Dapatkan Panduan Lengkap Seputar Kehamilan

Mulai Dari Sebelum Hamil, Saat Hamil & Sesudah Melahirkan

Penyebab dan Cara Mengatasi Keputihan Saat Hamil

keputihan-saat-hamil-1

Isi Artikel

  1. Apakah Keputihan Saat Hamil, Normal?
  2. Ciri-ciri Keputihan
  3. Keputihan Berdasarkan Warna
  4. Penyebab Keputihan Pada Ibu Hamil
  5. Cara Mengatasi Keputihan

Masa kehamilan merupakan masa Mommil mengalami banyak perubahan. Mulai dari perubahan pada tubuh, hormon, hingga perubahan emosional. Salah satu perubahan yang terjadi pada tubuh berupa timbulnya keputihan. Sebenarnya, keputihan memang lazim terjadi sebelum menstruasi. Namun, bagaimana jika terjadi keputihan saat hamil? Yuk simak pembahasannya berikut ini.

Apakah Keputihan Saat Hamil adalah Hal yang Normal?

Salah satu tanda awal kehamilan adalah peningkatan keputihan. Hampir semua Mom akan mengalami keputihan saat hamil. Keputihan pada ibu hamil ini dapat berlangsung selama masa kehamilan. Keputihan pada ibu hamil cukup normal dan dapat terjadi karena beberapa alasan, salah satunya yaitu selama kehamilan, leher rahim dan dinding vagina menjadi lebih lembut sehingga cairan yang keluar pun meningkat.  Cairan ini bermanfaat untuk membantu mencegah infeksi yang naik dari vagina ke rahim. Peningkatan kadar hormon progesteron saat hamil juga dapat membuat Mommil memproduksi lebih banyak cairan.

Ciri-Ciri Keputihan Saat Hamil yang Abnormal

Meskipun keputihan pada ibu hamil merupakan hal yang wajar, penting untuk Mommil memperhatikan apakah keputihan yang Mommil rasakan masih normal atau tidak. Berikut adalah tanda-tanda keputihan pada ibu hamil yang perlu Mommil waspadai:

    • Keputihan berwarna kuning, abu-abu atau hijau
    • Bau yang sangat kuat dan tidak sedap
    • Gatal dan kemerahan pada daerah vulva
    • Demam
    • Sakit di daerah perut
    • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan secara tiba-tiba
    • Kelelahan
    • Terdapat darah
    • Peningkatan frekuensi buang air kecil

Perbedaan Keputihan Saat Hamil Berdasarkan Warna

Saat Mommil mengalami keputihan saat hamil, Mommil dapat memeriksa apakah warna keputihan masih normal atau tidak. Perbedaan warna pada keputihan saat hamil dapat menunjukkan masalah kesehatan, seperti berikut:

1. Putih Susu atau Bening

Warna bening merupakan warna umum yang normal pada keputihan. Tapi ketika mengalami keputihan saat hamil, Mommil harus waspada jika keputihan keluar terus menerus atau menjadi kental seperti jeli. Penting sekali mewaspadai keputihan yang terlalu sering, Mommil dapat berkonsultasi dengan dokter Obgyn di Kehamilan Sehat untuk pencegahan yang cepat & tepat. 

2. Putih dan Kental

Jika Mommil mengalami keputihan saat hamil yang berwarna putih dan kental, dapat mengindikasikan infeksi jamur. Infeksi jamur dapat ditimbulkan karena tubuh sangat rentan terhadap jamur pada saat kehamilan. Mommil harus rutin membersihkan area vagina dengan cairan dan memastikan kondisi vagina dalam keadaan tidak lembab. 

3. Kuning atau Kehijauan

Keputihan saat hamil yang berwarna kuning atau kehijauan menunjukkan kondisi yang tidak sehat. Diagnosa pada gejala keputihan ini adalah karena infeksi menular seksual.

4. Abu-abu

Jika keputihan saat hamil berwarna abu-abu, dapat mengindikasikan adanya infeksi karena tidak seimbangnya bakteri pada vagina.

5. Merah Muda

Keputihan pada ibu hamil dengan warna merah muda sering terjadi selama awal kehamilan atau di minggu-minggu terakhir saat tubuh bersiap untuk persalinan. Mommil harus waspada karena dapat terjadi sebelum keguguran.

