Setelah lama menanti momen persalinan selama 9 bulan, akhirnya momen itu tiba. Waktu yang terus berjalan untuk dapat bertemu si Kecil pun datang. Banyak cara yang bisa Mom lakukan untuk melahirkan, mulai dari persalinan normal, caesar, hingga induksi alami.
Ketika Mom ingin melakukan cara induksi, disarankan untuk berhati-hati karena dapat berisiko membahayakan untuk Mom dan janin saat persalinan. Ada hal-hal yang harus Mom perhatikan saat memilih untuk melahirkan dengan cara induksi. Mom dapat menemukan jawabannya dalam artikel ini. Yuk simak sampai habis Mom.
Apa Itu Induksi?
Induksi merupakan prosedur yang dapat melancarkan proses melahirkan. Tujuan dari melakukan induksi persalinan ialah untuk merangsang Mom agar dapat kontraksi rahim agar mempercepat proses persalinan.
Induksi melahirkan menjadi penting ketika usia kandungan Mom sudah lewat dari 42 minggu dan cairan ketuban mulai berkurang. Jika tidak dilakukan segera tindakannya, maka berbagai risiko pada janin akan mungkin terjadi mulai dari gawat janin hingga kematian.
Baca juga: 4 Cara Induksi Alami Ini Bisa Bantu Mommil Cepat Melahirkan
Kapan Mom Harus Melakukan Induksi Persalinan?
Alasan Mom melakukan induksi melahirkan adalah untuk mempercepat proses persalinan. Mom biasanya juga sudah tidak asing lagi mendengar proses induksi persalinan. Induksi melahirkan tidak dapat dilakukan tanpa arahan dari dokter.
Ada beberapa kondisi yang mengharuskan Mommil diinduksi saat persalinan, yakni:
- Ketika usia kandungan Mom lebih dari 41-42 minggu
- Mom memiliki riwayat penyakit, seperti masalah pada jantung atau paru-paru
- Telah mengalami pecah ketuban tapi belum merasa kontraksi
- Adanya infeksi rahim
- Pertumbuhan si janin yang buruk
- Mom memiliki riwayat diabetes gestasional sebelum hamil
Itulah tanda-tanda yang mengharuskan Mom induksi melahirkan. Mom dapat melakukan induksi persalinan saat telah dianjurkan oleh dokter saat jadwal pemeriksaan.
Risiko yang Muncul Setelah Induksi
Saat Mom memilih untuk diinduksi saat persalinan, ketahuilah ada beberapa risiko yang harus Mom perhatikan yang mungkin terjadi kepada Mom dan janin :
1. Proses induksi gagal
Induksi persalinan dianggap gagal ketika sudah melewati 24 jam bahkan lebih. Jika sudah seperti ini, Maka Mom disarankan untuk melakukan operasi caesar.
2. Dapat muncul infeksi
Saat dalam perut Mom, janin terlindungi dengan air ketuban. Ketika air ketuban sudah pecah, tetapi bayi tidak keluar juga biasanya bayi akan rentan terkena infeksi dalam kandungan.
3. Perdarahan setelah melahirkan
Induksi persalinan dapat berisiko terjadinya otot rahim tidak kontraksi dengan baik setelah melahirkan sehingga membuat Mom mengalami perdarahan setelah melahirkan.
4. Detak jantung janin rendah
Induksi dilakukan menggunakan obat melalui suntikan infus dan bisa saja menyebabkan kontraksi yang tidak biasa lalu mungkin dapat mengurangi oksigen bayi dengan menurunkan detak jantung bayi.
5. Terjadinya robek rahim
Rahim robek dapat terjadi sepanjang bekas luka saat Mom melakukan operasi caesar. Ketika hal ini sudah terjadi, operasi caesar darurat diperlukan agar tidak terjadi komplikasi yang mengancam jiwa ataupun rahim perlu diangkat.
Cara Induksi Persalinan
Ketika Mom memutuskan untuk diinduksi saat persalinan, maka ada cara yang dapat diberikan untuk induksi melahirkan seperti memberikan obat atau cara lainnya sebagai perangsang melahirkan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan induksi melahirkan :
– Menggunakan obat prostaglandin
– Obat oksitosin
– Obat misoprostol
– Menggunakan kateter foley
Hal terpenting bagi Mommil adalah selalu melakukan konsultasi rutin dengan dokter kandungan terpercaya di Kehamilan Sehat. Tim dokter di Kehamilan Sehat akan membantu memantau kondisi Mommil dan janin dari waktu ke waktu, sebisa mungkin menghindari operasi caesar bila tidak diperlukan.
0 Comments