Dapatkan Panduan Lengkap Seputar Kehamilan

Mulai Dari Sebelum Hamil, Saat Hamil & Sesudah Melahirkan

Apakah Imunisasi IPV Tidak Perlu Diberikan Jika Anak Sudah Mendapatkan Imunisasi OPV?

imunisasi IPV

Salah satu imunisasi yang wajib diberikan kepada bayi dan anak-anak adalah imunisasi polio. Pemberian imunisasi ini bertujuan untuk mencegah penyakit sekaligus penularan poliomyelitis (polio). Penyakit yang bisa menyerang saraf dan bisa menimbulkan kelumpuhan permanen.

Polio merupakan penyakit menular yang dapat melumpuhkan dan mengancam nyawa. Virus polio bisa menular melalui kontak langsung dengan percikan air liur atau melalui tinja penderitanya. Dan bisa juga menular melalui konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi virus polio tersebut.

Ada Beberapa Gejala Apabila Terinfeksi Virus Polio :

  • Sakit pada tenggorokan
  • Kelelahan & Lesu
  • Sakit kepala hingga demam
  • Perut terasa sakit hingga mual

Gejala di atas bisa berlangsung selama 2-5 hari, kemudian hilang dengan sendirinya.  Meski menular, infeksi virus polio dapat dicegah dengan melakukan imunisasi polio.

Seseorang yang sudah melakukan imunisasi polio akan memiliki sistem kekebalan tubuh yang mampu melawan infeksi virus polio serta mencegah penularan kepada orang lain. Jenis imunisasi polio ada 2, yaitu Oral Polio Vaccine (OPV) dan Inactivated Polio Vaccine (IPV). Vaksin OPV merupakan vaksin yang diberikan dengan cara diteteskan, sedangkan untuk vaksin polio IPV diberikan kepada anak maupun pasien dengan cara disuntikkan.

Lantas, Apa Perbedaan OPV dan IPV?

Imunisasi IPV masuk ke dalam kategori imunisasi wajib, kandungan pada imunisasi OPV dan IPV tentu berbeda, imunisasi OPV merupakan vaksin yang berisikan virus yang dilemahkan, sedangkan IPV berisikan vaksin yang sudah dimatikan.  Dikutip dari orami.co.id, “Sementara vaksin suntik atau imunisasi IPV adalah teknologi baru yang berisi komponen virus yang telah dimatikan, sehingga harganya pun jelas lebih mahal,”  tambah Dr Tierney. Inilah salah satu yang menjadi alasan mengapa imunisasi IPV harus dilakukan walaupun anak sudah mendapatkan imunisasi OPV. Simak penjelasan dibawah ini untuk mengetahui lebih rinci mengenai perbedaan imunisasi OPV dan IPV,

1. Imunisasi OPV

Selain imunisasi IPV, ada juga imunisasi oral (OPV) yang mengandung virus sudah dilemahkan, sehingga dapat menggandakan diri dalam usus. 

Ukuran virus dalam imunisasi ini hanya 10rb lebih sedikit daripada virus polio liar. Oleh sebabnya, hal ini membuat kekebalan tubuh mampu menangkal virus polio. 

Lantas, sebaiknya imunisasi polio berapa kali dilakukan? untuk vaksin OPV sendiri dapat diberikan 4 kali sebelum bayi berusia 6 bulan. Bayi dapat diberikan imunisasi OPV saat baru lahir, usia 2 bulan, usia 4 bulan, dan usia 6 bulan. Setelahnya dapat dilanjutkan dengan IPV.

2. Imunisasi IPV 

Imunisasi IPV dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit polio, yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Imunisasi IPV bekerja dengan cara menghasilkan antibodi di dalam darah untuk menangkal virus polio.

Bertujuan untuk melindungi tubuh dari kondisi paralytic poliomyelitis. Paralisis adalah gejala paling parah yang terkait dengan polio, karena dapat menyebabkan kecacatan permanen dan kematian.

Kemudian, sebaiknya berapa kali imunisasi IPV dilakukan? Dapat dilakukan sebanyak 2 kali sebelum anak berusia 1 tahun. Untuk harga imunisasi IPV sendiri beragam, namun secara umum untuk harga imunisasi IPV kisaran Rp. 85.000,- sampai Rp. 500.000,-.

