Kista merupakan kondisi yang sering terjadi pada wanita, termasuk pada wanita yang sedang hamil. Hal ini tentu saja mengkhawatirkan, terlebih lagi ada yang mengatakan bahwa kista saat hamil dapat menyebabkan ragam komplikasi termasuk keguguran. Untuk mengatasi rasa khawatir akan kondisi ini, Mom perlu mengenali lebih jauh tentang kista ovarium dan kista saat hamil. Kenali penyebabnya, gejala, pengaruhnya pada kehamilan, serta pilihan pengobatan yang tersedia.
Apa itu Kista Ovarium
Kista ovarium adalah kantung yang tumbuh dalam ovarium atau indung telur. Kantung ini dapat berisi cairan, zat padat, ataupun udara. Kondisi ini umum terjadi pada wanita yang masih mengalami menstruasi ataupun wanita yang akan memasuki masa menopause, pada rentang usia 30-54 tahun.
Apakah Kista Ovarium dapat Terjadi di Masa Kehamilan
Kista saat hamil merupakan hal yang cukup umum terjadi. Jurnal BMJ Medical Journal sendiri menyebutkan bahwa kondisi ini terjadi pada 1 dari 1.000 Mommil. Kista ovarium sendiri umumnya ditemukan pada trimester awal melalui pemeriksaan USG rutin.
Jenis-Jenis Kista Ovarium
Kista ovarium terbagi menjadi 2 yaitu kista fungsional dan kista patologis.
1. Kista Fungsional
Kista fungsional adalah jenis kista yang paling umum ditemukan. Kista jenis ini umumnya tidak berbahaya, muncul dengan singkat, dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan tertentu.
2. Kista Patologis
Kista ovarium jenis ini disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang tidak normal. Kondisi ini dapat mengarah menuju terbentuknya kista jinak ataupun tumor.
Gejala Kista Ovarium
Secara umum, kondisi ini tidak menimbulkan gejala tertentu. Namun, bila kondisi kista semakin memburuk dimana ukuran kista semakin membesar, maka ada beberapa gejala kista ovarium yang biasanya muncul yaitu:
-
- Rasa nyeri yang bervariasi. Rasa nyeri ini dapat terasa ringan atau parah, hilang dan timbul, ataupun muncul di sisi kiri maupun kanan bawah perut. Gejala kista ovarium berupa rasa nyeri ini dapat timbul kapan saja, ataupun saat menstruasi dan setelah melakukan hubungan seksual.
- Terjadi perubahan menstruasi dari volume yang menjadi lebih banyak atau lebih sedikit, serta siklus yang berubah. Hal ini merupakan gejala kista ovarium yang perlu lebih dicermati oleh Mom semua.
- Muncul gangguan pencernaan dalam berbagai bentuk. Gejala kista ovarium selanjutnya berkaitan dengan sistem pencernaan misalnya, perut kembung, cepat kenyang walaupun baru makan sedikit, perut terasa penuh dan berat, sering buang air kecil, dan sulit buang air besar.
- Dalam beberapa kondisi, gejala kista ovarium yang muncul adalah rasa pusing hingga pingsan, demam, dan napas terasa lebih cepat.
Penyebab Kista Ovarium
Selain gejala kista ovarium, kenali juga penyebab dari kondisi ini. Berdasarkan jenisnya, kista ovarium terbagi menjadi 2 yaitu kista fungsional dan kista patologis. Setiap jenis memiliki penyebab yang berbeda. Penyebab kista fungsional sendiri dapat dilihat dari jenisnya yaitu:
1. Kista Folikel
Selama masa menstruasi, sel telur tumbuh dalam kantong folikel. Folikel ini nantinya akan terbuka dan melepaskan sel telur. Bila folikel tidak terbuka, cairan di dalamnya akan menumpuk dan menjadi kista.
2. Kista Korpus Luteum
Dalam kondisi normal, folikel yang telah melepas sel telur akan menghilang. Bila folikel ini tidak menghilang, akan menyebabkan kista. Jenis kista inilah yang paling umum ditemukan pada Mommil.
Sementara kista patologis disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel tidak normal. Penyebabnya dapat dilihat dari jenisnya yaitu:
-
- Kista dermoid yang terbentuk dari sel embrio dan sudah ada sejak lahir.
- Kista adenoma yang berisi cairan atau lendir.
