Apakah Mom pernah mendengar tentang PCOS atau sindrom ovarium polikistik? Kondisi ini merupakan salah satu gangguan kesehatan pada wanita yang disebut-sebut dapat mendorong terbentuknya kista pada ovarium. Dalam tingkatan yang lebih parah, PCOS atau sindrom ovarium polikistik dapat menyebabkan kemandulan. Baca lebih lanjut untuk mengenali PCOS mulai dari pengertian, gejala, penyebab PCOS, pengaruhnya pada kehamilan, dan cara mengatasinya.
Apa itu PCOS
PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi ketidakseimbangan hormon dalam tubuh wanita yang memengaruhi perkembangan sel ovum atau sel telur. Kondisi PCOS atau sindrom ovarium polikistik memiliki 3 masalah utama, yaitu:
-
- Kista di indung telur
- Periode menstruasi yang tidak teratur
- Jumlah hormon pria yang tinggi dalam tubuh
Apakah PCOS Merupakan Hal yang Umum Terjadi?
Kondisi ini umumnya terjadi pada wanita usia 15- 44 tahun. Dari rentang usia tersebut, sekitar 27% diantaranya menderita sindrom ovarium polikistik. Namun, banyak yang belum terdiagnosis. Jadi, kondisi ini terbilang cukup umum terjadi.
Gejala PCOS
Gejala PCOS atau sindrom ovarium polikistik yang mudah dikenali antara lain:
1. Gangguan Menstruasi
Kondisi ini memengaruhi terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur setiap bulannya. Hal ini membuat periode menstruasi Mom menjadi terganggu. Penderita PCOS umumnya mengalami menstruasi kurang dari 9 kali setiap tahunnya.
2. Perdarahan Hebat
Siklus menstruasi yang terganggu ini juga umumnya disertai dengan volume darah menstruasi yang cukup hebat.
3. Gejala Kebotakan
Sindrom ovarium polikistik dapat menyebabkan gejala kebotakan dimana rambut rontok dan menipis menyerupai pola kebotakan pria.
4. Perubahan Warna Kulit
Kulit terlihat lebih gelap pada beberapa area seperti pada area selangkangan, lipatan leher, dan lipatan payudara.
5. Timbulnya Jerawat
Hormon pria dalam tubuh membuat kulit menjadi lebih berminyak dan memicu munculnya jerawat di wajah dan punggung.
6. Mood yang Berubah dengan Cepat
Ketidakseimbangan hormon akan memengaruhi mood Mom.
7. Tumbuh Rambut di Beberapa Bagian Tubuh
Sebagian besar wanita dengan sindrom ovarium polikistik akan mengalami gejala berupa tumbuhnya rambut di beberapa bagian tubuh seperti dada, perut, dan punggung.
8. Berat Badan Naik Drastis
Sebagian besar wanita dengan sindrom ovarium polikistik juga mengalami kenaikan berat badan secara drastis bahkan mencapai obesitas.
Apa Penyebab PCOS
Penyebab PCOS (sindrom ovarium polikistik) sampai saat ini belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang memiliki peran besar yaitu:
1. Resistensi Insulin
Penyebab PCOS berupa resistensi insulin ini mengacu pada ketidakmampuan tubuh dalam merespon insulin secara normal. Akibatnya, kadar gula darah dan produksi insulin dalam tubuh meningkat dan memicu naiknya produksi hormon androgen.
2. Inflamasi Tingkat Rendah
Inflamasi tingkat rendah menjadi salah satu faktor penyebab PCOS. Hal ini mendorong ovarium untuk memproduksi hormon androgen.
Tidak Seimbangnya Hormon dalam Tubuh
Ketidakseimbangan berbagai hormon dalam tubuh juga merupakan faktor penyebab PCOS atau sindrom ovarium polikistik. Simak penjelasannya dibawah ini :
1. Hormon Androgen
Hormon Androgen merupakan hormon yang paling banyak ditemukan pada laki-laki. Tubuh wanita sebenarnya turut memproduksi hormon ini, namun dalam jumlah yang terbatas. Pada kondisi sindrom ovarium polikistik, produksi hormon androgen jauh melebihi kapasitasnya dan menjadi salah satu penyebab PCOS.
2. Luteinizing Hormone
Hormone ini bertanggung jawab dalam menstimulasi proses ovulasi. Kadar hormone yang lebih tinggi dari kadar normal menjadi salah satu penyebab PCOS.
3. Hormon Prolaktin
Hormon yang menstimulasi produksi ASI mengalami kenaikan pada kasus PCOS
4. Sex Hormone-binding Globulin
Penyebab PCOS selanjutnya adalah penurunan jumlah sex hormone-binding globulin yang bertanggung jawab untuk mengurangi dampak testosterone dalam tubuh ini
Apakah Pengidap PCOS Bisa Hamil?
