Dapatkan Panduan Lengkap Seputar Kehamilan

Mulai Dari Sebelum Hamil, Saat Hamil & Sesudah Melahirkan

Jangan Abaikan, Retensi Urin adalah Ancaman Nyata bagi Ibu Hamil!

retensi urin adalah

Retensi urin adalah kondisi ketika Mommil tidak dapat buang air kecil secara normal karena urin tertahan di dalam kandung kemih. Meskipun kandung kemih tidak berperan langsung dalam sistem reproduksi, kehamilan tetap dapat memengaruhi fungsinya. Biasanya, retensi urin terjadi pada trimester awal akibat peningkatan frekuensi buang air kecil, dan pada trimester akhir karena tekanan janin yang menyebabkan urin tertahan di dalam kandung kemih dan sulit untuk dikeluarkan.

Artikel lainnya: Distosia, Kelainan Jalan Lahir yang Menjadi Tantangan Saat Bersalin 

Apa Itu Retensi Urin?

Retensi urin adalah kondisi ketika seseorang tidak bisa mengosongkan kandung kemih dengan tuntas. Maka dari itu hal ini menyebabkan urin tertinggal di dalam kandung kemih meskipun sudah buang air kecil. Retensi urin bukanlah penyakit namun, hal ini merupakan tanda masalah kesehatan lain seperti gangguan prostat pada pria atau terjadinya penurunan pada posisi kandung kemih pada wanita. 

disc 10% pasien baru ks

Retensi Urin Akut

Retensi urin adalah gangguan pada sistem kemih yang bisa terjadi secara tiba-tiba, seperti pada kondisi retensi urin akut. Dalam kondisi ini, penderitanya tidak dapat buang air kecil sama sekali meskipun kandung kemih terasa penuh. Akibatnya, muncul rasa sakit hebat dan kondisi ini sangat berbahaya bagi kesehatan jika tidak segera ditangani.

Retensi Urin Kronis

Retensi urin adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara sempurna, salah satunya dalam bentuk retensi urin kronis. Kondisi ini berkembang secara perlahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Mommil yang mengalaminya masih bisa buang air kecil, namun tidak tuntas dan masih ada urin yang tertinggal di kandung kemih. Karena gejalanya sering kali ringan, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalami retensi urin kronis.

Mengapa Retensi Urin Terjadi pada Ibu Hamil?

Retensi urin adalah kondisi yang bisa terjadi selama kehamilan akibat perubahan bentuk dan posisi organ di dalam tubuh. Salah satu penyebab retensi urin pada Mommil adalah rahim yang terbalik ke arah belakang. Dalam kondisi ini, leher kandung kemih tertekan karena posisi leher rahim yang bergeser, sehingga menghambat aliran urin dan menyebabkan kesulitan saat buang air kecil.

Namun, masalah ini biasanya terjadi setelah usia kehamilan masuk minggu ke-14. Hal ini terjadi karena rahim dan saluran tuba naik ke posisi yang lebih tinggi, sehingga tekanan pada leher kandung kemih berkurang dan buang air kecil kembali normal. Retensi urin adalah kondisi yang bisa membaik seiring perubahan posisi organ reproduksi tersebut selama kehamilan.

Faktor lain yang dapat menghalangi pergerakan rahim antara lain adanya jaringan lengket di panggul, kelainan bawaan pada bentuk panggul, serta miom di bagian belakang rahim. Selain itu, retensi urin adalah kondisi yang bisa terjadi akibat penurunan organ wanita saat hamil, yang menyebabkan tekanan pada kandung kemih dan mengganggu aliran urin.

Artikel lainnya: Amankah Buah Kiwi untuk Ibu Hamil? Ini Penjelasannya! 