- Endometrioma yang disebabkan oleh sel endometrium yang tumbuh dalam ovarium.
Faktor Risiko Kista Ovarium
Setelah mengenal gejala kista ovarium dan penyebabnya, Mom juga perlu mengetahui faktor risiko yang membuat seorang wanita lebih rentan menderita kista, yaitu:
1. Masalah Hormonal
Masalah hormonal dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan pada produksi sel-sel telur dan meningkatkan risiko terkena kista.
2. Sedang Hamil
Ada kalanya, kista yang terbentuk saat memproduksi sel telur tetap bertahan dan tidak menghilang di saat kandungan memasuki usia trimester kedua.
3. Siklus Menstruasi Tidak Teratur
Siklus menstruasi tidak teratur menunjukkan ketidakseimbangan kadar hormon dalam tubuh dan meningkatkan risiko kista ovarium.
4. Faktor Usia
Wanita yang memasuki usia menopause lebih rentan terhadap kondisi ini. Namun dalam beberapa kasus, kista juga ditemukan pada remaja.
Apakah Kista Saat Hamil Berbahaya?
Sebagian besar kista saat hamil tidak berbahaya. Pada umumnya, kista yang terbentuk pada masa awal kehamilan akan menyusut dan menghilang dengan sendirinya. Hal yang perlu diwaspadai adalah bila ukuran kista semakin membesar serta gejala kista ovarium terasa semakin parah.
Komplikasi Kista Saat Hamil
Beberapa komplikasi kista saat hamil yang mungkin terjadi adalah:
1. Perdarahan Akibat Pecahnya Kista
Ukuran kista saat hamil yang cukup besar biasanya akan menimbulkan gejala kista ovarium berupa rasa nyeri yang hebat. Dalam beberapa kasus, kista ovarium ini dapat pecah dan menimbulkan perdarahan yang menyerupai keguguran.
2. Kelainan Torsi
Kelainan torsi yang diakibatkan kista saat hamil menunjukkan kondisi dimana kista berpindah posisi. Hal ini akan menimbulkan rasa nyeri yang hebat bagi Mommil, serta mual dan muntah.
Diagnosis Kista Saat Hamil
Penegakan diagnosis kista saat hamil oleh dokter kandungan akan dilakukan setelah melakukan beberapa pemeriksaan yaitu:
1. Pelvic USG
Pelvic USG atau USG panggul merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat posisi, ukuran, serta tekstur kista ovarium.
2. Tes Kehamilan
Tes ini diberikan untuk memastikan kondisi Mom dalam keadaan tidak hamil. Bila sedang hamil, maka kemungkinan besar kista tersebut termasuk jenis kista korpus luteum.
3. Tes Darah Antigen CA 125
Tes ini dilakukan apabila ada kecurigaan kista saat hamil tersebut berpotensi menjadi kanker.
Pengobatan Kista Ovarium
Setelah mengetahui penegakan diagnosis kista, selanjutnya kami akan memberikan informasi mengenai cara penanganan atau pengobatan kista ovarium yang dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Laparoskopi
Laparoskopi merupakan tindakan operasi pengangkatan kista dengan membuat sayatan kecil dibantu dengan alat laparoskop berupa selang kecil yang dilengkapi kamera.
2. Laparotomi
Untuk mengangkat kista yang berukuran lebih besar, maka dokter akan melakukan laparotomi alias pembedahan perut terbuka.
3. Penggunaan Pil KB
Pemberian pil KB ternyata dapat membantu mencegah munculnya kista kembali. Hal ini dapat dilakukan bagi Mom yang sering mengalami kista.
Kondisi kista saat hamil umumnya dapat terdeteksi melalui USG sejak awal kehamilan. Oleh karena itu, Mom wajib melakukan pemeriksaan rutin ke dokter Sp.OG di klinik Kehamilan Sehat untuk memantau kista ovarium tersebut. Apabila kondisi kista semakin membesar, dokter akan memberikan penanganan terbaik sejak dini.
Bila Mom sendiri adalah penderita kista ovarium, Mom juga dapat berkonsultasi perihal pemeriksaan kehamilan yang dalam kondisi tersebut. Konsultasi dengan dokter pilihan dan terpercaya di Klinik Kehamilan Sehat akan membantu Mom menemukan jalan keluar terbaik walaupun dalam kondisi menderita kista ovarium agar dapat segera hamil dan memiliki momongan.
0 Comments