Jawaban singkat untuk pertanyaan ini adalah ya, penderita PCOS bisa hamil. Namun, perlu dipahami bahwa dasar dari kondisi sindrom ovarium polikistik adalah terganggunya siklus menstruasi yang berkaitan erat dengan proses pembentukan sel telur (ovulasi). Hal ini tentu saja membuat para pengidapnya lebih sulit untuk hamil.
Lalu bagaimana cara penderita PCOS bisa hamil?
Penderita PCOS bisa hamil asalkan mendapatkan perawatan untuk meningkatkan kesuburan mereka. Selain itu, penderita PCOS bisa hamil dengan cara menurunkan berat badan serta kadar gula darah sangat membantu untuk meningkatkan peluang hamil.
Komplikasi PCOS pada Kehamilan
Penderita PCOS bisa hamil, namun ada beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai yaitu:
1. Preeklampsia
Penderita PCOS bisa hamil perlu mewaspadai preeclampsia yaitu naiknya tekanan darah setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu. Bila tidak mendapat perawatan yang tepat, kondisi ini dapat menyebabkan risiko kesehatan yang lebih besar bagi Mom.
2. Diabetes Gestasional
Mom dengan sindrom ovarium polikistik memiliki risiko mendapatkan diabetes gestasional. Dengan perawatan yang tepat, diabetes gestasional akan hilang setelah melahirkan. Kondisi ini juga dapat membuat ukuran tubuh bayi menjadi lebih besar sehingga harus dilakukan operasi Caesar.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh! Ketahui Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Diabetes Gestasional
3. Risiko pada Bayi
Bayi dengan Mom yang memiliki diabetes gestasional akibat PCOS berisiko untuk lahir prematur, berukuran sangat besar sehingga harus dilahirkan melalui operasi Caesar, memiliki kadar gula darah rendah, kesulitan bernapas, dan memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita diabetes tipe 2.
Komplikasi PCOS
Komplikasi sindrom ovarium polikistik secara umum yang perlu Mom waspadai adalah:
1. Gangguan Kecemasan
Perubahan hormon di dalam tubuh serta munculnya kondisi-kondisi tertentu, belum lagi kekhawatiran tentang pengidap PCOS bisa hamil atau tidak dapat menimbulkan kecemasan hingga depresi.
2. Kanker Endometrium
Proses ovulasi yang terhambat membuat jaringan endometrium yang ada tidak luruh setiap bulannya. Penumpukan jaringan ini dapat menyebabkan terjadinya kanker endometrium.
3. Sindrom Metabolik
Sebagian besar penderita sindrom ovarium polikistik menderita kegemukan atau obesitas. Kegemukan dan PCOS meningkatkan risiko terjadinya sindrom metabolik yang meliputi kadar gula tinggi, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol baik LDL rendah, dan kadar kolesterol jahat HDL tinggi.
4. Sleep Apnea
Sleep apnea adalah kondisi dimana pernapasan berhenti secara berulang saat tidur di malam hari. Hal ini lebih umum ditemukan pada wanita yang mengalami obesitas. Risikonya akan meningkat hingga 5-10 kali pada mereka yang obesitas dan mengidap sindrom ovarium polikistik.
5. Infertilitas
Proses ovulasi yang terhambat pada pengidap PCOS meningkatkan risiko infertilitas atau sulit hamil.
6. Diabetes Mellitus Tipe 2
Kondisi sindrom metabolik pada penderita sindrom ovarium polikistik meningkatkan juga risiko menderita diabetes mellitus tipe 2.
Penanganan PCOS
Penanganan sindrom ovarium polikistik yang tepat dan membantu mengontrol kondisi ini dan meningkatkan peluang pengidap PCOS bisa hamil.
1. Konsumsi Pil KB
Untuk membantu mengatur siklus menstruasi sekaligus penanganan gejala yang ada seperti jerawat. Mom dapat mengonsumsi pil KB, namun sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan.
2. Terapi Elektrolisis
Terapi elektrolisis adalah cara efektif untuk menghilangkan rambut yang tumbuh pada wajah, punggung, dan perut penderita PCOS.
3. Konsumsi Metformin
Metformin adalah obat yang dipergunakan untuk mengontrol diabetes tipe 2 dan sindrom ovarium polikistik dengan cara meningkatkan kadar insulin.
4. Menerapkan Gaya Hidup Sehat
Gaya hidup sehat dengan diet dan olahraga dapat membantu menurunkan berat badan. Hal ini akan membantu dalam regulasi siklus menstruasi dan meminimalisir gejala PCOS.
Mom, pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter Sp.OG di klinik Kehamilan Sehat untuk mengetahui kondisi PCOS yang Mom alami. Dokter di klinik Kehamilan Sehat siap membantu Mom menemukan jalan terbaik untuk penanganan kondisi ini. Tidak hanya itu, Mom juga dapat mengetahui program hamil yang tepat bagi penderita sindrom ovarium polikistik bersama dengan bantuan para ahli di klinik ini.
0 Comments