Dapatkan Panduan Lengkap Seputar Kehamilan

Mulai Dari Sebelum Hamil, Saat Hamil & Sesudah Melahirkan

Waspada! Ini Akibat Jika si Kecil Skip Vaksin Tambahan

vaksin tambahan

Hallo Mom! Salah satu cara yang dapat Mom lakukan untuk menjaga imunitas si kecil bisa dengan rutin melakukan vaksinasi anak sesuai dengan jadwal yang dianjurkan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Lantas apakah cukup hanya dengan vaksin dasar saja? atau diperlukan vaksin tambahan untuk menambah kekebalan tubuh si Kecil.

Sebelum mendapatkan penjelasan mengenai pentingnya vaksin tambahan, pastikan Mom mengetahui perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi ya Mom. Simak penjelasannya dibawah ini : 

Apa Itu Perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi?

Sebagian besar orang menganggap vaksinasi dan imunisasi memiliki makna yang sama. Namun, ternyata keduanya memiliki makna yang berbeda. Walau keduanya memiliki makna yang berbeda, tujuannya tetap sama yaitu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit tertentu. Vaksinasi adalah proses pemasukan vaksin dengan cara disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut untuk menstimulasi sistem imun tubuh. 

Sedangkan, imunisasi merupakan proses yang terjadi pada tubuh setelah vaksinasi dengan tujuan agar seseorang kebal terhadap penyakit menular tertentu. Ada 2 jenis imunisasi, yaitu aktif dan pasif. Yang termasuk imunisasi aktif adalah vaksinasi karena sebagai upaya untuk tubuh mengeluarkan antibodi terhadap penyakit tertentu. Sedangkan, imunisasi pasif yaitu vaksinasi yang diberikan kepada tubuh tanpa pancingan untuk menghasilkan ketahanan tubuh, misalnya pemberian antibodi dari tubuh ibu hamil kepada janin di dalam kandungan.

Setelah melakukan vaksinasi, komponen dari vaksin akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk bersiap menghadapi penyakit tertentu. Dengan begitu, ketika si Kecil di kemudian hari terinfeksi penyakit tertentu, sistem kekebalan tubuh sudah siap untuk melawan dan mengalahkannya, sehingga si Kecil menjadi kebal atau tidak tertular. 

Lantas, apa saja Komponen Kuman yang dapat diolah menjadi Vaksin?

Ada beberapa komponen kuman penyakit yang dapat diolah menjadi vaksin, diantaranya:

  • Kuman hidup yang sudah dilemahkan digunakan untuk vaksin MMR (Campak, Gondongan dan Rubella)
  • Kuman yang sudah tidak aktif (Vaksin Polio)
  • Salah satu bagian kuman (Vaksin HPV)
  • Toksin yang dihasilkan kuman (Vaksin TT)

Pemerintah Indonesia menyediakan program vaksinasi gratis untuk beberapa jenis vaksin yang bisa diberikan kepada anak-anak hingga dosis lengkap. Selanjutnya mari kita simak 5 jenis imunisasi wajib yang diberikan kepada anak di usia dini. 

5 Jenis Imunisasi Wajib

Berikut 5 jenis imunisasi wajib yang bisa diberikan kepada anak sesuai usianya menurut anjuran IDAI. Simak dibawah ini :

1. Imunisasi hepatitis B 

Imunisasi ini diberikan dengan tujuan untuk mencegah penyakit hepatitis B (infeksi hati) yang bisa menimbulkan komplikasi berbahaya. Vaksinasi ini diberikan sebanyak 5 kali melalui penyuntikkan di bagian otot paha bayi. Pemberian vaksinasi pertama dilakukan saat bayi baru lahir, untuk dosis berikutnya diberikan secara urut sesuai usia bayi 2,3,4 dan 18 bulan.

2. Imunisasi BCG

Tujuan imunisasi ini diberikan adalah untuk mencegah tubuh dari kuman penyebab penyakit TBC. Imunisasi ini bisa diberikan segera setelah bayi lahir.

3. Imunisasi DPT-HB-HiB

Imunisasi ini dapat melindungi dan mencegah terhadap 6 penyakit, diantaranya difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis. Imunisasi wajib ini diberikan sebanyak 4 kali, mulai dari usia bayi  2,3,4 dan 18 bulan.

4. Imunisasi Campak 

Imunisasi campak rubella atau MR ini diberikan untuk mencegah penyakit campak dan rubella yang mudah menular. Imunisasi ini diberikan sebanyak 3 kali, saat anak berusia 9 bulan, 18 bulan dan 5 tahun.

5. Imunisasi Polio 

Di Indonesia, jenis vaksin polio terdapat 2 macam, yaitu vaksin polio tetes atau oral dan bentuk suntik. Vaksin polio tetes diberikan sebanyak 4 kali, yaitu saat bayi baru lahir dan saat bayi berusia 2, 3 dan 4 bulan untuk mencegah lumpuh. Serta vaksin polio suntik diberikan 1 kali saat usia bayi 4 bulan untuk menyempurnakan terbentuknya sistem kekebalan tubuh. 