Nah Moms, setelah mengetahui imunisasi polio sebaiknya dilakukan pada usia berapa dan berapa kali, sebaiknya Mom tidak lagi menunda atau melewatkan jadwal vaksin polio ya Mom. 

Baca juga : Waspada! Ini Akibat Jika si Kecil Skip Vaksin Tambahan

Efek Samping Imunisasi Polio

Tak perlu khawatir Mom, meski imunisasi IPV ini ada efek sampingnya. Namun, umumnya hanya menimbulkan efek samping ringan dan tidak berlangsung lama. Beberapa anak yang sudah mendapatkan imunisasi IPV akan mengalami luka, bintik merah di sekitar area yang disuntikkan.

Jika terjadi demam setelah pemberian vaksin polio, segera lakukan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan obat seperti paracetamol atau ibuprofen. Selain itu, pastikan kondisi anak sedang fit dan tidak sakit atau demam saat akan menjalani imunisasi. Hal ini bertujuan agar selama proses imunisasi maupun setelahnya, anak dapat melewatinya dengan nyaman.

Imunisasi Polio untuk Dewasa

Tak hanya bayi dan anak-anak, orang dewasa juga bisa mendapatkan imunisasi polio. Alasannya, penyakit polio dapat menyerang pada usia berapa pun, terutama mereka yang belum imunisasi polio sama sekali. Orang dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio, tiga dosis imunisasi polio dapat diperoleh dengan jarak antara dosis pertama dan kedua sekitar 1–2 bulan, sedangkan jarak dosis kedua dan ketiga antara 6–12 bulan. Berikut beberapa orang yang membutuhkan imunisasi polio karena berisiko tinggi mengalami kontak dengan virus polio, yaitu: 

  1. Orang yang sering pergi ke negara yang memiliki tingkat risiko polio lebih banyak.
  2. Karyawan laboratorium yang mengurus spesimen yang terdapat kandungan virus polio.
  3. Pekerja kesehatan yang memiliki kontak erat dengan pasien polio.

Siapa yang Tidak Harus Mendapatkan Imunisasi Polio?

Dikutip dari WebMD, beberapa orang yang tidak harus mendapatkan imunisasi polio, diantaranya : 

  1. Seseorang yang pernah mengalami reaksi alergi parah dari dosis vaksin polio sebelumnya.
  2. Seseorang yang pernah merasakan reaksi alergi parah terhadap antibiotik streptomisin, polimiksin B, atau neomisin. 
  3. Walau sampai saat ini belum ada laporan efek samping pada ibu hamil yang telah menerima imunisasi polio, namun sebaiknya ibu hamil wajib melakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter jika menerima imunisasi polio ini.

Setelah memahami peran penting imunisasi IPV, diharapkan untuk Moms terus melindungi si Kecil dengan tidak melewatkan jadwal imunisasi polio ya Moms. Karena, pemberian imunisasi polio sesuai usia efektif untuk menjauhi komplikasi yang disebabkan oleh penyakit polio. 

Penulis

Penulis

Tanggal

07/26/2022

Penulis

Penulis

Tanggal

07/26/2022

0 Comments

Submit a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Bermanfaat Lainnya

Catat! Menu Buka Puasa Untuk Ibu Hamil

Catat! Menu Buka Puasa Untuk Ibu Hamil

Saat bulan Ramadhan, Mom yang sedang hamil perlu memperhatikan asupan nutrisi agar tetap sehat dan bertenaga selama menjalani puasa Berikut ini adalah beberapa pilihan menu buka puasa sehat untuk ibu hamil agar puasa tetap terjaga dan kehamilan berjalan dengan baik....

read more
Simak! Tanda-Tanda IUD Bermasalah

Simak! Tanda-Tanda IUD Bermasalah

Menggunakan alat kontrasepsi intrauterine device (IUD) adalah pilihan yang banyak diminati oleh Mom yang ingin mencegah kehamilan secara jangka panjang. Dengan efektivitas hingga 99%, IUD atau dikenal juga sebagai spiral ini dapat bertahan dalam tubuh hingga lima atau...

read more
Shares
Share This

Share This

Share this post with your friends!

Shares