dan Ayah masih bertanya-tanya apa itu fingering di area anus, penting untuk menggunakan pelindung jari seperti sarung tangan atau kondom jari, lalu segera buang setelah digunakan.
Artikel lainnya: Apakah Mungkin Hamil Jika Berhubungan Intim Saat Haid dengan Ejakulasi di Luar?
Risiko yang Terjadi saat Fingering
Risiko yang terjadi saat melakukan fingering yang perlu diketahui Mom dan Ayah sebagai berikut ini:
1. Penyakit Menular Seksual
Apa itu fingering merupakan aktivitas seksual dengan risiko rendah, sehingga kemungkinan tertular infeksi menular seksual sangat kecil. Namun, tetap ada kemungkinan munculnya penyakit seperti kutil kelamin, herpes, atau kudis, karena ketiga penyakit tersebut dapat menular melalui kontak kulit secara langsung.
Jika ada luka, lecet, atau kutil di area tangan maupun area kelamin, sebaiknya Mom dan Ayah hindari melakukan fingering. Penyakit seperti klamidia dan gonore tidak bisa menular lewat aktivitas ini. Jadi, bagi yang masih bertanya apa itu fingering dan bagaimana cara melakukannya dengan aman, penting untuk memahami langkah pencegahan berikut agar risiko infeksi dapat diminimalkan:
- Cuci tangan dengan sabun kemudian gunakan air yang mengalir.
- Pastikan kuku bersih dari kotoran.
- Jika ada luka maka sebaiknya gunakan sarung tangan.
- Lakukan tes PMS secara rutin untuk menjaga kesehatan seksual.
2. Keperawanan Hilang
Keperawanan tergantung pada pendapat pribadi, namun sebagian orang menyebabkan selaput dara terbuka dan menimbulkan rasa nyeri ringan atau sedikit pendarahan. Keperawanan sendiri tidak ada di dunia medis, hal ini terjadi karena adanya konsep sosial dan budaya. Sehingga tidak ada jawaban mutlak dan maknanya sesuai dengan pandangan pribadi masing-masing.
3. Berisiko Hamil
Kemungkinan hamil saat melakukan fingering sex sangat kecil. Jika Mom hamil setelah melakukan fingering, hal ini bisa terjadi hanya jika ada sperma di jari kemudian menyentuh vulva atau masuk ke vagina. Maka dari itu, untuk mencegah kehamilan, sebaiknya cuci tangan dengan bersih dan pastikan tidak ada sisa air mani sebelum melakukan fingering sex.
Artikel lainnya: Berapa Lama Wanita Tahan Tidak Berhubungan Intim? Fakta & Sebab!
Tips Aman Melakukan Fingering
Fingering sex dapat dilakukan oleh Mom dan Ayah, dan pengalaman setiap orang bisa berbeda. Sebagian orang lebih menyukai rangsangan di bagian luar seperti klitoris, bibir vagina, atau area sekitar lubang vagina dan anus. Ada juga yang menikmati rangsangan dengan memasukkan jari, sehingga penting untuk selalu berkomunikasi dengan pasangan agar sama-sama merasa nyaman.
Cuci tangan sebelum melakukan fingering sex sangat penting untuk mencegah penyebaran bakteri. Kegiatan fingering sebaiknya dilakukan dengan nyaman dan santai, karena ketika seseorang sudah terangsang, area sensitif tubuh akan menjadi lebih peka terhadap sentuhan.
Sebelum melakukan hubungan intim, sebaiknya Mom dan Ayah dapat berciuman, saling menyentuh, hingga memberikan pijatan lembut agar tubuh lebih rileks dan suasana menjadi menyenangkan. Selama melakukan fingering sex, penting untuk saling memberikan umpan balik agar pengalaman menjadi lebih nyaman dan menyenangkan bagi kedua pihak.
Kapan Harus Konsultasi dengan Dokter?
Jika fingering muncul pendarahan maka hal ini harus diwaspadai, dan sebaiknya sampaikan pada dokter saat melakukan pemeriksaan. Jika pendarahan tidak banyak dan tidak disertai gejala lain maka Mom tidak perlu panik, namun segera konsultasi dengan dokter kandungan jika mengalami hal berikut ini:
- Pendarahan yang terjadi disertai dengan gatal, rasa terbakar hingga nyeri.
- Nyeri saat berhubungan intim.
- Pendarahan yang disertai dengan terlambat haid.
- Pendarahan saat hamil.
- Perubahan yang terjadi setelah melakukan hubungan intim tanpa pengaman.
Fingering bisa menjadi bentuk keintiman yang aman jika dilakukan dengan bersih dan saling setuju. Namun, jika muncul keluhan seperti nyeri, gatal, atau perdarahan, sebaiknya segera konsultasi ke dokter kandungan di KS Women and Children Clinic untuk pemeriksaan dan saran yang tepat.










0 Comments