6. Kecoklatan

Keputihan saat hamil biasanya berwarna coklat karena darah lama meninggalkan tubuh, yang bisa menjadi gejala awal kehamilan. Keputihan coklat selama kehamilan umumnya tidak perlu dikhawatirkan.

7. Merah

Jika keputihan merah selama kehamilan terjadi, Mommil perlu perhatian segera dari dokter. Terutama jika perdarahannya banyak, mengandung gumpalan, atau terjadi bersamaan dengan kram dan sakit perut. Sama hal nya dengan keputihan berwarna merah murah, keputihan pada ibu hamil dengan warna merah bisa menjadi indikasi terjadinya keguguran. Mommil harus waspada dan segera memeriksakan kandungan Mom ke Klinik Kehamilan terdekat. 

Penyebab Keputihan pada Ibu Hamil

Setelah Mom mengetahui warna keputihan yang sering dialami oleh Ibu Hamil. Mom juga perlu mengetahui penyebab keputihan pada ibu hamil. Keputihan pada ibu hamil bisa terjadi dikarenakan beberapa hal, diantaranya:

1. Infeksi Jamur

Pada saat kehamilan, peningkatan hormon progesteron menyebabkan Mommil memproduksi lebih banyak cairan. Banyaknya cairan yang keluar menyebabkan infeksi jamur akan lebih mudah terjadi.

2.  Infeksi Menular Seksual Trikomoniasis

Infeksi menular seksual juga dapat menjadi salah satu penyebab keputihan pada ibu hamil. Infeksi jenis ini diantaranya seperti klamidia dan trikomoniasis. Gejala infeksi ini dapat dilihat dari adanya kemerahan dan iritasi pada vagina. 

Perbedaan Keputihan saat Hamil dengan Sumbat Lendir

Sumbat lendir adalah sepotong lendir tebal yang menghalangi pembukaan serviks Mom selama kehamilan. Sumbat lendir dapat juga disebut sebagai segel untuk mencegah bakteri dan infeksi masuk ke rahim dan menyerang janin dalam kandungan.  Saat kehamilan Mommil menginjak usia 37 minggu, kehilangan sumbat lendir terjadi beberapa hari atau beberapa minggu sebelum tanggal kelahiran bayi. Pelepasan sumbat lendir dapat berupa cairan berwarna bening, putih pudar atau sedikit berdarah. Perbedaan sumbat lendir dengan keputihan pada ibu hamil yaitu keputihan biasanya encer dan berwarna kuning muda atau putih, sedangkan debit dari sumbat lendir lebih tebal, lebih seperti jeli dan memiliki volume lebih banyak. Keluarnya sumbat lendir juga bisa disertai dengan darah berwarna merah, coklat atau merah muda.

Perbedaan Keputihan saat Hamil dengan Air Ketuban

Mommil pasti bertanya-tanya apakah keputihan saat hamil yang berlebihan adalah ciri-ciri air ketuban pecah. Jawabannya adalah tidak. Perlu Mommil ketahui jika air ketuban yang pecah teksturnya seperti tetesan yang cair. Air ketuban juga tidak berbau. Warna air ketuban kekuningan yang lebih muda dari warna putih dan lebih tipis dibanding keputihan.   Cara membedakan keputihan dan air ketuban dapat Mommil coba dengan mengosongkan kandung kemih terlebih dahulu. Tempatkan pembalut atau panty liner di pakaian dalam Mommil dan periksa cairan yang ada di pembalut setelah 30 menit hingga satu jam. Jika cairannya berwarna kuning, kemungkinan itu adalah urine. Jika tidak, cairan itu bisa jadi cairan ketuban.

