Dry humping merupakan aktivitas seksual dengan menggunakan pakaian, sehingga risiko kehamilan menjadi rendah. Dry hump artinya kegiatan yang menggambarkan gesekan di area genital tanpa penetrasi. Aktivitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan bantal atau dua orang yang saling bergesekan sambil tetap memakai pakaian. Dry humping sendiri tergolong aman dilakukan karena tidak menyebabkan kehamilan dan jarang menularkan infeksi menular seksual.
Artikel lainnya: Posisi Berhubungan atau Gaya Berhubungan Intim Agar Cepat Hamil Setelah Haid
Apa Itu Dry Humping?
Dalam dunia medis, dry humping dikenal dengan istilah outercourse, yaitu aktivitas seksual tanpa penetrasi yang tetap bisa memberikan sensasi nikmat bagi pasangan. Saat dilakukan cukup lama dan dalam kondisi terangsang, dry humping bahkan bisa membuat seseorang mencapai orgasme.
Kegiatan ini juga sering menjadi bagian dari foreplay atau pemanasan sebelum berhubungan seksual. Karena itu, dry humping bisa menjadi cara bagi pasangan untuk meningkatkan gairah dan mencapai klimaks tanpa harus melakukan penetrasi.
Manfaat Dry Humping
Dry humping memiliki beberapa manfaat, maka dari itu ketahui apa saja manfaat dry humping di bawah ini:
- Memberikan kenikmatan seksual, karena kegiatan ini dapat memberikan sensasi yang mirip dengan hubungan intim lainnya.
- Risiko penularan infeksi menular seksual lebih rendah, karena tidak ada kontak langsung atau pertukaran cairan tubuh maka risiko infeksi menular seksual menjadi lebih kecil.
- Risiko kehamilan yang rendah, tanpa ada penetrasi maka kemungkinan terjadi pembuahan sangat kecil, sehingga kegiatan ini menjadi alternatif untuk meningkatkan gairah tanpa berhubungan intim.
Apakah Dry Humping Menyebabkan Kehamilan?
Dry humping adalah aktivitas seksual tanpa adanya penetrasi, namun kemungkinan kecil untuk hamil tetap ada, maka dari itu ketahui hal berikut ini:
- Ejakulasi terjadi di dekat area genital: Jika sperma keluar dan merembes ke pakaian maka kemungkinan kecil sperma dapat masuk ke vagina.
- Jenis pakaian menjadi pengaruh: Jika Mom atau Ayah menggunakan pakaian tipis atau ketat maka sperma dapat menembus kain.
- Ada kontak langsung antar area genital: Jika kelamin saling bergesekan secara langsung dengan pakaian maka kemungkinan sperma masuk tetap ada meski kecil.
- Terjadi saat masa subur: Kehamilan dapat terjadi saat wanita sedang berovulasi.
Meski begitu, dry hump artinya bukan metode kontrasepsi yang aman ya Mom. Sebaiknya gunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Kegiatan ini juga dapat menularkan infeksi menular seksual, maka dari itu penting untuk menjaga kebersihan pakaian dan menggunakan perlindungan yang tepat.
Artikel lainnya: Apakah Petting Bisa Menyebabkan Kehamilan? Ini Jawabannya
Risiko Penularan Infeksi Menular Seksual
Dry humping berisiko menularkan infeksi menular seksual, meskipun risikonya lebih rendah dengan berhubungan intim secara langsung. Maka dari itu ketahui risiko penularan infeksi menular seksual dari dry humping:
1. Penularan Melalui Kontak Kulit ke Kulit
Beberapa jenis IMS yang dapat menular dari gesekan kulit area kelamin tanpa adanya penetrasi. Kemungkinan penularan penyakit yang terjadi yaitu HPV, herpes simplex virus, trikomoniasis, sifilis, kutu kelamin, dan chancroid. Jika ingin melakukan dry humping gunakan pakaian yang bersih untuk menghindari risiko penyakit menular.
2. Penularan Melalui Cairan Tubuh
Jika ada kontak langsung antara cairan tubuh dengan kulit yang sedang luka maka risiko penularan dapat meningkat. Dalam konteks dry hump artinya, aktivitas ini tetap dapat menyebabkan penularan penyakit menular seperti gonore, klamidia, HPV, trikomoniasis, hepatitis A, dan B jika terjadi kontak cairan tubuh secara langsung.
3. HIV
Risiko penularan HIV dengan melakukan dry humping sangat kecil, namun bisa meningkat jika ada luka pada kulit. HIV juga bisa terjadi jika cairan tubuh penderita HIV menyentuh area luka atau selaput lendir pasangan.
Artikel lainnya: Kenapa Berhubungan Intim Bisa Menyakitkan? Temukan Penyebabnya

Tips Aman Melakukan Dry Humping
Jika Mom dan Ayah ingin melakukan dry humping maka sebaiknya harus memperhatikan cara sebagai berikut:
- Gunakan pakaian pelindung, untuk melakukan kegiatan ini sebaiknya hindari kontak kulit di area genital untuk mengurangi risiko penyakit menular seksual.
- Pilih pakaian yang menggunakan bahan lembut, jangan menggunakan pakaian dengan ritsleting, kancing, atau sabuk yang dapat melukai kulit.
- Jaga kebersihan tubuh dan pakaian, hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan infeksi pada kulit.
- Gunakan pelumas, jika gesekan terjadi secara berlebihan maka tambahkan sedikit pelumas yang mengandung air untuk mengurangi iritasi.
- Bicarakan tentang batasannya, hal ini dilakukan untuk menjaga rasa nyaman dan saling menghormati.
- Jangan melakukan kontak langsung dengan cairan tubuh, cairan yang berasal dari vagina atau sperma dapat membawa risiko IMS.
- Berhenti jika iritasi, jika sudah terasa perih, panas, hingga kemerahan maka sebaiknya berhenti hal ini untuk mengurangi luka dan infeksi.
Meski terlihat aman, dry humping tetap berisiko menularkan infeksi menular seksual dan menyebabkan iritasi kulit. Jika Mom ingin tahu cara menjaga hubungan intim yang aman selama kehamilan, konsultasikan dengan dokter kandungan di KS Women and Children Clinic untuk penjelasan medis yang tepat.
0 Comments