Itulah beberapa daftar vaksinasi wajib yang dianjurkan untuk diberikan kepada bayi sesuai dengan usianya agar dapat melindungi dan membentuk sistem imun tubuh dengan baik.  Selain vaksinasi wajib di atas, IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) juga menganjurkan untuk mendapatkan imunisasi tambahan. Simak penjelasannya dibawah ini :

Berikut beberapa daftar imunisasi tambahan untuk bayi :

1. Pneumokokus (PCV)

Pemberian imunisasi tambahan untuk bayi ini bertujuan untuk mencegah infeksi kuman pneumokokus. Kuman pneumokokus merupakan salah satu penyebab dari radang telinga, pneumonia, meningitis, dan beredarnya bakteri dalam darah.

Jadwal imunisasi tambahan pneumokokus adalah:

  1. Usia 2-6 bulan: 3 dosis dengan jarak waktu 6-8 minggu (diulang saat bayi berusia 12-15 bulan.
  2. Usia 7-11 bulan: 2 dosis, dengan jarak waktu 6-8 minggu, dan 1 dosis ulangan pada saat bayi berusia 12-15 bulan.
  3. Usia 12-23 bulan: 2 dosis, dengan jarak waktu 6-8 minggu.
  4. Di atas usia 24 bulan: 1 dosis.

2. MMR

Vaksin MMR (measles, mumps, rubella) diberikan untuk mencegah penyakit gondongan, campak, dan campak jerman. Pemberian imunisasi tambahan untuk bayi jika bayi sudah berusia 15-18 bulan, dengan catatan jeda waktu antara imunisasi lainnya. Dan jarak 6 bulan dengan imunisasi campak.

3. Rotavirus 

Rotavirus adalah infeksi virus yang bisa menyebabkan diare parah, muntah, demam, hingga nyeri perut, sehingga berpotensi dehidrasi. Tujuannya diberikan imunisasi tambahan untuk bayi rotavirus ini adalah agar bayi terhindar dari penyakit tersebut.

Saat ini, ada 2 jenis vaksin rotavirus di Indonesia yang bisa diberikan sesuai jadwal berikut ini :

  1. Rotateq, diberikan sebanyak 3 dosis dengan pemberian pertama pada usia 6-14 minggu, pemberian kedua setelah jeda waktu 4-8 minggu, dan dosis ketiga maksimal diberikan pada usia 8 bulan.
  2. Rotarix, diberikan sebanyak 2 dosis dengan pemberian pertama pada usia 10 minggu dan dosis kedua pada usia 14 minggu atau maksimal pada usia 6 bulan.

4. Influenza

Vaksin tambahan selanjutnya yaitu Influenza atau yang biasa dikenal sebagai sakit flu adalah penyakit yang menyerang pernapasan yang disebabkan oleh infeksi virus influenza. Penyakit ini biasanya terjadi di wilayah negara tropis seperti di Indonesia.

Vaksin ini menjadi imunisasi tambahan yang penting untuk diberikan kepada anak, terlebih anak-anak berusia 5 tahun kebawah berisiko tinggi mengalami komplikasi. Jadwal imunisasi tambahan influenza beserta dosisnya :

  1. Anak usia 6-35 bulan: 0,25 ml.
  2. Anak di atas usia 3 tahun: 0,5 ml.

5. Varisela

Virus varicella-zoster adalah virus yang menyebabkan penyakit cacar air yang bergejala seperti lentingan yang gatal dan tersebar di sekujur tubuh. Penyakit ini dapat dicegah atau dikurangi keparahannya dengan memberikan vaksin varisela 1 dosis saat bayi berusia di atas 1 tahun. 

Imunisasi tambahan varisela hanya perlu dilakukan sekali. Sementara untuk anak berusia di atas 13 tahun atau pada orang dewasa, vaksin varisela diberikan dua kali dengan jarak waktu 4- 8 minggu.

Akibat si Kecil Tidak diberikan Vaksinasi

Tujuan utama vaksinasi adalah untuk menjaga kesehatan bayi, oleh karena itu bila vaksinasi tidak diberikan atau bayi terlambat menerima vaksinasi, bisa berakibat fatal untuk kesehatannya di kemudian hari. Untuk Mom yang ingin memenuhi kewajiban si Kecil untuk imunisasi tambahan, Mom bisa datang ke Klinik Kehamilan Sehat. Ingin tahu lebih lengkap layanan vaksinasi di Kehamilan Sehat? Mom bisa lihat disini! Mom juga bisa berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan waktu yang aman untuk bayi menerima imunisasi. 

Penulis

Penulis

Tanggal

07/19/2022

Penulis

Penulis

Tanggal

07/19/2022

0 Comments

Submit a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Bermanfaat Lainnya

Cara Menghitung Usia Kehamilan dalam Minggu dan Bulan

Cara Menghitung Usia Kehamilan dalam Minggu dan Bulan

Menghitung usia kehamilan adalah hal yang penting bagi Mom untuk mengetahui perkembangan janin di dalam kandungan. Selain itu, mengetahui usia kehamilan juga dapat membantu Mom dan Ayah dalam merencanakan waktu persalinan serta menjalani pemeriksaan rutin dengan lebih...

read more
Shares
Share This

Share This

Share this post with your friends!

Shares