Cara Mengatasi Keputihan saat Hamil

Cara mengatasi keputihan saat hamil berikut dapat Mommil lakukan di rumah untuk mengatasi keputihan saat hamil, diantaranya:

webinar-series-1-2

1. Menerapkan Pola Makan Sehat

Meskipun mengidam makanan, disarankan agar Mom tetap mengontrol konsumsi gula untuk menghindari keputihan. Konsultasikan dengan dokter terpercaya Mom mengenai makanan mana yang baik dikonsumsi untuk menghindari kemungkinan infeksi. Lendir serviks Mom juga dapat dipengaruhi oleh jenis makanan yang Mom makan. Hindari makan makanan yang menyebabkan peradangan atau masalah pencernaan. Baca juga : Makanan Sehat & Dilarang Untuk Ibu Hamil

2. Gunakan Celana dalam Berbahan Katun

Apakah Mom sedang hamil atau tidak, kualitas pakaian dalam Mom dapat menunjukkan kesehatan vagina. Jika pakaian dalam Mommil tidak ada rongga bernapas, kemungkinan Mommil terkena infeksi tinggi. Cara mengatasi keputihan saat hamil berikutnya yaitu gunakan celana dalam berbahan katun. Pakaian berlapis kapas sangat ideal karena menyerap kelebihan cairan. Mommil juga harus memastikan bahwa lapisan pakaian lain seperti jeans atau legging Mommil nyaman dan tidak terlalu ketat.

3. Gunakan Panty Liner

Cara mengatasi keputihan saat hamil selanjutnya dengan gunakan panty liner. Panty liner dapat menyerap kelebihan cairan dan dapat membantu Mom merasa lebih nyaman. Hindari menggunakan pembalut yang bisa memasukkan kuman ke dalam vagina Mom.

4. Hindari Penggunaan Tisu Basah untuk Membersihkan Vagina

Vagina Mom memiliki kemampuan untuk melakukan pembersihan secara mandiri. Penggunaan tisu basah justru akan mengubah pH di saluran genital Mom dan meningkatkan risiko infeksi. Jika Mom benar-benar perlu membersihkan vagina dengan tisu basah, pilihlah tisu yang aman dari pH, bebas alkohol dan bahan kimia.

5. Jaga Vagina Agar Tidak Lembab

Cara mengatasi keputihan saat hamil yang paling penting adalah menjaga kebersihan dan memastikan vagina kering. Keadaan vagina yang kering dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri untuk mencegah infeksi vagina. Pengobatan mandiri di atas bisa saja tidak efektif diterapkan pada Mom. Jika gejala keputihan saat hamil parah dan cenderung mengganggu kesehatan, disarankan agar Mommil berkonsultasi dengan dokter Obgyn terpercaya. Dokter Obgyn terpercaya akan memberikan diagnosa dan perawatan yang tepat untuk keputihan pada ibu hamil. Klinik Kehamilan Sehat menyediakan dokter Obgyn tersertifikasi dan berpengalaman. Mommil dapat mengunjungi Klinik Kehamilan Sehat untuk berkonsultasi jika mengalami gejala keputihan saat hamil. Pemeriksaan kehamilan yang tepat dapat mendiagnosa penyebab keputihan abnormal yang Mommil alami. Mommil dapat mencegah terjadinya infeksi jamur dan infeksi menular seksual lainnya sedini mungkin. Segera lakukan pemeriksaan kehamilan di Klinik Kehamilan Sehat sekarang juga!

Kategori

Penulis

Penulis

Tanggal

11/15/2021

Kategori

Penulis

Penulis

Tanggal

11/15/2021

0 Comments

Submit a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Bermanfaat Lainnya

Catat! Menu Buka Puasa Untuk Ibu Hamil

Catat! Menu Buka Puasa Untuk Ibu Hamil

Saat bulan Ramadhan, Mom yang sedang hamil perlu memperhatikan asupan nutrisi agar tetap sehat dan bertenaga selama menjalani puasa Berikut ini adalah beberapa pilihan menu buka puasa sehat untuk ibu hamil agar puasa tetap terjaga dan kehamilan berjalan dengan baik....

read more
Simak! Tanda-Tanda IUD Bermasalah

Simak! Tanda-Tanda IUD Bermasalah

Menggunakan alat kontrasepsi intrauterine device (IUD) adalah pilihan yang banyak diminati oleh Mom yang ingin mencegah kehamilan secara jangka panjang. Dengan efektivitas hingga 99%, IUD atau dikenal juga sebagai spiral ini dapat bertahan dalam tubuh hingga lima atau...

read more
Shares
Share This

Share This

Share this post with your friends!

Shares