Selama berhubungan intim area vagina wanita bisa saja memiliki bau, hal ini terjadi karena perubahan pH. Namun, jika ada bau amis dan bau manis seperti pandan maka bisa saja Mom mengalami infeksi. Cairan vagina yang sehat tidak memiliki bau, jika Mom memiliki bau pandan setelah berhubungan maka simak penjelasannya di artikel ini yuk Mom!
Artikel lainnya: Rahasia Seks di Air yang Bisa Membuat Hubunganmu Makin Intim
Kenapa Bau Vagina Bisa Berubah Setelah Berhubungan?
Setelah berhubungan intim tanpa kondom, keseimbangan pH di area vagina bisa berubah. Kondisi ini terkadang membuat beberapa wanita mencium bau pandan setelah berhubungan. Namun, perlu hati-hati karena perubahan pH juga dapat meningkatkan risiko infeksi seperti vaginosis bakterial, infeksi jamur, atau infeksi saluran kemih (ISK).
Mom perlu tahu bahwa vagina yang sehat memiliki pH sedikit asam. Pada kondisi ini dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri baik dan mencegah pertumbuhan bakteri jahat. Namun, ada beberapa alasan bau pandan setelah berhubungan bisa muncul, salah satunya karena perubahan pH di area kewanitaan setelah berhubungan intim.
1. Perpindahan Bakteri
Selama berhubungan intim, mikroorganisme dari mulut atau organ intim dapat berpindah ke vagina, sehingga dapat mengubah keseimbangan bakteri alami. Kondisi ini juga bisa menjadi salah satu penyebab munculnya bau pandan setelah berhubungan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang terinfeksi BV dapat menjadi pembawa bakteri penyebab BV dan menularkannya ke pasangan.
2. Air Mani Dapat Mengubah pH
Bau pandan setelah berhubungan bisa muncul karena adanya perubahan pH di area kewanitaan. Air mani memiliki sifat basa dengan pH 7,2–8,0, sedangkan vagina yang sehat memiliki pH yang lebih asam. Jika kadar basa terlalu tinggi, bakteri jahat akan lebih mudah tumbuh sehingga meningkatkan risiko infeksi jamur atau BV.
Bau pandan setelah berhubungan juga bisa disebabkan oleh kandungan bakteri dalam air mani. Air mani mengandung berbagai jenis bakteri, termasuk bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Karena itu, selama berhubungan intim Mom dianjurkan untuk menggunakan kondom agar dapat mengurangi risiko infeksi dan menjaga keseimbangan pH vagina tetap normal.
3. Bakteri Bisa Pindah dari Anus ke Uretra
Gerakan dan gesekan selama berhubungan intim dapat menyebabkan bakteri dari anus dapat pindah ke vagina. Sehingga hal ini dapat memicu terjadi infeksi saluran kemih atau ISK.
Artikel lainnya: Posisi yang tepat Berhubungan Seks Saat Hamil
Jenis Bau Vagina yang Perlu Diwaspadai
Kebanyakan wanita merasa tidak nyaman dan malu jika memiliki bau pada area vagina. Namun kenyataannya vagina memiliki aroma alami yang ringan dan khas sehingga hal ini normal.
Aroma pada vagina sering berubah karena adanya perubahan hormon, jika memiliki bau yang lembut dan tidak menyengat maka Mom tidak perlu khawatir. Namun, jika bau vagina terlalu menyengat Mom perlu konsultasi, berikut bau vagina yang perlu diwaspadai:
1. Bau Pandan
Jika vagina memiliki bau pandan setelah berhubungan intim maka hal ini terjadi karena adanya pertumbuhan jamur yang berlebihan. Jika bau pandan setelah berhubungan disertai dengan rasa gatal, terbakar, kering, hingga keputihan yang tidak normal maka sebaiknya konsultasi dengan dokter kandungan. Infeksi jamur dapat diatasi dengan mengonsumsi obat antijamur yang sesuai dengan resep dokter.
2. Bau Amis
Jika vagina terasa bau amis setelah berhubungan intim maka bisa saja Mom mengalami pertumbuhan bakteri yang berlebih sehingga mengganggu keseimbangan pH vagina. Biasanya kondisi ini dikenal dengan vaginosis bakterial, infeksi ini terjadi pada wanita usia 15-44 tahun. Selain bau amis infeksi ini juga menimbulkan rasa gatal dan sensasi terbakar, maka dari itu sebaiknya Mom konsultasi dengan dokter kandungan.
3. Bau Asam
Mencium bau setelah berhubungan yang mirip asam seperti roti sourdough merupakan pertanda baik. Aroma ini menunjukkan bahwa keseimbangan bakteri baik di vagina masih terjaga dan pH-nya tetap normal. Bau asam pada vagina menandakan adanya banyak bakteri lactobacillus, yaitu bakteri baik yang berfungsi melindungi area kewanitaan dari infeksi.
4. Bau Logam
Mom merasa bau setelah berhubungan intim maka kemungkinan Mom sedang menstruasi. Gesekan berlebihan saat menstruasi dapat menimbulkan luka kecil, namun jika Mom mengalami pendarahan berlebih maka sebaiknya konsultasi ke dokter kandungan.
5. Bau Keringat
Bila Mom mencium bau keringat setelah berhubungan intim, hal ini terjadi karena adanya keringat dan bakteri alami di area kemaluan. Stres atau emosi juga menyebabkan bau keringat menjadi lebih kuat karena tubuh mengeluarkan keringat dari kelenjar apokrin.
Artikel lainnya: Apa Itu Fingering dan Apakah Aman Dilakukan? Ini Penjelasannya!
Cara Mengatasi dan Mencegah Bau Tidak Sedap
Bau vagina yang tidak normal setelah berhubungan biasanya dapat hilang dengan sendirinya, namun jika bau tidak kunjung membaik maka dokter akan memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi. Bau setelah berhubungan juga bisa dicegah dengan beberapa cara berikut ini:
1. Jaga Kebersihan Area Intim
Mom dapat mencuci vulva dengan air hangat atau dengan menggunakan sabun tanpa pewangi untuk membantu mengurangi bau setelah berhubungan. Setelah olahraga sebaiknya Mom segera mandi, hal ini dilakukan agar tidak terlalu lama menggunakan pakaian yang lembap, karena pakaian yang lembap merupakan tempat berkembangnya bakteri penyebab bau tidak sedap.
2. Gunakan Pakaian yang Menyerap Keringat
Mom dianjurkan untuk menggunakan celana dalam berbahan katun agar area kewanitaan tetap kering dan tidak lembap, serta membantu mencegah bau setelah berhubungan. Sebaiknya hindari pakaian yang terlalu ketat, karena dapat menahan panas dan keringat yang memicu pertumbuhan bakteri penyebab bau tidak sedap.
3. Lindungi Vagina
Selama berhubungan intim sebaiknya Mom menggunakan kondom untuk mencegah infeksi menular seksual dan vaginosis bakterial yang dapat mengganggu keseimbangan pH. Sebaiknya Mom memilih pelumas tanpa aroma dan rasa, hal ini dapat mengurangi iritasi.
Bau pandan setelah berhubungan bisa normal, tapi jika disertai gatal atau keputihan, segera konsultasi ke dokter kandungan di KS Women and Children Clinic.










0 Comments