Pada dasarnya, pneumonia dapat menjangkiti siapa saja, namun ada beberapa kelompok yang berisiko tinggi terjangkit pneumonia, yaitu bayi, balita, lansia hingga orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pneumonia setiap tahunnya menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan balita. Gejala pneumonia umumnya hampir sama seperti flu biasa atau pilek.
Meski gejalanya terlihat seperti sakit pada umumnya, namun jika tidak segera mendapat penanganan dapat menyebabkan kematian. Maka dari itu, perlu diwaspadai jika termasuk dalam kelompok berisiko tinggi terjangkit pneumonia agar upaya pencegahan dapat dilakukan lebih cepat sehingga kondisi tidak semakin parah.
Ketahui apa saja gejala pneumonia dan bagaimana pencegahan serta pengobatan pneumonia. Simak pembahasannya di artikel berikut ini.
Apa itu Pneumonia?
Pneumonia atau sering disebut juga dengan paru-paru basah adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada paru-paru. Kantung udara dapat terisi cairan, akibatnya dapat menyebabkan batuk berdahak dan kesulitan bernapas.
Tidak ada penyebab tunggal pneumonia, pneumonia bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang ada di udara.
Tingkat keparahan pneumonia dapat berkisar dari ringan hingga mengancam jiwa. Penyakit dapat menyerang siapa saja mulai dari bayi dan anak kecil di bawah 2 tahun, orang berusia di atas 65 tahun, dan orang dengan masalah kesehatan atau sistem kekebalan tubuh lemah.
Kebanyakan orang membaik dalam 2 hingga 4 minggu, namun pada bayi, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah berisiko mengalami sakit parah dan mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.
Gejala Pneumonia
Gejala pneumonia bervariasi dari yang ringan hingga yang berat, tergantung pada faktor-faktor seperti jenis kuman yang menyebabkan infeksi, dan usia serta kesehatan tubuh secara keseluruhan. Tanda dan gejala ringan seringkali mirip dengan pilek atau flu, tetapi berlangsung lebih lama.
Berikut gejala pneumonia yang mungkin terjadi, meliputi:
– Kelelahan
– Terasa sakit saat bernapas dan batuk
– Batuk berdahak
– Demam, berkeringat, dan menggigil
– Mual dan muntah
– Sesak napas
– Pada orang dewasa yang berusia di atas 65 tahun dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah biasanya mengalami suhu tubuh yang lebih rendah dari suhu tubuh normal
– Kebingungan atau perubahan kesadaran mental (pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas)
Pencegahan Pneumonia
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu pemulihan dari pneumonia dan mengurangi risiko penularannya ke orang lain, antara lain :
- Berhenti merokok, merokok merusak pertahanan alami paru-paru terhadap infeksi pernafasan.
- Makanlah makanan bergizi seimbang.
- Jaga daya tahan tubuh dan rutin berolahraga
- Melakukan vaksinasi PCV (Pneumococcus Conjugated Vaccine)
- Dapatkan resep obat dari dokter, biasanya dokter akan menyarankan untuk minum parasetamol atau ibuprofen untuk membantu mengatasi rasa sakit atau suhu tinggi
- Istirahatlah yang cukup, usahakan untuk tetap di rumah dan hindari kontak dengan orang lain jika suhu tubuh tinggi atau merasa tidak cukup sehat untuk melakukan aktivitas normal
- Jaga kebersihan misalnya cuci tangan secara teratur dengan air dan sabun
Pengobatan Pneumonia
Sebagai langkah pengobatan, dokter akan memberikan antibiotik yang harus dikonsumsi sampai habis untuk mengobati pneumonia. Kebanyakan orang menjadi lebih baik dalam 2 hingga 4 minggu.
Selain itu, melakukan beberapa terapi juga dibutuhkan sesuai dengan kondisi untuk pengobatan pneumonia seperti fisioterapi dada atau terapi inhalasi (penyaluran obat langsung ke paru-paru melalui inhaler atau nebulizer).
Pada kondisi pneumonia yang berat dan pasien berisiko tinggi mengalami komplikasi, dokter akan menganjurkan untuk melakukan rawat inap di rumah sakit. Di rumah sakit, pasien dapat dipantau secara ketat dan menerima perawatan intensif jika diperlukan.
0 Comments