Gejala Retensi Urin pada Ibu Hamil

Gejala retensi urin tergantung dari jenisnya. Berikut gejala yang perlu diketahui, terutama pada retensi urin akut, yaitu tidak bisa buang air kecil sama sekali atau hanya keluar urin dalam jumlah yang sangat sedikit. Mommil juga akan merasakan nyeri pada bagian perut bawah, kembung, hingga mengalami gangguan pencernaan. Retensi urin adalah kondisi yang tidak boleh diabaikan karena dapat berdampak pada kenyamanan dan kesehatan saluran kemih selama kehamilan.

Gejala retensi urin kronis yang perlu diketahui yaitu Mommil sulit untuk buang air kecil, aliran urin yang lemah, dan tidak bisa dikontrol dengan baik. Mommil juga bisa merasa ingin buang air kecil meskipun baru saja melakukannya, kandung kemih terasa penuh, serta sering mengalami kebocoran atau ngompol, bahkan terbangun di malam hari untuk pipis. Retensi urin adalah kondisi yang memengaruhi kualitas hidup dan perlu dikenali sejak awal agar dapat segera ditangani.

Risiko dan Komplikasi Retensi Urin

Meskipun belum banyak penelitian secara mendalam tentang kondisi ini, penting untuk mengetahui bahwa ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko retensi urin pada Ibu hamil, di antaranya:

  • Rahim terbalik, yaitu posisi rahim yang mengarah ke belakang. 
  • Adhesi panggul, merupakan jaringan parut di area panggul akibat operasi atau infeksi. 
  • Kelainan pada dinding rahim. 
  • Endometriosis yaitu tumbuhnya jaringan rahim di luar rahim. 
  • Usia Mommil yang lebih tua. 
  • Memiliki riwayat melahirkan bayi prematur. 
  • Diabetes gestasional. 
  • Memiliki riwayat keguguran dan aborsi. 

Kemungkinan Komplikasi Retensi Urin

Retensi urin pada Ibu hamil dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan bila tidak ditangani, bisa menimbulkan masalah serius. Retensi urin selama kehamilan membuat Mommil merasa tidak nyaman dan bisa menyebabkan masalah serius di antaranya:

  • Infeksi saluran kemih, hal yang paling umum karena terjadinya retensi urin pada Ibu hamil. Penyebabnya terjadi karena perubahan hormon selama hamil, tekanan di dalam rahim, dan saluran kemih yang terinfeksi. 
  • Infeksi ginjal dan kerusakan kandung kemih, jika tidak ditangani dengan segera maka akan menyebabkan infeksi ginjal. 
  • Keguguran yang disebabkan oleh retensi urin yang jarang terjadi namun, biasanya penyakit ini bisa muncul pada trimester awal dan akhir. 

Artikel lainnya: Keluhan Ibu Hamil Trimester 2 dan Cara Mengurangi Risikonya! 

Mencegah dan Mengatasi Retensi Urin

Retensi urin pada Ibu hamil memang tidak bisa dicegah sepenuhnya, terutama karena adanya perubahan anatomi tubuh selama kehamilan. Namun, kondisi ini masih bisa dikurangi risikonya dengan beberapa langkah berikut:

  • Segara buang air kecil jika ingin, jangan menahan pipis karena dapat membuat kandung kemih melemah. 
  • Perhatikan kebiasaan buang air kecil, jika Mommil kesulitan buang air kecil maka segera konsultasi dengan dokter kandungan. 
  • Jaga pola makan dan gaya hidup sehat selama hamil, dan perhatikan pola makan selama hamil.  

Retensi urin saat hamil bisa berbahaya jika dibiarkan, karena berisiko menyebabkan infeksi hingga komplikasi serius bagi Ibu dan janin. Jika Mommil mengalami kesulitan buang air kecil, segera konsultasikan ke dokter.

Dokter kandungan di KS Women and Children Clinic siap membantu memastikan kehamilan tetap sehat dan aman.

Kategori

Penulis

Penulis

Tanggal

06/19/2025

Kategori

Penulis

Penulis

Tanggal

06/19/2025

0 Comments

Submit a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Bermanfaat Lainnya

Shares
Share This

Share This

Share this post with your friends!

Shares